Advertisement
Asosiasi Jalan Tol Indonesia : 2021, Ada Tantangan tapi Ada Peluang

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Asosiasi Jalan Tol Indonesia atau ATI menyatakan bahwa masih akan ada tantangan bagi pertumbuhan industri jalan tol pada 2021 ini. Namun, tahun ini juga dinilai sebagai tahun peluang bagi pengembangan infrastruktur di Indonesia.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Kris Ade Sudiyono mengatakan bahwa investasi jalan tol memerlukan kapital yang besar. Selain itu, tingkat pengembalian dalam investasi jalan tol memerlukan waktu yang sangat panjang.
Advertisement
"[Investasi di jalan tol] membutuhkan kepastian usaha dan tingkat pengembalian jangka panjang sebagai kunci utamanya. Bisnis yang resilience yang didukung konsistensi dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga dan memenuhi persyaratan model bisnis dari investasi ini sangat diperlukan," katanya melalui keterangan resmi, Senin (18/1/2021).
Kris berujar bahwa sebagian pembangunan jalan tol tersebut akan menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) sebagai sumber pendanaan.
Baca juga: Kompolnas Anggap Tak Masalah Komjen Listyo Sigit Dinilai Terlalu Muda Jadi Kapolri
Skema tersebut telah diatur dalam Peraturan Presiden No. 38/2015 tentang KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur.
"Hal ini membawa kesempatan yang besar bagi investor swasta dan badan usaha untuk terus mengembangkan portofolionya di bisnis infrastruktur jalan tol," katanya.
Selain itu, Kris menilai terbentuknya sovereign wealth fund (SWF) akan memberi dorongan positif untuk industri jalan tol.
Menurutnya, pengelolaan dana tersebut akan meningkatkan minat investor asing untuk menanamkan dananya ke proyek infrastruktur nasional, termasuk jalan tol.
BPJT mendata nilai investasi akumulasi harga berlaku industri jalan tol naik 5,51 persen atau bertambah Rp38,11 triliun menjadi Rp729,54 triliun. Adapun, pada tahun lalu tidak ada investasi asing langsung (foreign direct investment/DI) yang masuk ke industri jalan tol.
Sementara itu, pembiayaan internasional sepanjang 2020 tercatat Rp3,54 triliun. Namun, BPJT memprognosis bahwa investasi jalan tol pada 2021 akan kembali tumbuh.
Baca juga: Menko Airlangga Tertangkap Kamera sedang Donor Plasma Konvalesen, Pernah Positif Covid-19?
Nilai investasi akumulasi harga berlaku jalan tol pada 2021 akan naik 21,63 persen atau bertambah sekitar Rp157 triliun menjadi Rp887,41 triliun. Sementara itu, nilai FDI akan bertambah Rp10,1 triliun menjadi Rp20 triliun.
Kris menilai keterlibatan pemerintah daerah akan menjadi tantangan bagi realisasi investasi di industri jalan tol pada tahun ini. Menurutnya, pemda memegang kunci krusial dari keberhasilan proyek infrastruktur.
"Pemerintah daerah adalah pihak yang mendapatkan keuntungan nilai publik paling tinggi dari keberadaan infrastruktur tersebut," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
- Harga Bawang Merah Masih Tinggi di Level Rp42.528 per Kilogram
- Shopee Tambah Beban Baru Biaya Transaksi untuk Seller
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ini Daftar Tarif Listrik PLN Mulai 1 Juli 2025
- Barsa City Yogyakarta Resmikan HQ dan Unit Baru Tipe Studio
- Harga Emas Antam Hari Ini 30 Juni 2025 Turun Drastis, Rp1,88 Juta per Gram
- 30.000 Pekerja Terkena PHK hingga Juni 2025, Begini Langkah Pemerintah
- Hingga Mei 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Mencapai Rp7,26 Triliun
- Harga Bawang Merah dan Cabai Hari Ini 30 Juni 2024 Turun
- Permudah Perizinan Usaha, Pemerintah Terbitkan PP 28/2025 dan Wajibkan Semua K/L Masuk OSS-RBA
Advertisement
Advertisement