Advertisement

Semakin Ngetren, Begini Sejarah Coworking Space di Indonesia, Pertama Kali Hadir di Kota Ini

Afiffah Rahmah Nurdifa
Sabtu, 04 Februari 2023 - 15:17 WIB
Arief Junianto
Semakin Ngetren, Begini Sejarah Coworking Space di Indonesia, Pertama Kali Hadir di Kota Ini Ruang kerja bersama (coworking space) Greenhouse di Kuningan, Jakarta. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Ruang kerja bersama atau coworking space sempat menjadi tren di kalangan pelaku usaha di Indonesia. Tren tersebut bahkan menjadi peluang bisnis baru di sektor perkantoran.

Berdasarkan catatan Bisnis.com (Jaringan Informasi Bisnis Indonesia/JIBI) pada 2018 lalu, Ketua Asosiasi Coworking Space Indonesia, Faye Alund, menerangkan coworking space pertama kali muncul di Bandung pada 2010 dengan nama Hackerspace yang dirintis oleh Yohan Totting sebagai ruangan untuk para pekerja teknologi informasi (TI).

Advertisement

"Jadi, 2010 itu pertama kali coworking space ada di Bandung, itu ada Hackerspace. Itu mereka pekerja IT sewa rumah, kerja bareng, meskipun tampilannya tidak cakep tapi awal mulanya coworking space ya begitu," kata Faye pada 2018 lalu.

Coworking space memiliki ciri sebagai arena dan ruang bagi komunitas untuk mengembangkan ide dan kreativitas. Ruangan tersebut terbilang umum dan tidak memiliki identitas tertentu sebagai perusahaan atau pekerja.

Tak heran jika pada mulanya coworking space identik untuk para freelancer dan pelaku industri digital ataupun entrepreneur. Yohan Totting pun memulai coworking space ketika dia masih menjadi freelancer yang bekerja tanpa tempat kerja yang pasti dari rumah, kafe, atau warung kopi.

Suatu ketika, Yohan menghadiri undangan Seedcamp di Singapura. Dia pun berkunjung ke area Hackerspace yang saat ini merupakan coworking space paling sukses di negara tersebut. Kekaguman Yohan mendorongnya untuk merancang coworking space di Indonesia bersama teman-temannya.

BACA JUGA: Keren! Anak-anak di Kampung Patangpuluhan Jogja Bisa Bikin Aplikasi Sendiri

Setelah muncul pertama kali Hackerspace Bandung, ruangan tersebut akhirnya muncul di berbagai wilayah seperti Surabaya, Yogyakarta, Medan dan kota besar lainnya meski tidak semua berjalan lancar.

Menurut Asosiasi Coworking Space Indonesia, konsep coworking space sebenarnya memberikan ruang interaksi dengan pihak lain di luar institusi atau perusahaan. Dengan perbedaan perspektif dan transfer ilmu maka akan potensi melahirkan kolaborasi lintas perusahaan.

"Jadi ini bukan hanya untuk millenials, tetapi bagi siapapun yang sudah lahir dan berkembang pada era Internet. Coworking space itu tidak hanya untuk ruang interaksi bagi orang ekstrover, tetapi juga menjawab kebutuhan ruang kerja orang introver," tambahnya.

Dia menyamakan kehadiran coworking space dengan fenomena kehadiran tempat gym. Awalnya, orang berpikir, tidak perlu pergi ke gym karena bisa olahraga di lingkungan rumah.

Namun, lambat laun bisnis gym ramai peminat karena tawaran untuk berkomunitas antar sesama anggota yang ingin olah raga. Mereka juga memiliki kegiatan olah raga bersama yang menstimulus orang untuk bergabung dan mendorong ekspansi bisnis gym. "Jadi yang terpenting dari coworking space itu infrastruktur dan ekosistemnya," kata Faye.

Faye menyebut, infrastruktur fisik terpenting di coworking space antara lain ada listrik dan internet. Namun dua hal itu juga bukan faktor utama. Iklim dari coworking space sangat menentukan tingkat kenyamanan anggota coworking space.

Pada 2018 lalu, pihaknya menyebutkan ada sekitar 220 coworking space yang ada di 44 kota termasuk kota-kota kecil seperti Kediri, Demak dan Madiun. Untuk diketahui, Asosiasi tersebut terbentuk pada tahun 2016, saat itu baru ada 60 unit, pada 2017 naik tiga kali lipat menjadi 180. 

Coworking space paling banyak berada di Jakarta, sedangkan 80% coworking space berada di Jawa. Tren coworking space disebut dapat menggerakkan ekonomi digital. Bukan hanya untuk digital start up, tetapi untuk creative hub ataupun creative spaces.

Coworking space yang paling sukses saat ini yaitu Hubud (Hub in Ubud) di Bali yang didirikan oleh tiga ekspatriat yaitu Peter Wall, John Alderson, dan Steve Munroe. Sementara itu, coworking pertama di Jakarta yaitu Comma yang berdiri pada 2012, tapi tutup pada 2016.

Comma diluncurkan oleh tujuh tokoh terkemuka di kancah wirausaha seperti Rene Suhardono (pelatih karier dan pendiri ImpactFactory), Yoris Sebastian (pendiri creative konsultasi OMG), dan Dondi Hananto (pendiri wujudkanID).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Gempa Magnitudo 5 di Gunungkidul Terasa hingga Trenggalek

Gunungkidul
| Kamis, 28 Maret 2024, 21:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement