Advertisement
Diseminasi Kajian Fiskal untuk Penguatan Peran regional Chief Economist

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Dalam rangka penguatan peran Kanwil Ditjen Perbendaharaan sebagai Regional Chief Economist (RCE) melalui penajaman penyusunan Kajian Fiskal Regional yang diarahkan pada analisis untuk mengkaji keterkaitan antara peran fiskal dengan kondisi makro ekonomi untuk tujuan kesejahteraan masyarakat, Kanwil Ditjen Perbendaharaan DIY menggelar Diseminasi dan Expose Kajian Fiskal Regional Semester I Tahun 2021 dan Penguatan Analisis Tematik KFR Triwulan III 2021 pada peran Fiskal untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan dan Analisis Peluang Investasi Daerah di Kawasan Exit Tol Kabupaten Sleman yang dilaksanakan secara daring hari Jumat (12/11/2021).
Sampai dengan September 2021 kinerja fiskal DIY untuk realisasi pendapatan negara mencapai Rp 4,93 triliun atau tumbuh 4,06 persen (yoy) sedangkan untuk realisasi belanja mencapai Rp 15,78 triliun atau 71,58 persen, tumbuh sebesar 5,44 persen dengan pertumbuhan tertinggi pada belanja modal yang mencapai 185,57 persen dibanding periode September 2020.
Advertisement
Kenaikan ini sebagai efek refocusing anggaran di tahun 2020 untuk penanganan dampak pandemi-Covid-19 sehingga banyak belanja modal yang diluncurkan di tahun 2021 (multiyears kontrak) sebagaimana disampaikan Arvi Risnawati, Kepala Bidang PPA II Kanwil Ditjen Perbendaharaan DIY dalam paparannya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa Tahun 2021 menjadi masa yang penting bagi pemerintah untuk dapat memantapkan berbagai reformasi kebijakan dalam melaksanakan transformasi ekonomi menuju pertumbuhan berkelanjutan. Investasi menjadi kunci dalam upaya penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan pengurangan kemiskinan. Salah satu peran investasi pemerintah adalah dapat mendorong perekonomian di daerah melalui investasi langsung melalui skema investasi langsung maupun menarik sektor swasta untuk bersama membangun daerah.
Investasi daerah memiliki hubungan yang positif dengan perekonomian daerah, Kepala Bidang BPS Provinsi DIY, Mainil Asni dalam paparannya mengatakan bahwa kinerja perekonomian DIY sampai dengan triwulan III 2021 secara kumulatif tumbuh sebesar 6,51 persen di atas pertumbuhan Indonesia yang sebesar 3,24 persen dengan kontribusi terbesar Industri Pengolahan sebesar 12,48 persen disusul Informasi dan Komunikasi sebesar 10,77 persen dan Konstruksi 10,19 persen dengan tingkat Inflasi pada bulan Oktober 2021 tercatat sebesar 0,24 persen. Untuk Gini Ratio bulan Maret 2021 tercatat sebesar 0,441 dengan persentase penduduk miskin di pedesaan turun sebanyak 0,13 poin dan perkotaan naik sebanyak 0,06 poin persen. Lebih lanjut Mainil menyorot terkait Nilai Tukar Petani dan Nelayan, dimana NTP/NTN belum dapat mencerminkan kesejahteraan petani/nelayan namun hanya menggambarkan kenaikan/penurunan tingkat harga pada petani/nelayan saja (Bappenas/ JICA,2013).
Sejalan dengan upaya peningkatan kesejahteraan nelayan dan petani, Pemda DIY telah mengalokasikan anggaran di bidang pertanian dan perikanan sebesar Rp 230 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp 111 miliar yang diwujudkan dalam berbagai strategi diantaranya melalui peningkatan produksi pertanian dan budidaya perikanan, peningkatan nilai tambah pasca panen dan produk olahan perikanan, program beras ASN untuk menanggulangi over supply pasokan dan peningkatan perikanan tangkap. Tentunya berbagai strategi ini memerlukan kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diantaranya dengan mengubah perspektif dari SAYA menjadi KITA (Dari program saya menjadi program KITA, Dari permasalahan saya menjadi permasalahan KITA, Dari keberhasilan saya menjadi keberhasilan KITA sebagaimana disampaikan Kepala Bappeda DIY, Beny Suharsono.
Selain itu performa APBD dan kemampuan daerah dalam memanfaatkan peluang investasi daerah turut andil dalam menyumbang keberhasilan perekonomian daerah yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Sampai dengan triwulan III 2021, kinerja APBD DIY sebesar Rp 3,75 triliun dari target sebesar 6,10 triliun dengan capaian kinerja keuangan sebesar 61,97 persen dan capaian fisik 75,73 persen.
Keberadaan bandara YIA di Kulonprogo yang ditindaklanjuti dengan rencana pembangunan jalan tol menimbulkan peluang investasi di kawasan exit tol salah satunya exit toll Sleman mengingat kawasan tersebut memiliki nilai strategis karena merupakan bagian dari segitiga emas pengembangan kawasan destinasi super prioritas Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Borobudur Yogyakarta Prambanan sebagaimana disampaikan Marcelinus Sukarno dari DPPM DIY. Namun demikian perlu dipertimbangkan dampak yang timbul dari pengembangan kawasan tersebut karena disamping menambah nilai tambah kawasan melalui pariwisata budaya namun perencanaan yang tidak hati-hati justru akan membahayakan nilai-nilai spesial kKawasan dan tentunya butuh koordinasi serius lintas sektor dalam hal perencanaan dan penataan Kawasan pungkas Sukarno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Hasil Investigasi Kebocoran Soal ASPD, Guru SMPN 10 Jogja Tidak Terbukti Membocorkan Soal
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
- Hingga Maret 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Capai Rp4,66 Triliun
Advertisement