Advertisement
Luar Biasa! Selama 2 Tahun Pandemi, Pemilik Tabungan Rp5 Miliar Justru Meningkat
Ilustrasi tabungan. - JIBI
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO--Jumlah rekening tabungan dengan nilai simpanan Rp5 miliar, selama dua tahun terakhir mengalami peningkatan. Pemilik rekening tabungan di atas Rp5 miliar merupakan kalangan korporasi.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga mencatat, lonjakan tajam itu berbeda dengan jumlah pemilik rekening tabungan di bawah Rp100 juta.
Advertisement
BACA JUGA: Widodo Makmur (WMPP) Jual Saham WMUU Rp74 Miliar
Anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Madiyono, mengatakan lonjakan signifikan pada jumlah rekening senilai Rp5 miliar mengindikasikan selama pandemi perusahaan lebih memillih menyimpan dananya. Di sisi lain juga terjadi perlambatan ekonomi.
“Kita tahulah pandemi nyaris semua berhenti. Produksi berkurang, belanja masyarakat berkurang. Perusahaan pilih aman, maka duitnya disimpan. Itulah kenapa ada lonjakan [nilai simpanan]. Data terakhir [2022] ada penurunan, itu menandakan ekonomi bergerak, produksi mulai meningkat, konsumsi juga naik,” jelas pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah itu.
Hal itu dipaparkan Didik saat Media Gathering Insan Media Wilayah Yogyakarta, Solo, dan Semarang yang digelar di Hotel Alila Solo, Kamis (23/6/2022). Dalam kegiatan tersebut juga hadir Direktur Group Riset LPS, Herman Saheruddin.
LPS mencatat pada 2019 jumlah rekening dengan nilai simpanan Rp5 miliar sebesar 6,46% dari jumlah rekening. Pada 2020 jumlah ini meningkat lebih dari 100% menjadi 14,2%, kemudian pada 2021 melonjak lagi menjadi 19,1% dan pada 2022 tercatat hingga April menurun menjadi 13,49%.
Herman menambahkan lonjakan tajam itu tak terjadi pada rekening di bawah Rp100 juta atau nasabah kecil (perorangan). Pada 2021 jumlah rekening nasabah kecil sebanyak 3,32% sementara pada 2022 (hingga April) sebanyak 7,74%.
BACA JUGA: Direktur Eksekutif Global Fund Juga Jajaki Peluang Kerja Sama saat Bertemu Menko Airlangga
Sebagai informasi LPS hingga April 2022, total jumlah rekening di bank umum sebanyaj 400 juta rekening, sementara rekening di bank perkreditan rakyat (BPR) sebanyak 14 juta rekening.
“Untuk bank digital tercatat ada tujuh. Tapi nilai simpanannya masih relatif kecil. Cuma memang pertumbuhannya eksponensial.”
Lebih jauh, Didik Madiyono juga memaparkan industri perbankan yang masih melanjutkan performa yang baik didukung permodalan yang kuat, ditunjukkan dengan rasio permodalan (CAR) industri yang berada di level 24,32% pada April 2022.
“Fungsi intermediasi perbankan juga semakin meningkat seiring dengan tren pemulihan ekonomi nasional. Pada April 2022, kredit perbankan tumbuh sebesar 9,1% YoY, sementara pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tetap berada di level yang lebih tinggi yaitu sebesar 10,1% YoY,” jelasnya.
Menurutnya, kondisi likuiditas perbankan masih relatif longgar sehingga diharapkan mampu mendukung pemulihan perekonomian domestik melalui penyaluran kredit yang lebih tinggi.
“Oleh karena itu, intermediasi perbankan perlu terus didorong dengan kebijakan akomodatif yang terukur dengan tetap mempertimbangkan stabilitas sistem keuangan,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ekonomi DIY Q-III 2025 Tumbuh 5,40 Persen, Tertinggi di Pulau Jawa
- BPS Sebut Ekonomi RI Kuartal III/2025 Tumbuh 5,04 Persen
- Pertamina Pastikan Pertalite di Jawa Timur Bebas Air dan Etanol
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
Advertisement
Hadapi Bencana Hidrometeorologi, Gunungkidul Siapkan Dana Ratusan Juta
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



