Advertisement
BI Proyeksi Inflasi Tahunan Juni 2022 Tembus 4%
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyampaikan laporan saat Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (20/1/2022). ANTARA FOTO - Hafidz Mubarak A
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Bank Indonesia (BI) berdasarkan Survei Pemantauan Harga memperkirakan inflasi pada Juni 2022 akan mencapai 0,32% secara bulanan (month-to-month/mtm).
Secara tahunan, inflasi pada periode tersebut diperkirakan mencapai 4,05% (year-on-year/yoy). “Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juni 2022 secara tahun kalender sebesar 2,89 [year-to-date/ytd], dan secara tahunan sebesar 4,05 persen [yoy],” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran pers, Jumat (10/6/2022).
Advertisement
BACA JUGA: Laba BUMN Rp126 Triliun pada 2021, BRI Penyumbang Terbesar
Erwin mengatakan, penyumbang utama inflasi Juni 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,10 persen mtm, cabai rawit sebesar 0,08% (mtm), telur ayam ras sebesar 0,05% (mtm), bawang merah sebesar 0,04% (mtm), tomat sebesar 0,03% (mtm).
Di samping itu, komoditas lain yang turut menyumbang inflasi yaitu bayam dan air kemasan masing-masing sebesar 0,02% (mtm), termasuk kangkung, nasi dengan lauk, sabun detergen bubuk/cair, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Di sisi lain, sejumlah komoditas mencatatkan deflasi pada periode minggu ini, di antaranya daging ayam ras dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,04% (mtm), angkutan antar kota dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,03% (mtm), serta daging sapi, bawang putih, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Pada Mei 2022, inflasi Indeks Harga Konsumen tercatat sebesar 0,40% secara bulanan atau 3,55% secara tahunan. Tingkat inflasi pada Mei 2022 tersebut tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada April 2022 yang mencapai 0,95% mtm.
Perkembangan inflasi ini dipengaruhi oleh penurunan inflasi pada semua kelompok, baik inti, harga bergejolak (volatile food), maupun harga yang diatur pemerintah (administered prices).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Program Makan Bergizi di Sleman Belum Sasar Lansia dan Difabel
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- Kemenko Pemberdayaan Masyarakat Dorong UMKM Kebumen Berdaya Finansial
- Kasus Penipuan Digital di DIY Melonjak, OJK: Kerugian Rp129 Miliar
- Cadangan Devisa RI Naik Jadi 149,9 Miliar Dolar AS
- Ini Jadwal Lengkap Maganghub Kemnaker Batch 2 Tahun Ini
- Bulog Siapkan 100 Gudang Beras Baru dengan Anggaran Rp5 Triliun
- Pemerintah Siapkan Rebranding Pasar Pakaian Bekas Jadi Pusat Lokal
- Sebanyak 78.740 Orang Menganggur di DIY Per Agustus 2025
Advertisement
Advertisement



