Advertisement
Resesi Dikhawatirkan Jokowi dan Sri Mulyani Tak Terbukti, Ini Alasannya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengkhawatirkan resesi yang akan terjadi tahun ini. Namun, ekonom mengungkapkan resesi itu tidak terjadi.
Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman mengatakan ketidakpastian ekonomi global masih tinggi, namun tanda resesi nampaknya belum kelihatan.
Advertisement
"Resesi ini sulit ditebak sampai benar-benar kejadian di depan mata," katanya dalam kunjungan Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) ke Wisma Bisnis Indonesia pada Rabu (27/9/2023).
BACA JUGA : Perekonomian di Bawah Ancaman Resesi 2023, Bagaimana dengan Jogja?
Resesi ekonomi awalnya sempat diperkirakan akan terjadi pada tahun ini. Per Maret 2023, resesi diperkirakan semakin nyata seiring dengan bangkrutnya bank-bank Amerika Serikat (AS) seperti Silicon Valley Bank (SVB).
Namun, kini proyeksi resesi AS semakin menguap. Pasalnya, dda kemungkinan suku bunga di AS tetap di level tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama atau higher for longer.
Kemudian, banyak investor yang menyiapkan skenario higher for longer atau kebijakan suku bunga tinggi yang disinyalkan akan berlaku untuk jangka panjang.
Sebelumnya, para ekonom yang beberapa di antaranya telah memperkirakan resesi AS sejak 2022, percaya bahwa siklus kenaikan suku bunga The Fed sejak 1980-an akan segera berakhir, meskipun permintaan domestik yang kuat dapat membuat biaya lebih tinggi dan lebih lama.
Profesor keuangan dan ekonomi Loyola Marymount University Sung Won Sohn juga mengatakan meskipun The Fed telah melakukan kampanye untuk memperlambat pertumbuhan dan menekan inflasi, tidak ada resesi yang terlihat.
Adapun, proyeksi resesi itu muncul sejak tahun lalu dan dikhawatirkan memberikan dampak kepada ekonomi Indonesia. Presiden Jokowi mengatakan masyarakat harus bersiap-siap dalam menghadapi situasi krisis ekonomi dan resesi global yang tidak dapat diprediksi. Menurutnya, kondisi ini membuat semua negara bisa terlempar kapan saja.
BACA JUGA : OPINI: Optimisme Indonesia di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi Dunia
“Saat ini, sedang terjadi, dari yang dulunya [kondisi dunia] mudah diprediksi, mudah dihitung, mudah dikalkulasi menjadi dunia yang sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi, penuh dengan ketidakpastian yang tinggi dan penuh dengan volatilitas [perubahan statistik harga] yang sangat tinggi,” tuturnya dalam Peresmian Pembukaan BNI Investor Daily Summit 2022, akhir tahun lalu (11/10/2022).
Sri Mulyani juga mengatakan seluruh pihak perlu hati-hati dan tetap waspada dalam menghadapi 2023 agar inflasi tidak melonjak. "Situasi 2023 ditandai dengan masalah geopolitik yang susah diprediksi,” ujarnya dalam Rakornas Kepala Daerah dan FKPD se-Indonesia, awal tahun ini (17/1/2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Tim Hukum Pemkab Bantul Dampingi Pengusutan Kasus Tanah Keluarga Bryan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Rocketindo: Lebih dari Sekadar Marketing Agency, Penyedia Layanan Omni Channel yang Mendorong Kesuksesan Brand di Indonesia
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
Advertisement