Advertisement
Ini Tantangan Pemulihan Ekonomi Indonesia Versi Kadin

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai bahwa masih terdapat tiga tantangan bagi Indonesia untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang maksimal.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Kadin periode 2021–2026 Arsjad Rasjid dalam diskusi publik bertajuk Semangat Membangun Negeri dalam Harmoni Keberagaman Indonesia. Webinar itu diselenggarakan Universitas Indonesia pada Kamis (28/10/2021).
Advertisement
Dia menjelaskan bahwa saat ini terdapat tren pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19. Hal tersebut terlihat dari berbagai indikator makro pada kuartal III/2021 yang masih berlanjut hingga akhir bulan ini.
"Tiga tantangan bagi Indonesia, yakni di aspek ketangguhan, produktivitas, dan ekosistem," kata Arsjad pada Kamis (28/10/2021).
Meskipun begitu, Arsjad menilai bahwa masih terdapat sejumlah tantangan bagi Indonesia untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam jangka menengah–panjang. Pertama yakni dalam aspek ketangguhan.
Kadin menyoroti masih rendahnya pengeluaran perawatan kesehatan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara Asean lainnya. Indonesia hanya mengeluarkan 2,9 persen biaya perawatan kesehatan dari produk domestik bruto (PDB).
Dia pun menilai bahwa masih rendahnya penggunaan energi terbarukan menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Terlebih, tuntutan penggunaan energi ramah lingkungan sudah menjadi isu global.
"Cukup gembira karena baru saja ditandatangani program transisi energi oleh Kementerian ESDM untuk memastikan bagaimana energi terbarukan akan menjadi fondasi energi ke depan," ujarnya.
Aspek kedua yakni tantangan produktivitas. Kadin menyoroti sektor manufaktur yang hanya 21 persen menerapkan industri 4.0 dalam skala besar. Otomasi menjadi kunci penting bagi industri untuk bersaing ke depannya di kancah global.
Rendahnya akses keuangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun menjadi kendala produktivitas. UMKM yang berkontribusi 97 persen terhadap tenaga kerja dan lebih dari 60 persen terhadap perekonomian masih sering mengakses permodalan.
"Bagaimana UMKM membutuhkan akses keuangan untuk meningkatkan produktivitas, inilah hal yang menjadi tantangan juga peluang untuk usaha," ujar Arsjad.
Kadin pun menilai bahwa Indonesia masih kekurangan sembilan juta pekerja terampil dan semi terampil di bidang teknologi dan informasi pada 2030. Hal tersebut menjadi sangat penting karena fondasi tumbuhnya perekonomian ke depan adalah digitalisasi.
"Ketiga, tantangan ekosistem, Indonesia pada saat ini masih berada di peringkat 136 dari 188 negara dalam biaya ekspor. Lalu, peringkat 46 dari 160 negara untuk infrastruktur logistik," ujar Arsjad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement

Mayat Pria Ditemukan Mengambang di Sungai Oya Imogiri Bantul
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Diramal Tembus 4.000 Dolar AS Troy Ounce pada 2026
- Pasar Panel Surya RI Dikuasai Produk Murah China
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Merger Pelita Air dan Garuda, Begini Tanggapan CEO Danantara
- Impor Komoditas Etanol Akan Dibatasi, Ini Tujuannya
- Kucuran Rp200 Triliun Himbara Perlu Diimbangi Kemudahan Usaha
- Harga Jual Emas Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Kompak Naik
Advertisement
Advertisement