Advertisement
Bursa Efek Indonesia Perwakilan Yogyakarta Tambah Tujuh Galeri Investasi Tahun Ini
Ilustrasi pasar modal. - Bisnis Indonesia/Dedi Gunawan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Yogyakarta mengatakan akan menambah tujuh galeri investasi pada tahun ini. Kepala BEI Perwakilan Jogja Irfan Noor Riza mengatakan saat ini sudah ada 52 galeri investasi di kampus-kampus. Hal ini untuk menggairahkan pasar modal di DIY.
Dia menjelaskan area BEI DIY menyebar hingga ke Karesidenan Banyumas dan Kedu. Dari 52 galeri investasi yang sudah ada, 42 di antaranya berada di DIY dan 10 lainnya di luar DIY. Jumlah galeri investasi di setiap kampus jumlahnya beda-beda. Kampus yang besar dan fakultasnya banyak bisa sampai empat galeri.
"Kami hitung total ada 52 galeri investasi di kampus yang sudah diresmikan. Tahun ini akan bertambah tujuh. Sehingga diharapkan akhir tahun akan ada 59 galeri," ucapnya ditemui di kantornya, Kamis,(25/5/2023).
Galeri investasi menjadi jembatan bagi BEI DIY dengan kelompok studi pasar modal. Lalu dibentuklah duta pasar modal yang menjadi agen edukasi BEI DIY.
BACA JUGA: Korban Mafia Tanah Kas Desa Ingin Sowan, Begini Respons Sultan HB X
Sehingga literasi tentang pasar modal bisa meningkat, beriringan dengan inklusi keuangan. Menurutnya banyak masyarakat yang membuka rekening namun belum teredukasi.
"Kami bekerjasama dengan perusahaan sekuritas di sini ada 15, kami mengajak mereka masyarakat yang membuka rekening akan ditawari program literasi sekolah pasar modal. Ini free," jelasnya.
Irfan menekankan kepada masyarakat agar di dalam berinvestasi tidak semata-mata berorientasi pada keuntungan saja. Sebab investasi apapun tentu saja akan ada faktor risiko.
Berkah Pandemi Covid-19 di Sektor Pasar Modal
Pandemi Covid-19 tidak melulu jadi musibah. Sebab bagi BEI DIY justru menjadi berkah. Pasalnya jumlah investor melonjak tajam saat pandemi.
Sebelum pandemi penambahan jumlah investor dalam satu bulan rata-rata hanya 500-1.000 investor. Penambahan dengan jumlah ini dia sebut sudah terhitung bagus.
Lalu pada saat pandemi dan dilakukan pembatasan, banyak orang yang punya waktu luang karena tidak bisa bepergian. Saat pandemi masyarakat jadi sadar selama ini belum punya dana darurat, apalagi investasi.
"Masyarakat jadi belajar, waktu dimanfaatkan mencari info, pasar modal jadi salah satu wahana investasi. Akhirnya mereka mencoba sekolah pasar modal yang online pada saat itu," paparnya.
Gayung bersambut, pertumbuhan pasar modal DIY cukup signifikan. Puncaknya pada 2021 lalu di mana pertumbuhan investor per bulannya 3.000-4.000 investor. Saat ini, meski tidak setinggi ketika pandemi, pertumbuhan investor DIY stabil dengan rata-rata 2.000-an investor per bulan.
"Kilas balik ke beberapa waktu lalu kami melihat bahwa sebenarnya Covid-19 justru menguntungkan. Pertumbuhan pasar modal cepat sekali," jelasnya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ekonomi DIY Q-III 2025 Tumbuh 5,40 Persen, Tertinggi di Pulau Jawa
- BPS Sebut Ekonomi RI Kuartal III/2025 Tumbuh 5,04 Persen
- Pertamina Pastikan Pertalite di Jawa Timur Bebas Air dan Etanol
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- China Hapus Sejumlah Tarif Pangan AS Mulai 10 November
- Ekonomi DIY Q-III 2025 Tumbuh 5,40 Persen, Tertinggi di Pulau Jawa
- Bayar Andong Wisata di Kota Jogja Kini Bisa Pakai QRIS
- Harga Emas Hari Ini Kamis 6 November 2025 Kompak Turun
- Harga emas UBS-Galeri24 di Pegadaian, Hari Ini Turun
- Trump: Pembatalan Kebijakan Tarif Bakal Jadi Bencana Ekonomi AS
- Ekonomi Global Diprediksi Pulih 2026, Investasi Emas Bakal Turun
Advertisement
Advertisement




