Advertisement

Pertumbuhan Ekonomi Dunia Tahun Ini Tak Mampu Tutupi Kerugian Tahun Lalu

Reni Lestari
Selasa, 26 Januari 2021 - 22:27 WIB
Budi Cahyana
Pertumbuhan Ekonomi Dunia Tahun Ini Tak Mampu Tutupi Kerugian Tahun Lalu Gedung PBB - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Pada 2020, ekonomi dunia menyusut 4,3 persen, lebih dari dua setengah kali lipat dari penurunan selama krisis keuangan global 2009.

Sayangnya, pemulihan sebesar 4,7 persen yang diharapkan pada 2021 hampir tidak akan mengimbangi kerugian pada 2020.

Advertisement

Laporan PBB bertajuk World Economic Situation and Prospects menggarisbawahi bahwa pemulihan berkelanjutan dari pandemi akan bergantung tidak hanya pada besaran stimulus dan peluncuran vaksin yang cepat, tetapi juga pada kualitas dan efektivitas langkah-langkah ini untuk membangun ketahanan terhadap guncangan di masa depan.

PBB memperingatkan bahwa dampak sosio-ekonomi yang menghancurkan dari pandemi Covid-19 akan dirasakan selama bertahun-tahun yang akan datang.

Menghindari hal itu, dibutuhkan investasi cerdas dalam ketahanan ekonomi, sosial dan iklim untuk memastikan pemulihan ekonomi global yang kuat dan berkelanjutan.

“Kita menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi terburuk dalam 90 tahun. Saat kita berduka atas meningkatnya jumlah korban tewas, kit harus ingat bahwa pilihan yang kita buat sekarang akan menentukan masa depan kolektif, "kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, dalam keterangan resminya kemarin, dikutip Selasa (26/1/2021).

Dia mendorong negara-negara untuk berinvestasi pada pada masa depan yang inklusif dan berkelanjutan. Hal itu harus didorong oleh kebijakan cerdas, investasi berdampak, dan sistem multilateral yang kuat serta efektif yang menempatkan orang-orang di jantung semua upaya sosial dan ekonomi.

Negara-negara maju, yang diproyeksikan mengalami pertumbuhan output 4 persen pada 2021, menyusut paling banyak pada 2020, sebesar 5,6 persen, karena penghentian ekonomi dan gelombang pandemi. Hal ini meningkatkan risiko langkah-langkah penghematan dini yang hanya akan menggagalkan upaya pemulihan secara global.

Sementara itu, negara-negara berkembang mengalami kontraksi yang tidak terlalu parah pada 2,5 persen, dengan perkiraan rebound 5,7 persen pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pemkab Sleman Berupaya Mempercepat Penurunan Angka Stunting

Sleman
| Jum'at, 19 April 2024, 07:27 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement