Advertisement
Internet di Indonesia Paling Lemot Se-ASEAN

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kondisi kecepatan internet di Indonesia termasuk yang paling lambat se-Asean. Hal itu merujuk dari laporan Speedtest Global Index pada Maret 2023.
Rata-rata kecepatan internet mobile di Indonesia ada di angka 21,35 Mbps. Untuk cakupan wilayah Asia Tenggara, ternyata posisi ini berada paling buncit.
Menanggapi hal ini, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai kecepatan internet di Indonesia sebenarnya mengalami peningkatan kecepatan secara mobile, tetapi untuk Asia Tenggara memang masih jauh tertinggal.
"Walaupun kondisi industri penyedia layanan internet di Indonesia saat ini cukup kompetitif, tantangan yang dihadapi cukup besar," ujar Ketua Umum APJII Muhammad Arif dikutip dari Bisnis.com-jaringan Harianjogja.com, Minggu (7/5/2023).
Menurut Arif, ada beberapa faktor yang menyebabkan kecepatan internet Indonesia masih rendah. Pertama, berkaitan dengan infrastruktur jaringan.
Advertisement
Baca juga: Video Detik-detik Bus Masuk Jurang di Tegal, Masyarakat Teriak Histeris
Dia menyebut cakupan infrastruktur jaringan di Indonesia masih belum merata, terutama di daerah-daerah terpencil dan pedalaman.
"Misalnya, banyak wilayah yang belum terjangkau oleh jaringan fiber optik, yang menyebabkan keterbatasan kecepatan dan kapasitas jaringan," ucap Arif.
Kemudian, sambungnya, tidak optimalnya kualitas infrastruktur jaringan di perkotaan yang padat penduduk. Hal ini dikarenakan mahalnya biaya penggelaran jaringan di daerah padat penduduk karena pemerintah daerah sudah mulai berorientasi pada komersialisasi untuk peningkatan pendapatan daerahnya.
Faktor berikutnya, hambatan regulasi. Arif menilai regulasi yang ada seringkali jadi hambatan dalam pengembangan infrastruktur jaringan, seperti perizinan yang sulit dan birokrasi yang berbelit.
Kemudian dia menambahkan, faktor lainnya adalah ketersediaan listrik yang tidak stabil, terutama di daerah terpencil.
"Hal ini juga mempengaruhi kualitas jaringan internet. Jaringan telekomunikasi membutuhkan pasokan listrik yang stabil untuk beroperasi dengan baik," tutur Arif.
Senada, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi juga mengatakan faktor utama yang mempengaruhi kecepatan internet adalah infrastruktur telekomunikasi dan internet itu sendiri.
Dia menilai dua hal tersebut masih rendah di Indonesia sehingga cakupan internet juga masih terbatas.
"Belum semuanya tercover internet broadband dan teknologi. Baik backbone dan backhaul masih belum support broadband dan masih belum lengkap," imbuh Heru.
Sekadar informasi, berikut daftar peringkat kecepatan internet mobile tercepat di Asia Tenggara pada Februari 2023:
Brunei 78,09 Mbps (peringkat 20)
Singapura 76,48 Mbps (peringkat 22)
Malaysia 47,72 Mbps (peringkat 45)
Vietnam 43,32 Mbps (peringkat 51)
Thailand 40,80 Mbps (peringkat 53)
Laos 29,97 Mbps (peringkat 72)
Filipina 25,63 Mbps (peringkat 79)
Myanmar 24,25 Mbps (peringkat 88)
Kamboja 22,55 Mbps (peringkat 94)
Indonesia 21,35 Mbps (peringkat 101)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
Advertisement

Audiensi ke DPRD, Satgas PPA Bantul Harapkan Dukungan Penuh
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Karyawan TikTok Shop di Amerika Serikat Kena PHK
- Ini 6 Rute Baru Trans Jabodetabek, Berikut Jadwal dan Trayeknya
- Pertamina Patra Niaga Siap Laksanakan LPG Satu Harga
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisman ke DIY pada Juni 2025 Naik 20 Persen
- Pemerintah dan DPR Memproyeksi Inflasi 2025 Sebesar 2,2 Persen hingga 2,6 Persen
- Rencana Kenaikan Tarif Ojek Online, Ini Kata Maxim
Advertisement
Advertisement