Advertisement

Kebutuhan Rumah Bersubsidi di DIY Tinggi, Sulit Terpenuhi, Ini Penyebabnya...

Ujang Hasanudin
Minggu, 18 Juni 2023 - 13:37 WIB
Arief Junianto
Kebutuhan Rumah Bersubsidi di DIY Tinggi, Sulit Terpenuhi, Ini Penyebabnya... Ketua DPD REI DIY, Ilham Muhammad Nur. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY menyatakan permintaan rumah bersubsidi untuk masyarakat berpengasilan rendah (MBR) di DIY, termasuk Bantul cukup tinggi. Hanya saja, harga tanah yang mahal masih menjadi kendala utama pemenuhan kebutuhan akan rumah bersubsidi tersebut.

“Permintaan sangat tinggi, demand-nya tinggi tetapi suplainya kecil, karena komponen harga rumah itu paling utama adalah tanah. Karena tanah mahal maka kita tidak bisa mewujudkan harga yang diatur pemerintah,” kata Ketua DPD REI DIY, Ilham Muhammad Nur di Bantul, Sabtu (17/6/2023).

Advertisement

Ilham mengatakan REI tidak bisa mewujudkan harga rumah bersubsidi yang diatur pemerintah. Sampai 2022 lalu, harga rumah bersubsidi di angka Rp150,5 jutaan. Padahal DPD REI DIY sudah lama mengusulkan agar harga rumah bersubsidi naik sampai di angka Rp200an juta. “Usulan DPD REI dari dulu sampai Rp200 juta, tapi itu tidak pernah terpenuhi. Rencana kenaikan pun hanya empat persen, tentu itu jauh dari harapan,” ucapnya.

BACA JUGA: Wah! Harga Rumah Subsidi Naik Per Juni 2023! REI: Sudah Lama Kami Tunggu

Ilham memaparkan alasan DPD REI meminta harga rumah subsidi naik menjadi Rp200 juta lantaran harga tanah di DIY termasuk di Bantul terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Namun demikian ia juga memahami jika harga rumah bersubsidi terlalu tinggi naiknya akan memberatkan bagi masyarakat berpengasilan rendah

Pasalnya Upah Minimum Regional (UMR) DIY masih rendah. “Apabila pendapatan masyarakat Rp2 jutaan, yang dibayarkan sebagai angsuran kan di bawah Rp1 juta. Maka parameter menaikan harga rumah subsidi salah satunya dari UMR,” ujarnya.

Tahun ini DPD REI DIY menargetkan 200 unit rumah terbangun di tahun 2023 ini yang dipusatkan di wilayah Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul.

Wakil Ketua DPD REI DIY yang juga direktur PT Drihatra Kertagriya Arthaka sebagai salah satu pengembang perumahan MBR, Hajar Pambudi mengatakan saat ini sudah banyak terbangun rumah bersubsidi, namun ia tidak menyebutkan jumlahnya.

“Untuk tahun ini tetap ada pembangunan rumah bersubsidi, terutama di wilayah Bantul yang tanahnya relatif lebih terjangkau, yakni di wilayah Pajangan. Kalau Gunungkidul dan Kulonprogo, rata-rata bukan dari REI,” katanya.

Permintaan kenaikan harga rumah bersubsidi tahun ini sebenarnya sudah diakomodasi dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) No 60/2023. Dalam Permenkeu tersebut, harga patokan baru rumah subsidi tahun 2023 naik 6,8%-7,7% dibandingkan dengan 2022 dan pada 2024 ditetapkan naik di kisaran 2,2%-2,9% menurut zonasi. 

“Kebetulan beberapa hari kemarin ada Permenkeu yang baru terkait batasan harga rumah yang bebas PPN. Saya kira ini juga bisa membantu masyarakat untuk bisa mendapatkan rumah murah bebas Pajak Pertambahan Nilai [PPN],” ujarnya.

Melalui Permenkeu itu disebutkan bahwa batasan harga jual rumah subsidi di Pulau Jawa, kecuali Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, pada 2023 yakni sebesar Rp162 juta, kemudian di 2024 naik sebesar Rp166 juta. Adapun hingga 2022 kemarin, harga rumah subsidi di DIY di angka Rp 150,5 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Antisipasi Konvoi Kelulusan Pelajar, Polres Bantul Bakal Gelar Patroli

Bantul
| Minggu, 05 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement