Gantari: The Final Journey to Java, Bukti Kebangkitan Industri Kreatif saat Pandemi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Gelaran peragaan busana batik bertajuk Gantari: The Final Journey to Java menjadi salah satu bukti kebangkitan industri kreatif Tanah Air di masa pandemi. Gelaran yang digelar di area Candi Prambanan, Sleman, Sabtu (9/10/2021) itu melibatkan lebih dari 1.000 pelaku ekonomi kreatif dari berbagai subsektor.
Gantari: The Final Journey to Java yang merupakan hasil kerja sama antara Kemenparekraf dan LAKON Indonesia bersama dengan Badan Otorita Borobudur dan Jakarta Fashion and Food Festival (JF3).
Advertisement
Acara yang dilaksanakan secara hybrid dengan penonton terbatas serta penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat ini menghadirkan 125 koleksi pakaian siap pakai yang diperagakan oleh 100 orang model.
Koleksi busana yang dihadirkan merupakan kekayaan kain hasil karya tangan pengrajin tradisional berupa batik, jumputan, dan tenun lurik, dengan bahan serat natural yang sangat cocok dengan iklim tropis Indonesia. Semua kain tersebut adalah hasil kerja sama LAKON Indonesia dengan para perajin di Jawa.
“Event tersebut dapat menghidupkan kembali geliat industri kreatif di masa pandemi. Selain itu, diharapkan pula mampu membantu dan mendorong pelestarian budaya khususnya tekstil Indonesia yang diwujudkan dalam berbagai rupa,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno melalui rilis, Minggu (10/10/2021).
Selain dihadiri Menparekraf, ajang tersebut juga dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo beserta Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya.
"Saya sangat mengapresiasi Gantari yang diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat di pelataran Candi Prambanan yang merupakan salah satu destinasi ikonis," kata Sandiaga.
Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan, BOB, Bisma Jatmika menambahkan gelaran tersebut tidak hanya menjadi ajang apresiasi dan ruang kreasi tetapi sekaligus diharapkan menggerakkan potensi ekonomi dengan semakin terbukanya lapangan kerja.
"Mudah-mudahan keberhasilan penyelenggaraan gelaran busana ini dapat membuka gerak ekonomi dan seiring dengan turunnya level PPKM, lapangan kerja juga semakin terbuka," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Pemerintah Naikkan PPN Jadi 12%, PHRI Bantul Minta Pemerintah Kaji Ulang
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kisah Riski Usada Membuka Jasa Penitipan Barang di Jogja
- Harga Emas Antam Hari Ini 25 November 2024 Turun Tipis, Rp1.539 Juta per Gram
- REI DIY Sebut Kenaikan PPN 12% Bisa Bikin Penjualan Properti Lesu
- Tingkatkan Sinergi, Bank BPD DIY Ajak Mitra Gowes Bareng
- OJK DIY Sebut Guru Jadi Pengguna Pinjol Paling Tinggi
- Menteri Perdagangan Memastikan Harga Minyakita Turun Pekan Ini
Advertisement
Advertisement