Advertisement
Duh, Ternyata Kompetensi SDM Perhotelan di DIY Masih Rendah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebut jumlah sumber daya manusia (SDM) sektor perhotelan dan restoran yang mengantongi sertifikat kompetensi di Indonesia masih minim.
"Memang kalau melihat datanya, yang kompeten atau yang punya sertifikat sangat sedikit atau bisa dikatakan kurang," kata Ketua PHRI DIY Deddy Pranawa Eryana, Jumat (9/9/2022).
Meski kegiatan sertifikasi kompetensi tenaga kerja hotel dan restoran telah digencarkan, menurut dia, hingga saat ini untuk di DIY masih sekitar 40% pekerja di sektor itu belum mengantongi sertifikat kompetensi. "Untuk sertifikasi pekerja perhotelan dan restoran, Yogyakarta masih lebih bagus dibandingkan daerah lain," kata dia.
BACA JUGA: Harga BBM Naik, Konsumsi Pertalite dan Pertamax Drop
Menurut Deddy, para pekerja sektor perhotelan, khususnya yang memiliki kompetensi di bidang food and beverage (F&B), hingga saat ini masih banyak dicari untuk meningkatkan reputasi atau daya tawar hotel karena yang memiliki keahlian bidang F&B jumlahnya masih kurang.
"PHRI bersama Kementerian Ketenagakerjaan telah meminta kami memperbanyak pelatihan beserta sertifikasi," ucap Deddy.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bulan Depan Taman Jogja Planning Gallery di Malioboro Rampung
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kemenkeu Temukan Praktik Monopoli Bank BUMN untuk Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak
- Kadin: Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Tidak Akan Menanjak
- Pangan Salah Satu Penyebab Inflasi, Ini Upaya Disperindag DIY Stabilkan Harga
- Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Kian Murah, Ini Rinciannya
- PLN : Selangkah Lagi Menuju Rasio Elektrifikasi 100% di Yogyakarta
- XL Axiata Gelar Pelatihan Literasi Digital Bagi Penyandang Disabilitas di UGM
- Ngeri! 4 Tahun, Masyarakat Rugi Rp126 Triliun karena Investasi Bodong
Advertisement
Advertisement