Advertisement
Indonesia Disebut Berperan Besar dalam Pertumbuhan Ekonomi Islam Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 mengakibatkan pertumbuhan ekonomi berbagai negara melambat, termasuk pada sektor industri halal. Pada masa ini, diperkirakan terjadi penurunan belanja warga muslim global sekitar 8%. Diprediksi, belanja akan kembali tumbuh di akhir 2021, kecuali sektor pariwisata.
CEO Dinard Standard Rafi-Uddin Shikoh mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi syariah yang berkelanjutan dengan ekosistem yang kuat. Ke depannya juga akan memiliki peran besar dalam pertumbuhan ekonomi islam dunia.
Advertisement
“Laporan saya menyajikan kebangkitan Indonesia yang terus berlanjut memiliki ekosistem yang kuat untuk memungkinkan partisipasi besar dalam peluang pasar global multi-triliun ini. Ini juga salah satu yang paling menarik pasar untuk investor internasional saat ini,” katanya saat memaparkan penelitian yang dikutip dari keterangan pers, Selasa (17/11/2020).
The State of The Global Islamic Economy Report (SGIER) 2020/2021 mencatat pengeluaran warga muslim diperkirakan akan mencapai US$2,3 triliun pada 2024 dengan tingkat pertumbuhan kumulatif tahunan (CAGR) 3,1%.
SGIER 2020/2021 memaparkan pada 2019 tingkat pertumbuhan belanja muslim mencapai 3,2% (year on year) dengan nilai sekitar US$2,02 miliar. Sementara aset keuangan syariah dunia juga mengalami pertumbuhan tinggi, asetnya kini mencapai US$2,88 triliun.
Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar mengatakan bahwa Indonesia mengalami peningkatan signifikan dibandingkan negara lainnya dalam perkembangan industri halal.
Di tengah pandemi, ada sektor yang mendapatkan tantangan lebih berat, seperti sektor pariwisata. Tapi ada juga yang terdampak relatif ringan seperti sektor makanan dan minuman, yang bahkan cenderung stabil. Sementara sektor teknologi dan farmasi mengalami pertumbuhan pesat.
“Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengakselerasi produk dan jasa halal. Tidak saja untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga mempunyai peluang untuk go-ekspor,” jelas Sapta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- OJK Klaim Ketahanan Perbankan Terjaga di Tengah Pelemahan Rupiah
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- AirAsia Batalkan Penerbangan ke Malaysia Akibat Erupsi Gunung Raung di Sitaro Sulut
- Rupiah Melemah, HIPMI Usulkan Ini kepada Pemerintah
Advertisement
Advertisement