Advertisement
BPJS Kesehatan Mendengar, Program Tampung Masukan untuk Perbaiki Kinerja

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Untuk semakin memperbaiki kinerja dan sinergitas antarsektor, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan meminta masukan dari berbagai pihak. BPJS Kesehatan meminta masukan di antaranya dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, manajemen fasilitas kesehatan, tenaga medis, pemberi kerja, asosiasi fasilitas kesehatan, organisasi profesi, akademisi, pakar, dan lainnya.
Dalam acara BPJS Kesehatan Mendengar, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti berharap mendapatkan masukan dan evaluasi sesuai kebutuhan pihak-pihak terkait. Masukan ini nantinya menjadi bahan untuk membuat strategi jangka pendek, menengah, dan panjang BPJS Kesehatan.
Advertisement
“BPJS Kesehatan harus menyusun strategi yang bagus, yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan dan tantangan,” kata Ali dalam acara daring Kick Off BPJS Kesehatan Mendengar, Senin (8/3/2021).
Penerimaan masukan selama Maret 2021 ini berasal dengan tiga cara yaitu offline, online, dan form elektronik. Berbagai pihak bisa memberikan masukan dari segala sisi, baik inovasi mutu layanan, sistem antrian, kepuasan peserta, dan lainnya.
Selain itu, Ali juga memaparkan dalam memperluas kepesertaan BPJS Kesehatan akan memaksimalkan sektor formal dalam menjadi peserta. Akan ada pula crowdfunding serta kerja sama dengan pihak seperti filantropi, baznas dan lainnya. “[Kami selenggarakan] public education. Jangan sampai uang dibelanjakan kepada hal yang menyababkan sakit seperti rokok. Tapi lebih bagus uang dibalanjakan untuk menjaga kesehatan,” kata Ali.
Perlu Bersinergi
Sedangkan Wakil Menteri Kesehatan (Kemenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan Kemenkes dan BPJS Kesehatan sebagai tonggak utama kesehatan masyarakat Indonesia perlu bersinergi.
Di samping menyaluran anggaran untuk pengobatan dan edukasi kesehatan, Kemenkes dan BPJS Kesehatan perlu meninjau anggaran belanja sektor farmasi dan alat kesehatan. Saat ini, 95% bahan baku farmasi dan alat kesehatan di Indonesia masih impor dari luar negeri. Dante berharap Indonesia bisa mandiri dalam kedua hal tersebut.
“Kita akan memiliki kemandirian kesahatan yang lebih baik,” kata Dante.
Dante berharap BPJS Kesehatan bisa meningkatkan kapasitas kepesertaan masyarakat dalam Jaminan Kesehatan Nasional–Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Saat ini kapasitas kepesertaan masyarakat pada JKN-KIS baru 82%.
Adapula masalah lain seperti disparitas mutu layanan kesehatan di Indonesia. Setiap daerah di seluruh Indonesia masih memiliki kualitas yang berbeda. “Ke depan mutu layanan kesehatan di seluruh Indonesia kurang lebih harus sama,” kata Dante. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Wali Kota Jogja Klaim Target Pengurangan Volume Sampah 20 Persen Tercapai
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
- Pinjamin Dukung Bulan Inklusi Keuangan 2025 Lewat Penguatan Literasi
Advertisement
Advertisement