Advertisement
Nilai NFT Anjlok, Masyarakat Diminta Lebih Waspada Investasi pada Aset Digital

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pamor investasi kekinian, Non-fungible Token (NFT) dan koin kripto diklaim terus meredup.
Dikutip dari Business Insider, hanya dua tahun setelah puncak euforia NFT, koleksi digital ini sudah tidak ada harganya.
Advertisement
Diketahui, sudah lebih dari 73.000 koleksi NFT yang sudah memiliki nilai 0 ETH atau gratis. Mirisnya, koleksi tersebut mencapai 95% dari keseluruhan koleksi yang ada di pasar.
Lebih lanjut, koleksi termahal di dunia dapat dibanderol hingga harga US$91,8 juta (sekitar Rp1,4 triliun) pada masanya. Namun, kini harga NFT yang paling mahal hanya berkisar US$5 (sekitar Rp76.000) hingga US$100 (sekitar Rp1,5 juta).
Senada, uang kripto juga tengah mengalami penurunan nilai. Dikutip dari Investing, penurunan nilai kripto tersebut lantaran Bank Sentral Amerika, Federal Reserve (The Fed) kini tengah menaikkan suku bunga.
Sebaliknya, model investasi lainnya, yakni Metaverse yang pernah hilang dari pembicaraan justru tengah mengalami perkembangan, terutama setelah kecerdasan buatan (AI) masif diperbincangkan.
BACA JUGA: OPINI: Masa Depan Bisnis NFT
Terkait dengan hal itu, ICT Institute meminta masyarakat berhati-hati saat berinvestasi di dalam bisnis tersebut, khususnya NFT dan kripto.
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan kewaspadaan harus dilakukan karena banyak produk investasi baru yang hanya berasal dari euforia semata.
“Intinya dengan perkembangan digital, dengan investasi kekinian digital, masyarakat harus mempelajari lebih dalam apa yang menjadi layanan yang diberikan,” ujar Heru, Jumat (22/9).
Heru mengatakan kewaspadaan ini tidak hanya berlaku pada NFT, tetapi juga teknologi terbaru lainnya seperti Metaverse dan koin kripto. Pasalnya, ketiga produk investasi baru ini memiliki model bisnis yang sama.
Menurut Heru, di dalam ketiga jenis model bisnis tersebut ada “permainan” yang membuat produk yang sebenarnya tidak memiliki nilai menjadi sangat bernilai.
“Ini bikin orang jadi banyak membuat hal tersebut, tetapi kan ternyata nilainya sebenarnya tidak ada,” ujar Heru.
Heru mengimbau masyarakat juga jangan terpengaruh dari endorse ataupun konten yang dibuat para influencer ataupun selebgram.
Menurut Heru, hal ini dikarenakan barang-barang yang dipromosikan oleh para public figure belum memiliki kejelasan hingga saat ini.
“Ada pihak-pihak yang meng-endorse orang atau mengajak orang bermain kripto,tetapi potensi kecurangan, potensi uang hilang, kemudian juga potensi pemiliknya kabur itu cukup besar,” ujar Heru.
Sumber: Bisnis.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang Dilirik Tiga Maskapai Rute Luar Negeri
- Pengusaha Korea Selatan Gerojok Investasi Rp30 Triliun untuk Indonesia
- Keindahan Pariwisata Indonesia Berkumandang di Dubai lewat Arabian Travel Market
- Harga Ayam Hidup Melambung Tinggi, Menteri Pertanian Janjikan Turun dalam Sepekan
- Ditolak China, 10 Pesawat Boeing 737 MAX Dilirik Air India
Advertisement

Novel Baswedan Terima Penghargaan UMY Award Bidang Hukum dan HAM
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Kolaborasi Astra Motor Yogyakarta-Ditlantas Polda DIY-Dishub Jogja, Gelar Seminar Berkendara Aman di Pesimpangan Bagi Kartini Muda
- Rayakan Hari Kartini Bareng-Bareng! Ratusan Pengendara Wanita Riding Bareng Pakai Grand Filano Hybrid Dengan Outfit Kebaya
- Harga Pangan Hari Ini, Senin 28 April 2025, Telut, Cabai, Minyak Goreng hingga Tepung Turun
- Cek! Harga Emas Antam Hari Ini, Senin 28 April 2025
- Fasilitas Premium di Bus AKAP Gunung Harta
- Desainer Interior Muda di Indonesia Didorong Jadi Penggerak Perekonomian Negara
- Keindahan Pariwisata Indonesia Berkumandang di Dubai lewat Arabian Travel Market
Advertisement
Advertisement