Advertisement
Penetapan Sumbu Filosofi Jadi Warisan Budaya Dunia Dinilai Berdampak Positif pada Industri Pariwisata

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY menyebut penetapan Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia akan berdampak positif bagi industri pariwisata. Ketua GIPI DIY, Bobby Ardianto mengatakan apabila pemangku kepentingan sektor wisata DIY tahun ini gercep menyiapkan produk pendukung dampaknya bisa dirasakan pada 2024 mendatang.
"Kalau tahun ini segera gercep mempersiapkan product pendukung Sumbu Filosofi dan promosi secara terstruktur seharusnya high season tahun depan 2024 pasti ada progres impact dari hal ini," ucapnya, Sabtu (23/9/2023).
Advertisement
Ia mengatakan dengan penetapan ini dunia akan semakin mengenal Jogja. Wisatawan mancanegara (Wisman) akan semakin berkeinginan untuk melihat Sumbu Filosofi.
"Namun semua kembali ke kesiapan stakeholder pariwisata DIY dalam menyikapi dan mempersiapkan diri menjadi tuan rumah yang bertanggung jawab dengan aset world class heritage seperti Sumbu Filosofi ini," paparnya.
BACA JUGA: Sumbu Filosofi Jadi Warisan Budaya Dunia, Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor pada 2025
Persiapan yang dilakukan GIPI yakni memastikan ekosistem pariwisata Jogjakarta yang bertanggung jawab. Baik dari sisi kelembagaan, produk, layanan, dan promosi.
"Serta Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata yang benar-benar siap dan kompeten sesuai dengan ekspektasi wisatawan," lanjutnya.
Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana mengatakan orang berwisata tidak hanya di area Sumbu Filosofi saja, namun juga di kampung-kampung sekitarnya. Bisa jadi di kiri kanan Malioboro, Barat Kali Code dan Timur Kali Winongo.
Sehingga persiapan juga perlu dilakukan misalnya terkait kampung-kampung wisata dan juga masyarakatnya. Dia mencontohkan di sekitar Taman Sari masyarakatnya sudah terbiasa berinteraksi dengan wisatawan, nantinya perlu diperlebar lagi, sehingga masyarakat di wilayah lain juga terbiasa.
"Orang berwisata kan gak hanya di jalan itu [Sumbu Filosofi] tapi mungkin masuk-masuk ke kiri, ke kanan, kan kayak gitu. Tidak hanya di sepanjang jalan itu, dan ini supaya bisa sumrambah semacam trickle down effect keberadaan Sumbu Filosofi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Sultan Imbau OPD Kelola Sampah dan Penghijauan Lingkungan Kantor
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kucuran Rp200 Triliun Himbara Perlu Diimbangi Kemudahan Usaha
- Harga Jual Emas Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Kompak Naik
- Jelang Merger, Pelita Air Buka Rute Singapura-Jakarta Kelas Premium
- Kendalikan Konsumsi, Ekonom UGM Usul Cukai Rokok Sebaiknya Naik
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
- Kadin: Renovasi 500 Rumah Layak Huni Ditarget Selesai April 2025
- Bahlil Minta SPBU Swasta Kolaborasi dengan Pertamina Terkait Stok
Advertisement
Advertisement