Advertisement
Ubah Citra Pasar Tradisional dengan Menu Barat

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Pasar tradisional punya potensi yang besar apabila tertata, bersih, dan mudah aksesnya. Melihat peluang itu, The French Press (TFP) Kopi Warung memanfaatkannya dengan hadir serta memakmurkan pasar dengan makanan western-nya.
Anak muda dan pasar mungkin padanan kata yang jarang bersanding. Apalagi dalam konteks mencari makan atau menongkrong. Pasar acap diidentikkan dengan tempat yang penuh genangan air, kotor, lantai yang kusam, sampai keruwetan lalu lalang manusia.
Advertisement
Nyatanya, citra ini semakin memudar belakangan, salah satunya di lantai II Pasar Kranggan Jogja.
Meski banyak ruko yang tutup lantaran tidak ada penghuninya, sederatan ruko masih bertahan. Mereka menjual kopi sampai mi instan. Ada salah satu yang menarik perhatian, lantaran paling ramai di antara lainnya.
Warung itu bernama The French Press (TFP) Kopi Warung. Meski ada unsur kopi, menu utamanya justru makanan western dengan berbagai jenis olahan. Awalnya memang menjual kopi sebagai garda depan, tetapi dalam perkembangannya, menu makanan lebih laris.
BACA JUGA: 5 Kuliner Paling Hits dan Ramai Dikunjungi di Jogja
Makanan western merupakan deretan menu yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Eropa dan Amerika Serikat.
Pada umumnya, bumbu dasar dari masakan western hanya menggunakan garam dan merica. Beberapa juga ditemukan ada yang memakai dairy product seperti susu, telur dan mentega. Berbagai jenis wine seperti red wine dan white wine juga kerap ditambahkan ke dalam masakan atau saus untuk memperkuat rasa dan menciptakan aroma khas.
TFP Kopi Warung Jogja merupakan cabang kedua. Bibitnya ada di Solo pada 2018. Setahun kemudian baru muncul di Jogja, melihat pasar yang mulai melebar.
Kesamaan keduanya berada di sekitar pasar. TFP Kopi Warung Solo berada di Pasar Gede, pasar legendaris yang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda.
Penggawa utamanya Meynar Intan dan Bob. Sebelum mendirikan TFP Kopi Warung, Intan merupakan pegawai bank. Sementara Bob adalah seorang chef yang sebelumnya berdomisili di Inggris.
Saat pulang ke Solo, dia mengajak Intan mendirikan usaha. Dari sekian banyak tempat, pasar menjadi pilihan yang paling tepat. “Di pasar, suasananya enak, waktu itu Pasar Gede masih sepi, padahal di tengah kota, enggak ada yang ngelirik karena mungkin stigma negatif pasar. Ya sudah kami ciptakan kebersihannya, mungkin terlihat jelek karena kotor, tetapi sebenarnya bagus, sekarang Pasar Gede udah full penjual,” kata Intan, beberapa waktu lalu.
Prinsip yang sama juga berlaku di Pasar Kranggan. Hanya berjarak berapa puluh langkah dari Tugu Jogja, dengan menjaga kebersihan dan lainnya, Pasar Kranggan sangat layak untuk menjadi tempat makan yang nyaman.
Dekatnya TFP Kopi Warung dengan pasar juga memberikan keuntungan tersendiri dari akses bahan makanan.
Sedari awal, Bob sangat detail menjaga kualitas makanan, semua bahan baku harus segar. Meski tidak semua bisa didapat di pasar dan mencari ke supplier lain, tetapi mayoritas bahan baku terpenuhi dengan dekat dan cepat.
BACA JUGA: Ini 8 Ide Usaha dengan Modal Rp5 Juta
Untuk menjaga kualitas makanan, pembukaan TFP Kopi Warung berdasarkan sif yang berisi empat jam. Waktu tersebut menjadi toleransi bahan makanan yang masih cukup baik dalam kondisi luar ruangan.
