Survei Ninja Express, 14% E-shopaholics Berkontribusi Geliat Belanja Online

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ninja Xpress bersama Geopost menerbitkan hasil survei Suara UKM Negeri Vol 3 tentang tren belanja online pascapandemi Covid-19.
Temuan dari survei ini menyebutkan persentase e-shopaholics hanya 14%, tetapi bertanggungjawab untuk 43% total pembelian melalui e-commerce.
Advertisement
Public Relations Manager Ninja Xpress, Fityan Yudhan Anindityo mengatakan berdasarkan data ini fenomena e-shopaholics atau pembeli online yang sudah terbiasa berbelanja daring perlu diperhatikan.
Dia menjelaskan e-shopaholics berbelanja online dua kali lebih banyak dari rata-rata pembelanja daring. Ada pembelanja yang bisa sampai 2-3 kali dalam sepekan. Sehingga meski persentasenya kecil, tetapi pengaruhnya cukup besar pada pembelanjaan online.
"Kami membuat survei ini karena ingin tahu gambaran pembeli online di Indonesia. Ternyata kami ketemu nih sama satu segmen pembeli baru e-shopaholics orang sudah terbiasa terus menerus berbelanja online," ucapnya dalam konferensi pers di Madam Tan Indonesian Food, Senin (24/7/2023).
BACA JUGA: Tips Belanja Online Sesuai Kebutuhan Saat Ramadan
Survei ini dilakukan dengan mengumpulkan tanggapan lebih dari 1.500 pembeli online, juga wawancara mendalam kepada lebih dari 65 pembeli online di Indonesia sepanjang akhir 2022. Barang-barang yang paling sering dibelanjakan adalah makanan, lalu barang kecantikan dan kesehatan. "Mungkin secara jumlah e-shopaholics kecil 14 persen tetapi ternyata dari 100 persen sebesar 43 persen yang belanja itu e-shopaholics," jelasnya.
Menurutnya, e-shopaholics memiliki empat karakter. Pertama, impressionable di mana keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh media sosial influencer. Kedua, invested, para e-shopaholics menghabiskan banyak waktu untuk riset produk dan membaca ulasan di berbagai platform.
Ketiga, savvy di mana e-shopaholics sering berbelanja daring di berbagai kategori produk dan sangat mahir dalam menggunakan berbagai jenis platform. Dan yang terakhir loyal, e-shopaholics memiliki standar yang jauh lebih tinggi daripada pembelanja online pada umumnya.
"Loyal mereka standarnya tinggi, kalau dalam kasus UMKM, kalau sudah pelanggan loyal dan suka dengan brandnya mereka akan mereferensikan ke orang-orang. Karakter-karakter dari e-shopaholics akan jadi masa depan pembelanja online di Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan saat pandemi Covid-19, marketplace dan jasa logistik melonjak signifikan. Saat memasuki endemi sudah mulai banyak masyarakat yang kembali berbelanja secara offline. "Jadi memang sekarang akhirnya ke offline lagi langsung ke tempatnya, otomatis secara persentase mulai turun. Survei ini untuk mengetahui gambaran pembeli online."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BP Tapera Salurkan Pembiayaan Rumah FLPP Rp17,24 Triliun untuk 33 Provinsi
- Bank Mandiri Siap Penuhi Ketentuan Pemblokiran Rekening Judi Online
- Update Harga Emas Pegadaian Hari Ini, dari Ukuran 0,5 Gram hingga 1 Kg
- Pertumbuhan Ekonomi RI Menguat, Tekstil Negara Maju Serbu Pasar Domestik
- Kembangkan Wisata Halal, Jumlah Hotel Syariah di Indonesia Naik 500%
Advertisement

PAD Pariwisata Baru Tercapai 36,39 Persen, Pantai Parangtritis Masih Jadi Primadona Destinasi di Bantul
Advertisement

Unik, Taman Sains Ini Punya Gedung Seperti Pesawat Ruang Angkasa
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Anjlok Lagi! Ini Penyebabnya...
- Mitsubishi XForce Resmi Meluncur di Pulau Dewata, Harga Mulai Rp391,9 Juta
- Jaga Stabilitas Sistem Perbankan, LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan
- LPS Bakal Tindak Pelaku Fraud Sampai Hidupnya Susah
- Tabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Turun, Ada Apa?
- Isi Bensin Semakin Mudah, Bisa Patungan dengan MyPertamina
- Begini Keuntungan dan Risiko Menabung di BPR
Advertisement
Advertisement