Advertisement
Erick Thohir: Harga Pertamax Berpeluang Turun, Asalkan...

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi seperti Pertamax berpeluang turun. Hal itu, kata Erick, akan disesuaikan dengan fluktuasi harga minyak mentah dunia ke depan.
Bloomberg melaporkan harga minyak dunia pada Rabu (7/9/2022) pukul 21.56 WIB berada pada level US$90,17 per barrel jenis Brent untuk pengapalan November 2022. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) telah bertengger pada level US$84,17, di bawah asumsi APBN sebesar US$100 per barel.
Advertisement
Sementara saat pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022) 14.18 WIB, harga BBM jenis Brent berada di angka US$93,02 per barel untuk pengiriman November. Sedangkan minyak mentah (WTI) untuk kontrak Oktober 2022 berada pada level US$86,87 per barel.
Erick mengatakan apabila harga minyak dunia turun, maka Pertamax pun akan mengikuti mekanisme tersebut dengan menurunkan harga jual kepada masyarakat. "Banyak juga yang bicara, nanti kalau harga minyak dunia turun seperti apa, ya pasti kami turun, cuma yang mesti diingat apa yang dilakukan pemerintah hari ini, itu mengurangi subsidi," kata Erick saat meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) di Jakarta, Rabu.
BACA JUGA: Fitnah Keji, Erick Thohir Laporkan Faizal Assegaf ke Bareskrim
Erick menyebut BBM seperti Pertalite, Solar, dan Pertamax masih disubsidi. Dia mengatakan jika harga minyak mentah dunia yang saat ini sebesar US$95 per barel turun ke kisaran US$75 per barel maka akan diikuti dengan penyesuaian kembali harga jual Pertamax.
"Kalau nanti harga minyak dunia turun, Pertamax akan harga pasar, jadi bisa saja turun, tapi apakah Solar dan Pertalite itu nanti harga pasar, tidak bisa karena itu subsidi," tuturnya.
Erick menyampaikan penyesuaian harga Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter merupakan upaya pemerintah dalam mengalihkan subsidi agar lebih tepat sasaran. Kendati sebagai BBM nonsubsidi, Pertamina tetap memberikan subsidi untuk Pertamax. Erick mengatakan harga Pertamax sejatinya masih berada di bawah harga keekonomian maupun harga yang ditawarkan kompetitor.
"Karena yang selalu diingatkan, yang pemerintah lakukan hari ini bukan kenaikan harga, tetapi pengurangan subsidi," ucap dia.
Erick menilai perbandingan harga BBM antarnegara tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja. Erick mengatakan status sebagai negara produsen BBM tentu akan berbeda dengan negara yang hanya mengimpor BBM dalam penentuan harga jual kepada masyarakat.
"Nah ini kadang-kadang persepsi dari masyarakat dibanding-bandingkan, kenapa negara ini lebih murah, karena masih menghasilkan, mayoritas gitu, kalau kita sudah impor," kata dia.
Seperti diketahui, pemerintah tetap menaikkan harga sejumlah jenis bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertalite, Solar hingga Pertamax kendati harga minyak mentah dunia belakangan terkontraksi cukup dalam dari level US$100 per barel. Adapun pemerintah turut mengerek harga Pertamax non subsidi dari angka Rp12.500 ke posisi Rp14.500 per liter.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan harga minyak mentah dunia masih cenderung fluktuatif kendati terlihat pelemahan belakangan ini. Dengan demikian, Arifin menegaskan harga minyak mentah di perdagangan hari-hari ini tidak dapat menjadi patokan untuk kebijakan jangka panjang.
“Harga minyak mentah trennya turun naik setiap hari, ini tidak bisa dijadikan patokan jangka panjang,” kata Arifin saat konferensi pers di Istana Negara, Sabtu (3/9/2022).
Menilik situasi itu, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga Pertalite dari posisi awal Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, diikuti Solar subsidi dari harga awal Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Negosiasi Tarif Impor, Amerika Serikat Persoalkan Penggunaan QRIS dan GPN di Indonesia
- Harga Emas Hari Ini Kembali Meroket, Tembus Rp2,04 Juta
- Pemerintah Menyambut Baik Investasi Microsoft Rp27 Triliun untuk Cloud dan AI di Indonesia
- Nego Tarif Impor AS-Jepang, Trump Turun Gunung
- Warga Berbondong-Bondong Beli Emas Batangan, Ini Menurut Ekonom UAJY
Advertisement

Libur Panjang Paskah, 21.400 Penumpang KA Jarak Jauh Tiba di Stasiun Daop 6 Yogyakarta
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement