Pemuda Korea Ini Jadi Miliarder Termuda di Dunia, Usianya Baru 18 Tahun
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Kim Jung-Youn resmi dinobatkan sebagai miliarder termuda di dunia yang berusia 18 tahun, seusai Kim Jung Ju, sang ayah yang merupakan pendiri Nexon meninggal dunia di usianya ke 54 tahun. Dirinya dinobatkan sebagai miliarder terkaya di dunia, pasalnya Kim Jung-Youn lahir pada 2004.
Adapun, sebelum dirinya, posisi ini adalah milik Kevin David Lehmann yang berusia 20 tahun dengan harta US$1,8 miliar atau setara dengan Rp28 triliun dari ayahnya Guenther, pemilik jaringan toko obat Lehman, Drogerie Markt.
Advertisement
Profil Bisnis Nexon Group
Nexon Group adalah perusahan gim yang didirikan oleh Kim Jung Ju dan Jake Song pada 26 Desember 1994. Meski didirikan di Seoul, Korea Selatan, tetapi kantor pusatnya saat ini berpusat di Jepang.
Perusahaan ini memiliki banyak kantor di seluruh dunia termasuk Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Amerika Serikat. Gim pertama yang dikembangkan dan diterbitkan perusahaan adalah Nexus: The Kingdom of the Winds yang diluncurkan pada 1996 hingga akhirnya menuai kesuksesan.
Melihat kondisi market yang bagus, membuat perusahaan ini segera merilis beberapa gim terbarunya, seperti KartRider, Elancia, Dark Ages: Roleplaying Online, Elemental Saga, QuizQuiz, dan Shattered Galaxy. Gim tersebut dikelola oleh perusahaan Kru Interactive yang sebelumnya dikenal sebagai Nexon Inc, anak perusahaan AS dari Nexon Group.
BACA JUGA: Perkuat Ekosistem Keuangan Syariah, Prudential Gandeng PBNU
Selain itu, ada pula Wizet yang merupakan anak perusahaan dari Nexon Corporation pun mengembangkan MapleStory di Korea dan menuai kesuksesan hingga sampai saat ini.
Gim tersebut bahkan dilokalkan di berbagai negara seperti Taiwan, Thailand, Singapura, Jepang, Cina, Amerika Utara, Vietnam, Brasil, dan Eropa.
Tak mau ketinggalan, anak perusahaan Nexon Group yaitu Neople pun mengembangkan Dungeon & Fighter, salah satu permainan komputer online gratis yang paling populer di Cina.
Setelah hampir sepuluh tahun menjadi perusahaan swasta dengan segala pencapaian luar biasanya, menjadikan Nexon Group memutuskan untuk Go Public pada 14 Desember 2011 di Bursa Saham Tokyo. Penawaran umum perdana perusahaan menjadi yang terbesar di Jepang untuk tahun ini dan terbesar ke-2 secara keseluruhan di seluruh dunia untuk perusahaan teknologi.
Sejak itu, perusahaan ini mulai mengakuisisi pengembang game yang berbeda termasuk pengembang game seluler berbasis Maryland, Big Huge Games pada 2016. Mereka terus mengakuisisi dan berinvestasi ke berbagai peluang investasi.
Pada 2021, perusahaan telah menginvestasikan sekitar US$874 juta atau Rp13 triliun ke Bandai Namco Holdings, Konami, Hasbro, dan Sega Sammy Holdings.
Sengketa pewaris
Meski sang putri, yaitu Kim Jung-Youn dan kakak perempuannya Kim Jung-Min memegang hampir setengah dari perusahaan, terungkap bahwa sang ayah mereka tidak ingin mereka menjalankan perusahaan.
Kim Jung Ju menyatakan sebelum dia meninggal dunia bahwa putrinya tidak akan pernah mengambil alih perusahaan jika dia tiada. Perusahaan akan diwariskan ke tangan karyawan berpengalaman untuk menjaga budaya keadilan dan transparansi perusahaan.
Sebagai informasi, kedua saudara perempuan menerima jumlah saham yang sama setelah kematian ayah mereka, yaitu sekitar 30,78% dari perusahaan. Bahkan, keduanya sudah memiliki saham sebelum kematian ayah mereka tapi kekayaan bersih mereka meroket saat Jung Ju meninggal dunia.
Sehingga, di luar operasionalisasi perusahaan, Kim Jung-Youn akan bertanggung jawab dalam mengelola kemitraan di firma modal ventura yang berbasis di New York bernama Collaborative Fund.
Warisan Harta Kim Jung Ju
Sebagai sosok keberhasilan dari inovasi teknologi generasi pertama Korea setelah peluncuran Nexon pada tahun 1994. Kim Jung Ju termasuk dalam peringkat miliarder Forbes pada 2013 dan sebagai orang terkaya ke-11 di Korea Selatan dengan harta kekayaan mencapai U$1,6 miliar atau Rp24 triliun.
Lalu, pada saat kematiannya, dia menjadi orang terkaya ketiga di Korea Selatan dengan $10,7 miliar yang setara dengan Rp166 triliun.
Setelah kematian sang ayah yang berusia 54 tahun pada 28 Februari, Kim Jung-youn langsung menjadi miliarder termuda ketika dia dan saudara perempuannya diberi US$2,5 miliar yang setara dengan Rp38 triliun.
Dilaporkan bahwa masing-masing putri Kim Jung Ju menerima masing-masing sekitar US$1 miliar yang setara dengan Rp15 triliun setelah dipotong pajak.
Bahkan, Kim Jung-youn sudah menjadi miliarder bahkan sebelum meninggalnya Kim Jung Ju karena dia memiliki 4,57% saham di perusahaan tersebut, di mana sang ayah memberinya saham tersebut sebagai bentuk gaji karena sang putri telah membantunya.
Selain Kim Jung-youn, ibunya yaitu Yoo Jung-hyun pun mendapat saham yang sama dengan putri mereka menjadikannya pemegang saham terbesar perusahaan dengan 34% kepemilikan. Untuk saat ini, sang ibu menjabat sebagai auditor dari perusahaan besar Nexon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Awasi Masa Tenang, Bawaslu Siagakan Semua Petugas Pengawas
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mengenal Galeri 24, Anak Perusahaan Pegadaian untuk Investasi Emas
- Harga MinyaKita Melambung hingga Rp18.000, Kemendag Segera Panggil Distributor
- GATF Kembali Digelar di Jakarta, Hadirkan Lebih dari 500 Ribu Kursi dengan Harga Terjangkau
- Menko Bidang Pangan Sebut Ada Rencana Setop Impor Beras Tahun Depan
- OJK: KUR Tidak Termasuk Utang Macet yang Bisa Dihapus
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Capai 4,7 hingga 4,9 Persen di 2025
- Harga Bitcoin Pecah Rekor, Investor Diminta Berhati-hati Titipkan Dana Investasinya
Advertisement
Advertisement