Advertisement
Tahan Dulu Beli Mobil, Bulan Depan PPnBM Nol Persen
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto / Youtube Sekretariat Presiden RI
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik usulan relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Dia menilai hal ini dapat meningkatkan kemampuan membeli masyarakat dan memberikan lompatan pada perekonomian.
Airlangga melanjutkan bahwa dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi saat ini, relaksasi akan dilakukan secara bertahap. Stimulus PPnBM diusulkan untuk dilakukan sepanjang tahun 2021 dengan skenario PPNBM 0 persen (Maret-Mei), PPNBM 50 persen (Juni-Agustus), dan 25 persen (September-November).
Advertisement
Airlangga menjelaskan bahwa pulihnya produksi dan penjualan industri otomotif akan membawa dampak yang luas bagi sektor industri lainnya. Dalam menjalankan bisnisnya, industri bahan baku berkontribusi sekitar 59 persen dalam industri otomotif.
“Industri pendukung otomotif sendiri menyumbang lebih dari 1,5 juta orang dan kontribusi PDB sebesar Rp700 triliun,” katanya keterangan pers, Kamis (11/2/2021).
Sebelumnya Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengusulkan penghapusan PPnBM untuk jenis mobil tertentu. Asosiasi mengusulkan mobil dengan kubikasi mesin 1.500cc dan memiili tingkat komponen dalam negeri yang tinggi diberikan relaksasi pajak barang mewah.
Adapun wacana terkait insentif kendaraan bermotor memang penuh jalan berliku, gelap, dan berkabut. Menurut catatan Bisnis, sudah tiga kali pemerintah menyatakan bakal memberikan relaksasi agar sektor ini mampu berakselerasi setelah dihantam pandemi.
Wacana tersebut pertama kali datang dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada September 2020, terkait usulan relaksasi pajak penjualan barang mewah (PPnBM) guna mengakselerasi penjualan mobil baru pada masa pandemi Covid-19.
Namun, sebulan kemudian, Menteri Keuangan Sri Mulyani secara tegas menolak usulan tersebut. Menurut Menkeu, saat itu pemerintah tengah fokus untuk mengoptimalkan paket insentif yang telah dikeluarkan untuk semua pelaku industri.
Setelah itu Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dalam diskusi Indonesia Business Challenges 2021, menyatakan bahwa sektor otomotif mampu menjadi katalisator pemulihan ekonomi Indonesia pada tahun ini.
Oleh sebab itu, kata Lutfi, industri otomotif perlu diberikan insentif agar pasar mampu membeli kendaraan bermotor. “Karena begitu otomotif sektornya jalan, ini bisa menjalankan gerbong kereta dari sektor produksi,” tuturnya.
Sementara itu pasar otomotif, baik sepeda motor maupun mobil, sepanjang 2020 tercatat mengalami penurunan hampir 50 persen dibandingkan tahun 2019.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), kinerja penjualan sepeda motor sepanjang 2020 terkoreksi 43,5 persen dibandingkan capaian tahun 2019 akibat krisis yang ditimbulkan pandemi Covid-19.
Pada periode yang sama Gaikindo mencatat total penjualan ritel kendaran roda empat atau lebih pada 2020 mencapai 578.327 unit, turun 44,7 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jadwal SIM Keliling Polda DIY Hari Ini Selasa 18 November 2025
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam Naik, UBS dan Galeri24 Stabil
- BBM Stabil: Ini Daftar Harga Pertamina, Shell, bp, dan Vivo
- Permintaan MBG Dongkrak Harga Telur Ayam Ras
- Aturan Registrasi Kartu SIM Diubah, Masa Transisi Satu Tahun Disiapkan
- 394 Ribu Nomor Kendaraan Diblokir Akibat Curang Beli BBM Subsidi
- Kenaikan Harga Telur Tekan Daya Beli di Banyak Daerah
- Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Tetap Lanjut
Advertisement
Advertisement




