Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi Dunia Tahun Ini Tak Mampu Tutupi Kerugian Tahun Lalu
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pada 2020, ekonomi dunia menyusut 4,3 persen, lebih dari dua setengah kali lipat dari penurunan selama krisis keuangan global 2009.
Sayangnya, pemulihan sebesar 4,7 persen yang diharapkan pada 2021 hampir tidak akan mengimbangi kerugian pada 2020.
Advertisement
Laporan PBB bertajuk World Economic Situation and Prospects menggarisbawahi bahwa pemulihan berkelanjutan dari pandemi akan bergantung tidak hanya pada besaran stimulus dan peluncuran vaksin yang cepat, tetapi juga pada kualitas dan efektivitas langkah-langkah ini untuk membangun ketahanan terhadap guncangan di masa depan.
PBB memperingatkan bahwa dampak sosio-ekonomi yang menghancurkan dari pandemi Covid-19 akan dirasakan selama bertahun-tahun yang akan datang.
Menghindari hal itu, dibutuhkan investasi cerdas dalam ketahanan ekonomi, sosial dan iklim untuk memastikan pemulihan ekonomi global yang kuat dan berkelanjutan.
“Kita menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi terburuk dalam 90 tahun. Saat kita berduka atas meningkatnya jumlah korban tewas, kit harus ingat bahwa pilihan yang kita buat sekarang akan menentukan masa depan kolektif, "kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, dalam keterangan resminya kemarin, dikutip Selasa (26/1/2021).
Dia mendorong negara-negara untuk berinvestasi pada pada masa depan yang inklusif dan berkelanjutan. Hal itu harus didorong oleh kebijakan cerdas, investasi berdampak, dan sistem multilateral yang kuat serta efektif yang menempatkan orang-orang di jantung semua upaya sosial dan ekonomi.
Negara-negara maju, yang diproyeksikan mengalami pertumbuhan output 4 persen pada 2021, menyusut paling banyak pada 2020, sebesar 5,6 persen, karena penghentian ekonomi dan gelombang pandemi. Hal ini meningkatkan risiko langkah-langkah penghematan dini yang hanya akan menggagalkan upaya pemulihan secara global.
Sementara itu, negara-negara berkembang mengalami kontraksi yang tidak terlalu parah pada 2,5 persen, dengan perkiraan rebound 5,7 persen pada 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Opsi Bank Indonesia untuk Antisipasi
- Slot Perjalanan KA Yogyakarta-Gambir Ditambah, Ini Jadwalnya
- Transportasi Mudik 2024, Kereta Api Jadi Pilihan Utama
Advertisement
Pemkab Sleman Berupaya Mempercepat Penurunan Angka Stunting
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Opsi Bank Indonesia untuk Antisipasi
- Aturan Barang Bawaan Melewati Bea Cukai Bakal Disusun Menteri Keuangan
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Malaysia Airlines Batalkan Penerbangan
- Masih Ada UKM di DIY yang Belum Bangkit Setelah Pandemi Usai
- Disnakertrans DIY: Kepatuhan Perusahaan Bayar THR Meningkat Tiga Tahun Terakhir
Advertisement
Advertisement