Advertisement
Bukan Anjlok, GIPI Klaim Wisatawan di Jogja Lebih Terurai
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY menyebut momen libur Lebaran yang cukup panjang membuat kunjungan wisatawan di Jogja lebih terurai. Sehingga pada tahun ini nampak tidak seramai Lebaran tahun lalu.
Ketua GIPI DIY, Bobby Ardianto mengatakan kunjungan wisatawan tidak terjadi dalam waktu yang bersamaan. Meski belum dihitung jumlah pastinya, namun dia memperkirakan secara jumlah kunjungan tidak akan terlalu beda dengan tahun sebelumnya.
"Secara jumlah memang tidak terlalu berbeda dengan tahun lalu, namun kalau dari perkiraan target pemerintah memang belum sesuai. Karena periode Lebaran yang panjang maka terkesan ramai tahun lalu," ucapnya, Rabu (26/4/2023).
Menurutnya terurainya wisatawan adalah dampak dari perbaikan infrastruktur, manajemen lalu lintas, dan lainnya. Sehingga kepadatan terpecah. Target yang belum tercapai dia sebut jadi pekerjaan rumah bersama untuk dikejar pada tahun depan.
"Bahwa Jogja sebenarnya kapasitasnya bisa dimaksimalkan bisa dilihat dengan beberapa kemajuan infrastruktur dan amenities. Di Gunungkidul sudah ada hotel bintang empat, di Kulonprogo juga. Kemajuan homestay juga. Harapannya memang benar-benar bisa mendorong, memaksimalkan daya tampung wisatawan di DIY," harapnya.
Baca juga: Selama Lebaran 2023 Uang Beredar di Daerah Capai Rp67 Triliun
Jumlah wisatawan tahun lalu di kisaran lima juta pengunjung, dan tahun ini diperkirakan bisa mencapai tujuh juta. Namun target tersebut belum tercapai
"Tahun lalu sekitar lima juta wisatawan kurang lebih, rangenya naik turun di sekitar itu. Terlihat lebih sepi karena kepadatan terurai, terpecah di masing-masing kabupaten/kota," lanjutnya.
Keberadaan KRL juga membuat mobilitas Jogja-Solo lebih mudah. Sejauh ini menurutnya dampaknya masih positif. Komunikasi terus dijalin dengan area Yogyakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar) dan Magelang, Kulonprogo dan Purworejo (Gelang Projo). Menurutnya ke depan akan ada grand design pengembangan bersama, sehingga tercapai kelengkapan wisata.
"Saya melihat dampaknya lebih ke positif. Produk kami masih lumayan kuat sehingga bagaimana membangun komunikasi ini yang perlu didorong," katanya.
Lebih lanjut dia menyampaikan pada 27-28 April 2023 diperkirakan wisatawan sudah mulai kembali ke kota masing-masing. Sehingga rekap jumlah pengunjung ditargetkan rampung akhir pekan ini.
"Kami juga koordinasi dengan dinas pariwisata provinsi untuk input data sehingga ada satu pintu komunikasi yang sama. Antara industri dan pemerintah datanya sama," jelasnya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
Penanggulangan Kemiskinan Optimalkan Kader Khusus, Pendampingan Warga Miskin Makin Intensif
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
- Transaksi Rupiah di Lintas Negara Naik 100 Persen
- Harga Bawang Merah Naik 100 Persen, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement