Advertisement
Menteri ESDM Sebut Gas Bumi Akan Menjembatani Proses Transisi ke Energi Bersih

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menegaskan gas bumi akan menjembatani proses transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT), sesuai dengan target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat menuju penerapan EBT 100%.
Dia mengatakan bagi Indonesia selama transisi menuju Net Zero Emission pada 2060, minyak dan gas akan terus memainkan peran penting dalam mengamankan pasokan energi. Khususnya di bidang transportasi dan pembangkit listrik.
Advertisement
"Gas akan digunakan untuk menjembatani 100% penerapan pembangkit energi terbarukan," kata pada Arifin dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (23/9/2023).
Menurutnya tren masyarakat dunia saat ini condong ke arah penggunaan sumber energi yang lebih bersih dan terbarukan, sesuai dengan skenario yang dikeluarkan BP Energy Outlook. Menurut BP Energy Outlook, total konsumsi akhir, termasuk minyak dan gas, akan mencapai puncaknya pada pertengahan hingga akhir tahun 2020-an dalam skenario Accelerated dan Net Zero. Kemudian, pada tahun 2050 konsumsi energi final akan berada 15-30% di bawah tingkat tahun 2019.
Sebaliknya, dalam skenario Momentum Baru yang mencerminkan sistem energi dunia saat ini, total konsumsi akhir meningkat hingga sekitar tahun 2040, setelah itu konsumsi energi pada tahun 2050 akan stagnan sekitar 10% di atas tingkat konsumsi energi pada tahun 2019.
BACA JUGA: Miliki Peta Jalan yang Jelas, PLN Dinilai Terdepan Dalam Transisi Energi
Di dalam tiga skenario ini [Accelerated, Net Zero, dan New Momentum], pemanfaatan minyak dan gas masih terjadi hingga tahun 2050, meskipun penggunaan langsungnya menurun karena peningkatan efisiensi energi, peningkatan penggunaan listrik, dan dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.
Lebih lanjut dia mengatakan, gas bumi menjadi faktor penting dalam transisi energi di Indonesia. Merespon peningkatan permintaan dalam negeri, pemerintah mengupayakan perluasan infrastruktur gas untuk memfasilitasi integrasi pasokan dan permintaan yang lancar.
"Dengan adanya potensi pasokan gas dalam negeri, maka perlu adanya rencana hilirisasi gas bumi yang lokasinya dekat, termasuk rencana pembangunan pabrik pupuk di Indonesia Timur (Fakfak dan Tanimbar)," paparnya.
Arifin menegaskan dalam melaksanakan transisi energi yang menjembatani hingga 100% sumber energi menjadi EBT sesuai target Net Zero Emission diperlukan kolaborasi dari banyak pihak termasuk pemangku kepentingan dari dalam dan luar negeri.
"Saya ingin menekankan pentingnya peningkatan kolaborasi dan kemitraan internasional yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam mengatasi tantangan ganda dalam memenuhi permintaan energi sekaligus mengurangi emisi." tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ada 243 Titik Rawan Perjalanan Kereta Api, PT KAI Gelar Inspeksi Hadapi Libur Akhir Tahun
- Harga Gula di Dalam Negeri Mahal, Ini Penyebabnya
- TikTok Shop Kembali ke Indonesia Gandeng E-Commerce, Ini Reaksi Kemenkop
- Jokowi Buka Opsi Perpanjangan Kontrak Freeport 20 Tahun, Ini Syaratnya
- Lonjakan Harga Bahan Pokok Tak Terkendali
Advertisement
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- DIY Dapat Alokasi APBN 2024 Sebesar Rp25,82 Triliun
- Pengguna MyPertamina di Jateng & DIY Capai 2,4 Juta
- Pertamina Patra Niaga JBT Make Over SPBU di Pemalang
- Mirota Tetap Konsisten Jaga Kualitas Susu Lactona
- Rayakan HUT ke-4, Novotel Suites Malioboro Gandeng 10 Seniman Mural
- Ada 243 Titik Rawan Perjalanan Kereta Api, PT KAI Gelar Inspeksi Hadapi Libur Akhir Tahun
- Kebutuhan Meningkat, Kasus Pinjol Ilegal Berpotensi Naik Jelang Nataru
Advertisement
Advertisement