Advertisement
Resi Gudang Tumbuh, Gudang SRG Jadi Peluang Usaha Baru

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemanfaatan Resi Gudang di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Data PT Kliring Berjangka Indonesia, yang berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, menunjukkan pada awal 2022 sampai Februari tercatat 83 RG yang diregistrasi dengan volume barang mencapai 2.067 ton dengan nilai pembiayaan sebesar Rp185,7 miliar.
Pada 2021 jumlah resi gudang yang diregistrasi mencapai 633 RG, dalam volume 13.968 ton dengan nilai pembiayaan sebesar Rp277 miliar. Pencapaian pada 2021 itu mengalami peningkatan pada 2020, ketika jumlah resi gudang yang diregistrasi mencapai 427 RG dalam volume 9.590 ton dengan nilai pembiayaan mencapai Rp93,8 miliar.
Advertisement
“Pemanfaatan resi gudang yang terus mengalami pertumbuhan tentunya memberikan peluang bisnis baru bagi kalangan usaha, yaitu dengan membangun gudang SRG,” ungkap Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia, Fajar Wibhiyadi, dalam rilis kepada Harian Jogja, Jumat (18/3/2022).
Dia menegaskan Indonesia memiliki kekayaan berupa komoditas yang besar dan tersebar di berbagai wilayah. Kondisi ini tentunya membutuhkan gudang-gudang untuk menjadi gudang SRG. Para pebisnis atau kalangan usaha tentunya dapat membangun gudang SRG di berbagai daerah untuk menangkap potensi besar ini.
Sampai dengan saat ini, jumlah gudang SRG yang aktif sebanyak 233 uni gudang. Gudang SRG yang ada tersebut tersebar di beberapa provinsi, seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Bali, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Maluku serta Bangka Belitung.
Registrasi Resi Gudang
Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas Bappebti, Widiastuti, mengatakan ke depan gudang-gudang SRG bisa menjangkau semua wilayah di Indonesia.
Karena itu, Bappebti terus berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan dalam upaya untuk meningkatkan jumlah gudang SRG. Selain upaya untuk meningkatkan jumlah gudang SRG, melalui gudang gudang swasta untuk menjadi gudang SRG sehingga pemanfaatan peran dan manfaat SRG dapat dirasakan masyarakat dan pelaku usaha.
Bappebti juga terus mengawasi gudang-gudang SRG yang ada, sehingga dapat menjadi tempat penyimpanan komoditas secara aman, serta memenuhi standar mutu yang ada. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No14/2021 yang merupakan perubahan Peraturan Menteri Perdagangan No.33/2020 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat disimpan dalam Sistem Resi Gudang.
Komoditas yang dapat masuk ke Sistem Resi Gudang meliputi beras, gabah, jagung, kopi, kakao, karet, garam, lada, pala, ikan, bawang merah, rotan, teh, rumput laut, gambir, timah, gula Kristal putih, kedelai serta ayam karkas beku.
Fajar Wibhiyadi menambahkan sebagai Pusat Registrasi, PT Kliring Berjangka Indonesia akan terus meningkatkan layanan kepada masyarakat, khususnya kepada para petani, pemilik komoditas serta pengelola gudang terkait dengan registrasi resi gudang.
“Saat ini, kami telah menyiapkan aplikasi registrasi resi gudang yaity IS-Ware NextGen. Dengan aplikasi yang berbasis teknologi blockchain dan smart contract ini, akan memberikan kemudahan dan keamanan bagi pemilik komoditas untuk melakukan registrasi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

EWS Tsunami di Karangwuni Berbunyi, Warga Kaitkan Kepercayaan Gaib
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- NATO Diingatkan Trump untuk Berhenti Beli Minyak Rusi
- Insentif TKDN 25 Persen, Peluang Baru untuk Industri Ponsel Lokal
- BEI DIY Optimistis Bisa Menambah 50.000 Investor di 2025
- Pakar UGM: Kesinambungan Kebijakan Fiskal Jadi Kunci Stabilitas Pasar
- 5 Bank Disuntik Rp200 Triliun, Begini Penjelasan Indef
- Alasan dan Skema Merger Pelita Air dan Garuda
- Modal Asing Rp14,2 Triliun Kabur Pekan Ini
Advertisement
Advertisement