Advertisement
Ini Alasan RI Perlu Bertransformasi ke Ekonomi Hijau

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menjabarkan alasan mengapa dunia, termasuk Indonesia, perlu melakukan transformasi ekonomi dan transisi ke ekonomi hijau.
Alasan utamanya adalah kaitannya dengan ketahanan lingkungan terhadap pemanasan global serta dampaknya kepada kehidupan manusia.
Advertisement
Chatib menyebut Indonesia sebagai negara kepulauan perlu melakukan upaya transisi ke ekonomi hijau untuk menghadapi dampak dari pemanasan global, yang bisa mengakibatkan kenaikan air laut.
"Di satu sisi isu mengenai banjir dan naiknya pasang laut akan punya pengaruh yang sangat signifikan kepada kehidupan manusia termasuk ekonomi," jelas Chatib pada acara Low Carbon Development Week "A Green Economy for a Net-Zero Future: How Indonesia can Build Back Better after Covid-19 with the Low Carbon Development Initiative", Rabu (13/10/2021).
Selanjutnya, pemanasan global bisa menyebabkan kekeringan. Hal itu bisa berdampak pada keterbatasan stok makanan. Indonesia sebagai negara dengan populasi tinggi bisa terkena dampak yang cukup signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) pada Sensus Penduduk 2020 mencatat jumlah penduduk Indonesia sebanyak 270,20 juta jiwa.
Sementara itu, dilansir dari Worldometers.info, Indonesia menduduki peringkat ke-4 negara dengan populasi terbanyak (perhitungan secara live 277,29 juta jiwa), setelah China, India, dan Amerika Serikat (AS).
"Isu ketiga itu juga berkaitan dengan masalah kesehatan. Walaupun tidak ada satu studi yang robust dan belum tahu korelasinya, banyak yang mengingatkan bahwa pandemi yang terjadi saat ini has to do dengan perubahan di dalam ekosistem," ujar Chatib yang menjabat sebagai Menkeu pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.
Oleh sebab itu, ada keharusan bagi Indonesia untuk bertransformasi ke ekonomi hijau atau rendah karbon. Keunggulannya, jelas Chatib, bentuk perekonomian ini bisa mencapai target ekonomi dan keberlanjutan di waktu yang sama.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan bahwa ekonomi hijau merupakan bagian penting dari transformasi ekonomi Indonesia menuju negara maju 2045.
BACA JUGA: Demi Lindungi Masyarakat, Kapolri Izinkan Anggotanya Babat Habis Pinjol Ilegal
Suharso menyatakan bahwa Indonesia menghadapi tantangan yang besar untuk mengembalikan trajectory pertumbuhan ekonomi ke sebelum adanya pandemi Covid-19. Untuk itu, dibutuhkan strategi dan upaya di luar business as usual, termasuk di antaranya adalah ekonomi yang rendah karbon.
"Bappenas menetapkan strategi transformasi ekonomi untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke trajectory sebelum pandemi, dan menempatkan ekonomi hijau sebagai salah satu game changer dari transformasi ekonomi," ujar Suharso.
Adapun, pembangunan rendah karbon juga merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Pembangunan rendah karbon menjadi tulang punggung dari dari pembangunan berkelanjutan yang kini tengah diupayakan oleh Indonesia guna meminimalisasi dampak perubahan iklim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Rumah Bersubsidi Ukuran Mini Batal Direalisasikan, Ini Daftar dan Ukuran yang Berlaku
- Cara Cek BSU Lewat Aplikasi Pospay
- Ekonom Prediksi Bunga Utang RI Makin Membengkak
- Harga Pangan Hari Ini, Rabu 9 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Bagaimana Tugas Kementerian BUMN Setelah Danantara Beroperasi, Begini Penjelasan Erick Thohir
Advertisement

Satpol PP Bantul Sita 13.000 Batang Rokok Ilegal dari Rumah hingga Warung
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Berakhirnya Libur Sekolah, Harga Komoditas Pangan Mulai Turun
- Larangan Bus Wisata Masuk Jogja, Hunian Hotel Diperkirakan Turun
- Toyota Kuasai Pasar Mobil Tanah Air per Juni 2025, Kijang Innova Terjual 31.100 Unit
- Sinergi HPE, Equinix, dan AGIT Mendorong Ekosistem Digital dan Akselerasi AI di Indonesia
- Paket Hot Deals dengan Harga Terbaik di Grand Mercure Yogyakarta Adisucipto
- KAI Daop 6 Yogyakarta Umumkan Ketentuan Pesan Tiket Kereta Api di KAI Access Bisa Dilakukan 30 Menit Sebelum Berangkat
- Donald Trump Bakal Kenakan Tarif Impor 200 Persen untuk Produk Obat, Ini Kata Produsen Indonesia
Advertisement
Advertisement