Advertisement
Big Data JKN Dukung Pembangunan Kesehatan Indonesia

Advertisement
JOGJA-Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan telah menciptakan data dengan jumlah yang besar (big data). Data-data ini dapat dijadikan bahan analisa bagi seluruh kalangan baik itu pemerintah maupun dunia akademisi.
Demikian disampaikan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti dalam agenda Talkshow Health Research & Innovation Expo (HRIE) 2022 & Launching Bigdata Academic Health System (AHS) di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Advertisement
Ghufron mengatakan, big data yang ada dalam Program JKN berasal dari tiga sumber besar, yaitu industri kesehatan, industri keuangan dan peserta JKN. Dari sisi industri kesehatan, data bisa berasal dari proses credentialing, sistem antrean terintegrasi dan telekonsultasi. Sementara dari sisi industri keuangan, tentunya dari pembayaran iuran, sistem perbankan hingga Payment Points Online Banking (PPOB).
“Dari sisi peserta JKN, data berasal dari kanal informasi dan administrasi seperti Aplikasi Mobile JKN, portal e-Dabu, Chat Asistant JKN (Chika) dan Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA),” katanya.
Dia menjelaskan, melalui ketiga sumber tersebut, data-data yang terhimpun dalam JKN Integrated Care dapat dimanfaatkan dan dianalisa untuk beragam keperluan. Bagi pemerintah, data dapat digunakan untuk menganalisa banyak hal. Misalnya, jumlah penduduk yang sudah memiliki jaminan kesehatan dan penyakit terbanyak di wilayahnya. Selain itu, bagi kalangan akademisi data-data dapat digunakan untuk penelitian dan kajian.
“Mahasiswa dan mahasiswi disini yang ingin melakukan analisa tentang Program JKN dapat juga memanfaatkan data ini. Beberapa calon S3 sudah lumayan banyak yang mendalami tentang Program JKN. Saya yakin di luar sana lebih banyak lagi yang melakukan penelitian baik di tingkat nasional maupun internasional. Tentunya kita harus juga memperhatikan tata kelola dan keamanan data yang kita miliki. Harapannya, sebelum kajian dipublikasikan terlebih dahulu berkonsultasi dengan kami sehingga hasilnya dapat meningkatkan mutu layanan, akses, efisiensi dan kemudahan lainnya,” ujar Ghufron.
Selain big data, BPJS Kesehatan juga melakukan berbagai upaya perbaikan mutu layanan. Saat ini, BPJS Kesehatan sedang mengembangkan telemedicine dan terus memantapkan sistem antrean online. Telemedicine memungkinkan peserta dapat terhubung dengan dokter tanpa harus datang ke fasilitas kesehatan. Setidaknya sudah ada 100 layanan primer dan 117 rumah sakit yang menerapkan sistem ini, termasuk layanan kesehatan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
"Sistem antrean online juga tersedia dan dipandang efektif untuk memangkas waktu tunggu di fasilitas kesehatan. Peserta dapat mengambil nomor antrean melalui Aplikasi Mobile JKN. Jadi mengambil antrean bisa dari rumah atau bahkan peserta disini sembari mengikuti kegiatan sembari mengambil antrean di fasilitas kesehatan. Kami berharap Program JKN ini tidak hanya luas cakupannya tetapi juga efisien,” kata Ghufron.
Ketua Tim Pengembang Big Data Academic Health System (AHS) Universitas Gadjah Mada, Anis Fuad menilai apa yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan adalah inovasi dan inisiatif yang positif. Ketersediaan data menjadi tantangan tersendiri terutama bagaimana data tersebut dapat dimanfaatkan dan memberikan kontribusi yang baik guna perbaikan ekosistem kesehatan di Indonesia.
“Kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh BPJS Kesehatan. Data-data yang tersedia harus dapat kita manfaatkan untuk pembangunan kesehatan di Indonesia. Kami dari AHS UGM juga mencoba menyediakan data. Saat ini kami memiliki 1,9 juta record. Kami berharap data tersebut juga dapat optimal dan dapat dimanfaatkan untuk menelurkan kajian maupun publikasi baik di UGM maupun di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,” tutupnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Popularitas Mobil LCGC Merosot, Tak Lagi Terjangkau Kelas Bawah
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
Advertisement

Sleman Panen 6,3 Hektar Lahan Pertanian Padi Organik Varietas Sembada Merah
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Dapur Umum Sudah Terbentuk, Pemerintah Antisipasi Defisit Ayam dan Telur
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Cabai Rawit Rp67.171/Kg, Bawang Merah Rp40.943/Kg
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Selama Libur Sekolah 1,2 Juta Penumpang Gunakan KA Jarak Jauh di Daop 6 Yogyakarta
- Penjualan LCGC Turun Drastis hingga 50 Persen, Pakar: Akibat Regulasi dan Harga yang Semakin Tinggi
Advertisement
Advertisement