Advertisement
Aktivitas Ekonomi Masyarakat DIY Mulai Bergerak, Ini Tandanya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— DIY yang masih berkutat dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, dinilai akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Triwulan III 2021.
Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) DIY, Miyono mengatakan PPKM ini memang menjadi upaya Pemerintah untuk menekan kasus Covid-19, selain percepatan vaksinasi. “Oleh karena itu terus dilakukan evaluasi jangka pendek. Dampaknya pasti ada, kesehatan secara umum membaik,” ucap Miyono, Rabu (18/8/2021).
Advertisement
Namun pembatasan mobilitas tersebut berdampak ke ekonomi, ekonomi dinilai tidak tumbuh signifikan. “Proyeksi kami masih pada kisaran 1,5-3% (yoy) untuk Triwulan III, karena dari Juli hingga Agustus ini kondisinya masih tertekan,” ujarnya.
Baca juga: 2,3 Persen Warga DIY Terjerat Narkotika
Disisi lain, Miyono melihat dalam beberapa waktu terakhir, usaha-usaha masyarakat sudah mulai berjalan. Ketika nanti kasus bisa ditekan, level PPKM di DIY diturunkan ke level 3, Ia meyakini aktivitas ekonomi akan kembali bergerak lebih baik. Dicontohkannya, objek wisata, mal yang saat ini belum buka, dapat buka. Namun, Miyono juga menekankan pada aspek menjaga protokol kesehatan.
“Prokes tetap harus jadi perhatian utama, misal pengunjung ketika diizinkan nanti, kapasitasnya dibatasi. Kemudian juga percepatan vaksinasi sangat penting, sebagai game changer,” ucap Miyono.
Komite Tetap Organisasi & Keanggotaan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, Y. Sri Susilo mengatakan perpanjangan PPKM ini tentu berdampak pada pelaku usaha. Namun, senada dengan Miyono, ia mengatakan sejumlah usaha masyarakat sudah mulai bergerak.
Baca juga: Proyek Talut Pantai Baron Rp2,8 Miliar Bermasalah, Pemborong Terancam Di-blacklist
“Lebih baik dibanding awal Juli dulu saat PPKM Darurat. Contoh sederhana saya melihat, pedagang angkringan saya lihat sudah mulai jualan kembali. Masyarakat mulai keluar lagi, tentu menjadi harapan. Hal terpenting menjaga protokol kesehatan, tidak hanya para pedagang pelaku usaha, tetapi juga masyarakat secara umum,” ujarnya.
Dia juga melihat untuk sektor makanan dan minuman, masih tumbuh baik dengan adanya penjualan online, meski diberlakukan PPKM level 4. Namun, untuk pariwisata dikatakannya masih sulit bergerak saat ini.
“Bagaimanapun syarat ekonomi bergerak ketika ada mobilitas, dengan prokes yang ketat. Apresiasi juga ketika Pemerintah menurunkan harga tes rapid antigen dan swab. Kami harapkan juga saat ini yang penting percepatan vaksinasi,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
- Harga Bawang Merah Masih Tinggi di Level Rp42.528 per Kilogram
- Shopee Tambah Beban Baru Biaya Transaksi untuk Seller
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ini Daftar Tarif Listrik PLN Mulai 1 Juli 2025
- Barsa City Yogyakarta Resmikan HQ dan Unit Baru Tipe Studio
- Harga Emas Antam Hari Ini 30 Juni 2025 Turun Drastis, Rp1,88 Juta per Gram
- 30.000 Pekerja Terkena PHK hingga Juni 2025, Begini Langkah Pemerintah
- Hingga Mei 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Mencapai Rp7,26 Triliun
- Harga Bawang Merah dan Cabai Hari Ini 30 Juni 2024 Turun
- Permudah Perizinan Usaha, Pemerintah Terbitkan PP 28/2025 dan Wajibkan Semua K/L Masuk OSS-RBA
Advertisement
Advertisement