Advertisement
Setelah Ganggaun Ransomware, BSI Catat Setoran Masuk Capai Rp30 Miliar
Karyawan melanyani nasabahyang melakukan transaksi di PT Bank Syariah Indonesia KC Jakarta Barat, Kebon Jeruk, Jakarta, Senin (1/2 - 2021). Bisnis
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) mencatat dana pihak ketiga (DPK) terinjeksi senilai Rp30 miliar usai dikabarkan mengalami serangan siber pada Senin (8/5/2023).
Manajemen BRIS menjelaskan angka tersebut merupakan setoran mitra lebih dari 2.000 transaksi selama bank membuka layanan weekend banking di 434 kantor cabang BSI pada Sabtu (13/5/2023).
Advertisement
Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo menyampaikan komitmen perseroan untuk kembali membangun kepercayaan nasabah setelah mengalami gangguan layanan yang terjadi.
BACA JUGA : Saldo Nasabah BSI Tiba-tiba Raib hingga Ratusan Juta
“Terima kasih kepada seluruh nasabah setia BSI yang telah melakukan transaksi selama operasional akhir pekan. BSI berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan keamanan untuk seluruh nasabah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (14/5/2023).
BSI telah menyiapkan sebanyak 434 kantor cabang se-Indonesia untuk membuka operasional pada Sabtu (13/5/2023) dan Minggu (14/5/2023) untuk melayani kebutuhan nasabah usai sempat mengalami kendala layanan dalam beberapa hari terakhir.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan bahwa seluruh data dan dana nasabah di BSI akan dijamin keamanannya.
"Proses normalisasi layanan Bank Syariah Indonesia telah kami lakukan, dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman di Bank Syariah Indonesia,” ujar Hery.
BACA JUGA : Usai Layanan Eror, Data Pengguna dan Pasword BSI (BRIS) Bocor
Pasca-peristiwa tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kemudian meminta bank lainnya agar berhati-hati atas upaya-upaya serangan siber seiring dengan pesatnya digitalisasi di industri perbankan.
Tidak hanya ditujukan pada BSI yang saat ini mengalami kendala, namun secara umum juga pada industri perbankan, mengingat potensi gangguan layanan merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dalam penggunaan teknologi informasi di era digital.
“Kami mendorong perbankan untuk memanfaatkan teknologi informasi guna meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah dengan tetap memperhatikan tata kelola, keamanan informasi, dan perlindungan konsumen,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
- Kemnaker Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Tahap 2
- Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
- Kemnaker Siapkan Perpres Ojol, Tekankan Aspek Keadilan Kerja
- Regulasi UMP 2026 Masih Disusun, Menaker Pastikan Libatkan Buruh
Advertisement
Advertisement
Besok, 2 Kereta Pusaka Keraton Jogja Berusia Ratusan Tahun Diarak
Advertisement
Berita Populer
- Tumbuhkan Ekonomi di Daerah, Pemerintah Optimalkan Seluruh Bandara
- Disperindag Kesulitan Cegah Baju Impor Bekas Ilegal Masuk DIY
- Hyundai Siap Garap Proyek Mobil Nasional Indonesia Berbasis Listrik
- Pakar UMY Bilang Pelarangan Thrifting Butuh Masa Transisi
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam Turun, UBS dan Galeri24 Naik
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
Advertisement
Advertisement




