Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi Negatif Lagi, RI Masuk Jurang Resesi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 mencatatkan minus hingga 3,49 persen secara tahunan.
Artinya, dalam dua kuartal berturut-turut pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mencatatkan pertumbuhan negatif yang menandakan resesi ekonomi. Pada kuartal II/2020 pertumbuhan ekonomi tercatat minus 5,32 persen.
Advertisement
Kabar baiknya, kontraksi ekonomi ini mengecil dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Secara kuartalan, ekonomi pun tumbuh 5,05 persen (quarter to quarter/qtq), meskipun secara kumulatif masih mencatatkan kontraksi 2,03 persen.
Baca juga: Satu Bulan Ditugasi Jokowi Tangani Covid-19, Luhut Sebut Ada Ketidaksesuaian Data
"Yang pertama secara kuartalan, PDB Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif dan cukup tinggi. Artinya terjadi perbaikan ekonomi yang siginifkan untuk melangkah ke triwulan IV," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Kamis (5/11/2020).
Lebih jauh, dia memaparkan bahwa menurut lapangan usaha, dari 17 sektor, rata-rata mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi di transportasi dan pergudangan dengan pertumbuhan antarkuartal 24,28%.
Baca juga: Komunikasi Publik Pemerintah tentang Vaksi Corona Dinilai Belum Meyakinkan
Hal itu karena dipicu oleh penambahan perjalanan beberapa armada transportasi karena pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sementara itu, akomodasi, makanan dan minuman naik 14,79% dengan didorong oleh pelonggaran PSBB karena ada peningkatan okupansi hotel serta restoran.
“Secara quartal to quartal, seluruh lapangan usaha sudah bergerak positif. Ini irama yang sangat bagus sekali dan harus dijaga,” terangnya.
Dari sisi pengeluaran terjadi realisasi cukup positif, terutama didorong oleh konsumsi pemerintah yang naik 16,93%. Ada kenaikan realisasi belanja APBN terutama pada belanja barang dan jasa, serta bantuan sosial.
Sementara itu, ekspor pada kuartal III mencatatkan pertumbuhan 12,14%, sedangkan impor masih terkontraksi 0,08%. “Jadi secara quartal to quartal ekonomi Indonesia menunjukkan arah yang sangat positif, di mana seluruh lapangan usaha positif, dan sisi pengeluaran, kecuali impor.”
Secara umum, struktur PDB pada kuartal III tidak berubah. Sebesar 64,13% berasal dari lima sektor usaha, seperti industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Warga Berbondong-Bondong Beli Emas Batangan, Ini Menurut Ekonom UAJY
- Penerapan Tarif Impor AS, China Peringatkan Potensi Krisis Kemanusiaan
- Perang Dagang, China Balas Amerika Serikat dengan Mengenakan Tarif Impor 125 Persen
- Tarif Impor Amerika Serikat atas Barang-Barang dari China 145 Persen, Bukan 125 Persen
- Kementerian Pekerjaan Umum Setujui Kenaikan Lima Ruas Jalan Tol, Ini Daftarnya
Advertisement

Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja Hari Ini, Rabu 16 April 2025, Berangkat dari Stasiun Jebres Solo hingga Tugu Jogja
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini
- Harga Bawang Merah dan Cabai Rawit Mulai Turun Hari Ini
- Soal Kouta Impor Dihapus, Bapanas Pastikan Melindungi Petani dan Peternak
- AS Pertimbangkan untuk Memberikan Keringanan Tarif Impor Bagi Produsen Mobil
- CIO Pandu Sjahrir Beri Sinyal Duit Danantara Bisa Diinvestasikan ke Pasar Modal
- Portofolio Stabil Jadi Kunci Deposito BPR Bisa Masuk Radar Investor
- Pasar Saham Dinilai Merespons Positif Kebijakan Prabowo, IHSG Bergerak Naik
Advertisement