“Nanti persiapan lagi untuk buka sif berikutnya, sehari bisa dua sif. Masak baru lagi, dengan bahan baku baru, makanan enggak kuat lama di luar,” kata perempuan berusia 37 tahun ini.
Meski menyediakan menu western, Intan dan Bob ingin TFP Kopi Warung tetap tampil sederhana.
Interaksi
Tidak ada sistem barcode untuk menu dan pembayaran. Tujuannya agar ada interaksi layaknya di warung.
Kursi dan meja juga tidak memiliki banyak corak atau model. Kesan ini agar semua orang tidak takut untuk mencoba makanan western, tidak canggung. Semua berhak mencoba makanan western.
Upaya ini juga dalam pemberian harga yang dianggap masih murah. Cemilan mulai dari Rp10.000. Untuk makanan utama dengan berbagai olahan daging sapi, ayam, atau lainnya, harganya rata-rata Rp35.000. Makanan yang konsumen dapatkan, dengan berbagai kualitasnya, di kedai lain harganya bisa lebih tinggi.
“Menu setiap harinya juga berbeda, biar tidak bosan seperti makan di rumah yang sering berubah-ubah. Karyawan TFP Kopi Warung juga akan menerangkan menu apabila konsumen butuh penjelasan,” kata Intan. “Kami ingin ada interaksi.”
Interaksi-interaksi ini yang membuat konsumen lebih dari sekadar orang yang makan, bayar, dan pulang. Tidak jarang konsumen yang justru menjadi teman untuk karyawan maupun owner. Ini justru membuka peluang-peluang kolaborasi baik ke depannya.
Setiap harinya, tidak ada target khusus dalam menjual makanan. Penyediaan jumlah bahan makanan lebih kepada prediksi ramai tidaknya hari itu.
Namun, khusus untuk akhir pekan, pasokan penuh. Pada akhir pekan, banyak konsumen yang datang merupakan wisatawan. Sementara untuk hari-hari biasa, pengunjung kebanyakan anak muda serta keluarga.
Intan tidak menjelaskan berapa porsi perhari yang bisa dia jual. Penjualan bisa sangat fluktuatif. Meksi memang tidak jarang sampai antre cukup lama karena ramai. Tetapi tidak semua permintaan ia layani.
“Kami bukan orang yang bangun tidur langsung mikirin omzet, bisa jalan dan berkembang perlahan sudah cukup,” katanya. “Misal ngejar untung banyak, harganya tidak akan segitu.”
Untuk masyarakat yang hendak mampir di TFP Kopi Warung Jogja, mungkin tidak bisa lagi berkunjung ke Pasar Kranggan.
TFP Kopi Warung akan pindah ke Pasar Prawirotaman lantai empat. Kabar baiknya, kini cabang warung ini juga sudah bertambah. Warga Semarang sudah bisa ke sekitar Pasar Tiban, apabila ingin mencicipi masakan dari rekan-rekan TFP Kopi Warung sejak awal 2023 ini.
TENTANG USAHA
Nama usaha:
The French Press Kopi Warung
Bidang:
Kuliner western
Tahun berdiri:
2018
Alamat:
- Pasar Gede, Jalan RE Martadinata No. 10, Sudiroprajan, Jebres, Surakarta.
- Pasar Prawirotaman, Jalan Parangtritis No. 103, Brontokusuman, Mergangsan, Jogja.
- Pasar Tiban, Jalan Veteran No. 3A, Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Perolehan Medali di PORDA DIY Tak Terkejar, Sleman Kunci Juara Umum
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Merger Pelita Air dan Garuda, Begini Tanggapan CEO Danantara
- Impor Komoditas Etanol Akan Dibatasi, Ini Tujuannya
- Kucuran Rp200 Triliun Himbara Perlu Diimbangi Kemudahan Usaha
- Harga Jual Emas Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Kompak Naik
- Jelang Merger, Pelita Air Buka Rute Singapura-Jakarta Kelas Premium
- Kendalikan Konsumsi, Ekonom UGM Usul Cukai Rokok Sebaiknya Naik
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
Advertisement
Advertisement