Advertisement

Gunungkidul Pilot Project Ekosistem Green Economy untuk Mendukung NZE

Abdul Hamied Razak
Rabu, 15 Maret 2023 - 15:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Gunungkidul Pilot Project Ekosistem Green Economy untuk Mendukung NZE Penanaman sebanyak 50.000 bibit tanaman pakan ternak dalam program Pengembangan Ekosistem Green Economy untuk Mendukung Net Zero Emission (NZE) Berbasis Keterlibatan Masyarakat di Kalurahan Gombang, Gunungkidul, Selasa (14/3/2023). - ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Gunungkidul terpilih menjadi pilot project program Pengembangan Ekosistem Green Economy untuk Mendukung Net Zero Emission (NZE) Berbasis Keterlibatan Masyarakat.

Program dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) dan Subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI) bekerja sama dengan Pemda DIY dan Kraton Jogja untuk mengembangkan kawasan ekonomi hijau (green economy) di DIY. Proyek yang dilaksanakan di Kalurahan Karangasem dan Gombang itu bertujuan untuk menyediakan pakan ternak bagi warga di dua kalurahan tersebut.

Advertisement

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan dalam program ini sebanyak 50.000 bibit tanaman pakan ternak yakni Gamal, Indigofera, Gmelina atau Jati Putih, dan Kaliandra Merah. Dalam kurun waktu 6 bulan diharapkan daunnya dipanen untuk pakan ternak dan dalam kurun waktu satu sampai satu setengah tahun, rantingnya bisa dimanfaatkan sebagai energi untuk PLTU batu bara.

"Project ini dijadikan co-firing, kami campur dengan batu bara sehingga PLTU batu bara kami yang tadinya hanya menggunakan batu bara bisa memproduksi energi baru terbarukan. Di Gunungkidul ini hanyalah sebagai pilot project, sehingga ini akan kami aplikasikan bukan hanya di Yogyakarta saja tapi juga di tingkat nasional," ucap Darmawan melalui keterangan pers, Rabu (15/3/2023).

Baca juga: Dirut Pertamina Ungkap Depo Plumpang Tak Akan Sepenuhnya Direlokasi

Dia menambahkan, kerja sama antara PLN dengan Kraton Jogja dan Pemprov DIY merupakan wujud nyata dari pengembangan ekosistem hijau berbasis gotong royong warga. Menurutnya, dalam mencapai target pengurangan emisi karbon, pemerintah tidak bisa sendiri, perlu kolaborasi antara BUMN dan juga keterlibatan aktif masyarakat untuk mencapai target tersebut.

Dalam program ini, warga adalah pelaku sekaligus penerima manfaat. Warga dilibatkan dalam menentukan jenis bibit tanaman sesuai dengan kebutuhan untuk mengatasi persoalan kekurangan pakan. "Dengan keterlibatan masyarakat di tiap hasil pelaksanaan program warga akan punya rasa memiliki dan turut berupaya maksimal, menjaga dan memastikan keberhasilan program ini," harapnya.

Selain membangun pembangkit energi baru terbarukan, PLN juga terus melakukan inovasi untuk menurunkan emisi. Salah satunya dengan menerapkan teknologi co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). "Saat ini total terdapat 69 GW PLTU yang beroperasi di Indonesia. Kebutuhan batubaranya sekitar 160 juta ton dalam satu tahun. Untuk mengurangi emisi, kami mensubstitusi sebagian batu bara dengan biomassa untuk bahan bakar pembangkit," kata Darmawan.

Direktur Utama PT PLN EPI Iwan Agung F. menyampaikan, PLN Energi Primer Indonesia (EPI) yang merupakan salah satu subholding PLN memiliki direktur biomassa yang bertugas mengawal pemenuhan biomassa di seluruh pembangkit di Indonesia. Biomassa menjadi bahan bakar pembangkit listrik melalui co-firing.

"Jadi batu bara di PLTU itu dicampur dengan biomassa dapat berupa kayu ada berupa sampah berupa sekam, bonggol jagung, dan lain-lain dan ini merupakan bahan bakar hijau yang nantinya menjadi net zero karbon dan berperan mengurangi emisi karbon," kata Iwan.

Dikatakan Iwan, pada pilot project kali ini PLN EPI beserta masyarakat sudah menanam 50.000 batang pohon pada tanah seluas 30 hektar di Kalurahan Karangasem dan Gombang. Terdapat sebanyak 1700 KK yang mendapatkan 12 bibit untuk ditanam di pekarangan rumah, sementara 30.000 bibit pohon sisanya ditanam di Tanah Kas Desa dan Tanah Kasultanan di masing-masing Kalurahan.

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pun menyambut baik serta mendukung implementasi program inisiasi PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) yang dinilai mendorong pembangunan berkelanjutan dan selaras dengan "Hamemayu Hayuning Bawana". "Masalah biomassa dari tanaman yang akan ditanam nanti, kami sependapat dan mendukung karena program itu juga bagian dari Sustainable Development Goals (SDGs)," ujar Sultan.

Sultan menjelaskan filosofi DIY Hamemayu Hayuning Bawana yang dinilai identik dengan SGDs. Filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, lanjutnya, definisi dari memperindah dunia yang pada dasarnya memang diciptakan indah adanya. Ini adalah filosofi tentang melindungi keselamatan dunia, baik lahir maupun batin, dimana harmoni antara manusia dengan bumi dan segala isinya menjadi kunci utamanya.

Sultan berharap, program yang menjadi bagian dari SDGs tersebut benar-benar bisa dilaksanakan dengan baik dan memberikan manfaat seperti menumbuhkan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Gunungkidul merupakan kabupaten yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani dan peternak. Karena itulah Gunungkidul dikenal sebagai salah satu lumbung ternak di DIY.

Namun terdapat persoalan mendasar yang dialami pemilik ternak di sebagian wilayah yakni kurangnya pakan ternak ketika musim kemarau. "Karena itu, bagi kami ini kekuatan. Selama ini kami juga mencoba untuk menjaga lingkungan di DIY ini nyaman bagi masyarakat. Sehingga terkait dengan ekosistem yang ada di Jogja, saya mendukung sekali program seperti ini ya, karena tidak akan merusak lingkungan tapi justru bisa sesuai dengan kepentingan-kepentingan kita," jelas Sultan. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Program Transmigrasi, DIY Dapat Kuota 16 Kepala Keluarga

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 09:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement