Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah di Indonesia Masih Rendah

Advertisement
JOGJA—Pertumbuhan ekonomi syariah melalui peningkatan literasi dan inklusi asuransi jiwa syariah, khususnya di kalangan generasi muda perlu terus dilakukan.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK di akhir 2022 menyebut tingkat literasi dan inklusi keuangan Syariah masing-masing hanya 9,14% dan 12,12%1.
Presiden Direktur Prudential Syariah Omar S. Anwar mengatakan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik, generasi muda perlu memiliki pemahaman akan pentingnya asuransi jiwa Syariah dengan diiringi kemampuan pengelolaan finansial yang bijak.
"Sejalan dengan POJK Nomor 76/POJK.07/2016, kami berkomitmen untuk mendukung realisasi hal tersebut melalui berbagai kegiatan literasi dan inklusi asuransi jiwa Syariah bagi generasi muda, termasuk melalui kerja sama dengan lembaga pendidikan seperti Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang," katanya melalui keterangan tertulis, Jumat (3/3/2023).
Menurut Omar, Indonesia berada pada posisi strategis dalam perekonomian syariah global karena market size industri halalnya begitu signifikan dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia (87% dari total populasi). Meskipun demikian, katanya, tingkat literasi dan inklusi keuangan Syariah di Indonesia masih sangat rendah.
Omar menyampaikan berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK di akhir 2022 tercatat tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah masing-masing hanya 9,14% dan 12,12%1.
"Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memanfaatkan peluang secara optimal, termasuk melalui peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah. Tujuannya untuk meningkatkan literasi dan inklusi asuransi jiwa syariah," katanya.
Menurut Omar, edukasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari upaya memajukan ekonomi syariah di Indonesia. Salah satu poin penting yang dapat disampaikan melalui edukasi ini adalah pemahaman bahwa asuransi jiwa syariah tidak hanya berlaku untuk golongan tertentu, tetapi juga berlaku untuk semua golongan.
"Hal ini selaras dengan prinsip kami yakni Sharia for All atau Syariah untuk Semua. Harapan kami, dengan semakin banyak masyarakat yang memiliki asuransi jiwa Syariah, maka semakin banyak masyarakat yang memiliki produk perlindungan yang halal serta dapat terbantu dalam mencapai tujuan finansial yang penuh berkah," kata Omar.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang Prof Martin Kustati mengatakan Provinsi Sumatra Barat memiliki potensi keuangan Syariah yang sangat besar dengan didukung oleh komitmen kuat Pemerintah Daerah Sumatra Barat. "Kemitraan ini sangat strategis bagi kami untuk meningkatkan kesadaran pentingnya keuangan Syariah bagi mahasiswa, sekaligus mendukung upaya pemerintah daerah untuk menjadikan Provinsi Sumatera Barat sebagai Pusat Industri Halal Nasional di 2024," katanya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- UU Cipta Kerja Disahkan, Begini Cara Hitung Pesangon sesuai Masa Kerja
- Berhenti Jual Dawet dan Bakso Keliling, Wahyudin Sukses Berjualan Martabak dan Jadi Mitra UMKM Indomaret
- UMKM Expo, Kemenkeu Hadir untuk UMKM di DIY
- YATS Colony Hotel Yogyakarta Launching Paket Buka Bersama
- Ajinomoto Giatkan Inisiatif Kesehatan dan Lingkungan untuk Masyarakat Indonesia
Advertisement
Advertisement

Ini 10 Negara dengan Durasi Puasa Terpanjang di Dunia pada 2023
Advertisement
Berita Populer
Advertisement