Advertisement
Sebelum Bunga Acuan Global Naik, Ekonomi RI Harus Sudah Pulih Tahun Depan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Perekonomian Indonesia dinilai harus pulih dari krisis pandemi Covid-19 sekitar pada 2021 dan 2022. Pasalnya, Indonesia diprediksi harus siap menghadapi kenaikan kebijakan suku bunga bank sentral global.
"Bayangan kami kalau pakai skenarionya di mana The Fed baru menaikkan [suku bunga] pada 2023, antisipasinya maka pemulihan ekonomi domestik, by 2021-2022, harus siap. Karena ke depannya tantangan sudah berbeda lagi," jelas Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro pada acara Macroeconomic Outlook 2021 Bank Mandiri "Ekonomi Indonesia 2021-2022: Menjaga Momentum Pertumbuhan" secara virtual, Kamis (9/9/2021).
Advertisement
BACA JUGA : Ekonomi di Sekitar Exit Tol Sleman Diprediksi Tumbuh Cepat, Ini yang Disiapkan
Andry mengatakan pihaknya membuat skenario untuk memprediksi kapan bank sentral global akan memulai menaikkan kebijakan suku bunga acuannya, seiring dengan pemulihan dari pandemi Covid-19.
Menurut Andry terdapat 2 blok periode yang berada dalam skenario Bank Mandiri. Pertama, periode 2020-2022 di mana Indonesia bertahan dari Covid-19 dan menjalani pemulihan. Kedua, periode 2023-2025 di mana Indonesia bersiap untuk mengantisipasi perubahan kebijakan bank sentral global.
Meski begitu, skenario tersebut dibuat dengan asumsi tidak ada mutasi virus yang menyebabkan munculnya varian baru dari SARS-CoV-2. "Ini pun dengan asumsi tidak ada varian baru yang memakan lagi pertumbuhan ekonomi global dan juga Indonesa," jelasnya.
Adapun hingga saat ini, Andry melihat gerak-gerik dari The Fed untuk melangsungkan pengurangan stimulus masih terkesan on-and-off. Dia menilai belum ada kepastian mutlak kapan The Fed benar-benar akan memulai proses tapering.
BACA JUGA : Penduduk Kelas Menengah Jadi Tumpuan Ekonomi Indonesia
Meski begitu, dia menyebut terdapat kemungkinan proses tapering akan dimulai pada 2022 dan akan berlangsung sepanjang tahun. Lalu, seiring dengan melihat kondisi pemulihan ekonomi AS, barulah The Fed kemungkinan mulai menaikkan suku bunga acuannya.
Untuk itu, Andry menyebut Indonesia sudah memiliki ketahanan yang lebih baik dari pada saat taper tantrum 2013. Hal itu dilihat dari inflasi 2021 yang rendah, defisit transaksi berjalan atau current accoount deficit (CAD) yang masih manageable, porsi kepemilikan asing di pasar obligasi yang lebih sedikit, dan posisi cadangan devisa yang mencapai rekor tertinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gowes Tak Lagi Booming, Bisnis Sewa Sepeda di JJLS Bantul Milik Pria Ini Tetap Moncer
- Daya Beli Melemah, LPS Sebut Simpanan Warga di Bank Terancam Tergerus
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 Desember 2024 Stagnan, Termurah Rp810.000
- Harga Emas Antam Hari Ini 17 Desember Naik Jadi Rp1.520.000 per Gram
- Libur Natal dan Tahun Baru, AirAsia Siapkan 554.000 Kursi
Advertisement
Jalur dan Rute Bus Trans Jogja ke Malioboro, Stasiun Lempuyangan, dan Gembira Loka
Advertisement
Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Batangan Stabil di Kamis 26 Desember 2024
- Mulai 3 Januari 2025, Super Air Jet Luncurkan Penerbangan Non-stop Pertama dari Ternate ke Jakarta
- 20 Bank Ditutup selama 2024, OJK Ungkap Proyeksi BPR di 2025
- Berisiko Ditagih Secara Intimidatif, OJK DIY Ingatkan Cek Legalitas Pinjol
- Jelang Tahun Baru, Masyarakat Diminta Waspadai Penipuan Kerja Part Time
Advertisement
Advertisement