Advertisement
Diganti Baru, 45 Pesawat Tua Milik Singapore Airlines Group Dikandangkan
Pesawat milik maskapai Scoot, Singapore Airlines, dan Silk Air terlihat di Bandara Changi, Singapura, Selasa (14/8/2018). - Reuters/Edgar Su
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Singapore Airlines (SIA) Group selama setahun terakhir tercatat telah menghentikan operasi sebanyak 45 pesawat yang berusia tua untuk diganti dengan pesawat-pesawat jenis baru sejalan dengan target mencapai nol emisi karbon pada 2050.
Chief Executive Officer Singapore Airlines Goh Choon Phong mengatakan tetap fokus pada tujuan keberlanjutan bahkan pada saat melewati pandemi Covid-19. Menurutnya persoalan ini semakin penting bagi pelanggan dan staf.
Advertisement
BACA JUGA : Bahas Sriwijaya Air, Pengamat Singgung soal Usia Pesawat
Grup maskapai yang terdiri atas Singapore Airlines, Scoot dan SIA Cargo tersebut akan melakukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan ini. Antara lain dengan berinvestasi pada pesawat generasi baru, mencapai efisiensi operasional yang lebih tinggi, mengadopsi teknologi rendah karbon seperti bahan bakar penerbangan berkelanjutan, dan mencari penyeimbangan karbon berkualitas tinggi.
“Selama setahun terakhir, kami telah menghentikan 45 pesawat yang sudah tua. Kami akan secara bertahap menggantinya dengan pesawat generasi baru yang lebih hemat bahan bakar hingga 30 persen, dan secara substansial akan menurunkan emisi kami pada tahun-tahun mendatang,” ujarnya melalui siaran pers, Senin (31/5/2021).
Menurutnya, saat ini cara yang paling efektif dan langsung bagi maskapai penerbangan untuk menurunkan emisi karbon secara material adalah dengan mengoperasikan pesawat yang umurnya masih muda. Usia rata-rata pesawat SIA Group di bawah enam tahun, menjadikannya salah satu yang termuda di dunia.
Namun tentunya untuk mencapai tujuan emisi tersebut, perusahaan akan terus bekerja sama dengan pemerintah, industri penerbangan, dan mitra seperti produsen pesawat, penyedia teknologi, dan pemasok bahan bakar, baik di Singapura maupun di seluruh dunia.
BACA JUGA : Media Asing Sebut Penerbangan di Indonesia Paling Bobrok
Sebagai informasi, pesawat SIA Group rata-rata berusia 5 tahun 10 bulan, dan perusahaan terus berinvestasi pada teknologi terkini. Berdasarkan catatan pesanan Grup terdiri dari model-model generasi baru seperti Airbus 'A350-900 dan A320neo Family dan Boeing's 777-9, 787 Family dan 737- 8 Max. Pesawat ini lebih hemat bahan bakar hingga 30 persen dan telah mengurangi emisi karbon dibandingkan dengan model lama.
Perusahaan juga tanpa henti fokus pada peningkatan efisiensi bahan bakar melalui penyempurnaan prosedur operasional. Misalnya, Grup SIA telah berinvestasi dalam paket pengembangan teknik untuk badan pesawat dan mesin yang membantu mengurangi hambatan dan meningkatkan efisiensi mesin.
Maskapai pada Grup SIA terus berupaya meningkatkan produktivitas bahan bakar melalui inisiatif seperti mengurangi penggunaan bahan bakar melalui manajemen berat pesawat, dan optimalisasi rute penerbangan. Inovasi dalam teknologi dan analitik data juga akan membuka jalan untuk peningkatan yang lebih signifikan, dan Grup akan terus melibatkan lembaga penelitian untuk mengeksplorasi ide-ide tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Tebing 100 Meter Longsor, Akses di Girimulyo Kulonprogo Lumpuh
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Hadir di Forum Tekstil Global, Menperin Harap Indonesia Diuntungkan
- Penyaluran Beras SPHP di DIY Mencapai 32,86 Persen per September
- Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo di Bidang Ekonomi Menurut Indef
- Konstruksi Diprediksi Masih Jadi Penopang Ekonomi DIY Triwulan III
- Ekspor Sektor Ekonomi kreatif Capai Rp215 Triliun di Pertengahan 2025
- Ekonom UGM Sebut Kebijakan Ketenagakerjaan Tambal Sulam
- Meta PHK Ratusan Karyawan Divisi AI
Advertisement
Advertisement



