Advertisement
PPKM Tahan Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III 2021
![PPKM Tahan Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III 2021](https://img.harianjogja.com/posts/2021/11/07/1087567/pertumbuhan.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan PPKM level 4 menahan pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan III 2021. Ekonomi DIY pada triwulan III 2021 tumbuh 2,3% (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan II 2021 11,8% (yoy).
Plt. Kepala Bank Indonesia (BI) DIY, Miyono mengatakan dilihat secara komponen, konsumsi menahan laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan. Konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi sebagai dampak dari PPKM.
Advertisement
BACA JUGA : Ekonomi DIY Diprediksi Tumbuh Positif
Turunnya optimisme konsumsi swasta tercermin dari turunnya nilai IKK pada Triwulan III 2021 sebesar 92,9%, turun dibandingkan dengan Triwulan II 2021 sebesar 115,4%. Sementara itu, investasi masih menunjukkan pertumbuhan yang positif, yaitu tercatat tumbuh 8,3% (yoy). Adapun pertumbuhan investasi utamanya dipicu oleh masih berlangsungnya Proyek Strategis Nasional (PSN) penunjang bandara, yakni pembangunan tol Jogja-Solo maupun Jogja-Bawen.
“Pertumbuhan investasi juga bersumber dari pembangunan Jalan Jalur Lintas Selatan [JJLS] yang masih terus berjalan. Meskipun demikian, laju pertumbuhannya tidak setinggi pada triwulan sebelumnya karena faktor based effect di mana titik terendah pandemi terjadi pada Triwulan II 2020 dan pada Triwulan III sudah terjadi rebound,” ucap Miyono, Sabtu (6/11/2021).
Sementara itu dari sisi lapangan usaha, penurunan kinerja terjadi pada tiga sektor utama di DIY, yaitu pertanian, penyediaan akomodasi makan minum, dan industri pengolahan. Lebih rendahnya kinerja pertumbuhan pada lapangan usaha pertanian sejalan dengan pola siklikalnya, dimana pada Triwulan III merupakan masa tanam tanaman pangan. PPKM Darurat di sepanjang triwulan III mendorong pembatasan mobilitas wisatawan dan penutupan destinasi wisata yang berdampak pada kontraksi pada Lapangan usaha penyediaan akomodasi makan minum. Sementara itu, industri pengolahan sebagai sektor utama DIY mengalami kontraksi sejalan dengan turunnya permintaan domestik.
Di sisi lain, selaras dengan pertumbuhan pada investasi, lapangan usaha konstruksi juga melanjutkan tren pertumbuhan positif pada Triwulan III 2021. Pertumbuhan positif lapangan usaha konstruksi tersebut sejalan dengan konstruksi proyek strategis nasional dan daerah serta realisasi belanja Kementerian/ Lembaga pada fungsi perumahan dan fasilitas umum. Sedangkan pada lapangan usaha Informasi dan komunikasi, pertumbuhan terutama terjadi seiring dengan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) dalam rangka jaringan baru dan juga investasi bisnis digital telecommunications.
BACA JUGA : Membaik, Ekonomi DIY Triwulan II 2021 Tumbuh 11,81%
“Penerapan PPKM pada awal Triwulan III 2021 sebagai respon untuk meredam peningkatan kasus Covid-19 menyebabkan perlambatan pada perekonomian DIY. Meskipun demikian, Langkah pemerintah untuk melakukan pembatasan aktivitas melalui PPKM tersebut terbukti berdampak pada penurunan kasus pada gelombang kedua Covid-19,” ucap Miyono.
Ia mengatakan perlu disiplin penegakan protokol kesehatan untuk dapat tetap mempertahankan penyebaran kasus yang rendah tersebut. Selain itu, capaian vaksinasi DIY yang termasuk salah satu yang tercepat se-Indonesia juga sangat kami apresiasi, sebagai kunci utama dalam mewujudkan tren keberlanjutan pemulihan ekonomi DIY.
Dalam mendorong pemulihan ekonomi, perlu adanya beberapa langkah strategis, pertama yaitu mendorong masyarakat utamanya kelas menengah ke atas untuk terus berkonsumsi. Seiring dengan relaksasi PPKM, konsumsi diharapkan dapat terakselerasi untuk dapat menggerakkan roda perekonomian sekitar. “Namun demikian, perlu untuk terus menghimbau masyarakat kelas menengah ke atas untuk konsumsi tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk membantu masyarakat yang sedang membutuhkan dan membelanjakannya pada produk lokal,” ucapnya.
Kedua, mendorong percepatan digitalisasi selama pandemi. Salah satu bentuk komitmen BI untuk digitalisasi sistem pembayaran ialah melalui program 12 juta merchant QRIS yang telah tercapai per November 2021. Sejalan dengan hal tersebut, BI juga turut mendorong UMKM Go Digital, khususnya untuk menjaga aktivitas transaksi ekonomi tetap berjalan di tengah aktivitas yang masih belum kembali seperti pada kondisi prepandemi.
BACA JUGA : Ekonomi DIY Tumbuh Signifikan di Triwulan Kedua
“Penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan senantiasa menjadi perhatian utama dalam perumusan kebijakan BI. Bersama dengan Pemerintah dan OJK, BI akan terus melakukan perumusan kebijakan secara prudent dan akuntabel, sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian nasional, yang diharapkan juga dapat menopang pertumbuhan ekonomi DIY agar tetap berdaya tahan,” ucap Miyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Gibran Minta Teguh Prakosa Berjejaring dengan Pemerintah Pusat dan Pengusaha
- Tepergok Curi Ponsel Marbot Masjib, Pemuda Karangmalang Sragen Ditangkap Warga
- Kemenag Serahkan SK Izin Operasional YBM BRILiaN Sebagai LAZ Skala Nasional
- Resmikan Pasar Jongke Solo, Presiden Jokowi Akui Kaget dan Sampaikan Pesan ini
Berita Pilihan
- Kenaikan Tarif PPN 12 Persen, DPR Tunggu Keputusan Presiden Terpilih Prabowo Subianto
- Bukan Aoka, BPOM Perintahkan Roti Okko Ditarik dari Pasaran, Berikut Penjelasannya
- Gapmmi Belum Bisa Pastikan Kebenaran Kasus Roti Aoka
- BPBD DIY Bikin Program Hotel Tangguh Bencana, PHRI: Sudah Beberapa Kali Disimulasikan
- Harga Emas Antam Hari Ini Jumat (19/7), Turun Rp8.000 per Gram
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182749/bus-sekolah.jpg)
Bukan September, Bus Sekolah di Bantul Dipastikan Mengaspal Mulai 17 Agustus 2024
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam Hari Ini Jumat (27/7/) Anjlok Jadi Rp1,386 Juta per Gram
- Bantah Ada BBM Baru, Begini Penjelasan Luhut
- Bank BPD DIY Luncurkan QRIS Dinamis, Pengguna Tak Perlu Masukkan Nominal Pembayaran
- Ini Lima Negara Pemasok Utang Terbesar untuk Indonesia
- Pj Gubernur Jateng Dampingi Presiden Jokowi Lepas Ekspor 16 Ribu Pasang Sepatu Ke Amerika
- Indonesia Berada di Urutan Empat Produsen Kopi Terbesar di Dunia
- Kolaborasi Telin dan MEF Percepat Transformasi Digital di Indonesia
Advertisement
Advertisement