BI Rate 6%, Ada Kemungkinan Suku Bunga KPR Naik
Advertisement
Harianjogja.com, Jakarta–Kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan ke level 6% kemungkinan berimas pada nominal cicilan kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB) hingga kredit tanpa agunan (KTA) bakal membengkak.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan atau BI-7 Day Repo Rate (BI7DRR) 25 basis poin ke level 6%, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 18-19 Oktober 2023. Kenaikan suku bunga ini merupakan yang pertama kali sejak BI menaikkan suku bunga ke level 5,75% pada Januari 2023 dan mempertahankan di level tersebut hingga September 2023.
Advertisement
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkap keputusan BI menaikkan suku bunga acuan ini adalah untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global dan sebagai langkah preemptive dan forward looking memitigasi dampaknya ke imported inflation.
Baca Juga: Begini Syarat dan Cara Mendaftar KPR Subsidi
Peneliti Lembaga ESED dan Praktisi Perbankan BUMN Chandra Bagus Sulistyo mengatakan perbankan memang bakal mengikuti suku bunga acuan yang ditetapkan oleh BI. Kondisi ini penting karena suku bunga acuan tersebut bakal menjadi based line perbankan dalam menentukan tingkat bunga kredit yang diberikan kepada masyarakat. “Sehingga, yang terjadi, adalah biaya kredit menjadi mahal dan masyarakat akan merasa kesulitan, karena beban bertambah untuk pembiayaan angsuran tersebut,” ujarnya pada Bisnis.com, Jumat (20/10/2023).
Namun, Chandra menyebut dampak peningkatan cicilan kredit ini hanya akan berlaku bagi peminjam yang mengajukan kredit baru atau peminjam yang terikat dengan skema floating rate, yang suku bunganya akan berubah mengikuti suku bunga di pasaran. “Sementara yang fixed rate tidak,” sebutnya.
Baca Juga: Permintaan Kredit Rumah Diperkirakan Lesu hingga 6 Bulan ke Depan
Sementara, Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan kenaikan suku bunga acuan BI tidak serta merta menaikkan suku bunga kredit bank, terutama kredit yang sudah berjalan. "Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir. Kenaikan suku bunga acuan BI tidak langsung akan diikuti kenaikan cicilan bunga dan pokok," ungkapnya.
Piter menerangkan kenaikan suku bunga acuan diperkirakan akan lebih cepat mendorong kenaikan suku bunga deposito,memaksa bank menekan margin bunga bersih (net interest margin/NIM). Ekonom Senior dan Associate Faculty Ryan Kiryanto, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) pun mengatakan jelang akhir tahun dan tutup buku, pilihan bank adalah tetap menahan bunga simpanan dan kredit, atau menyesuaikan dengan kenaikan BI Rate, yang berarti bank-bank akan menaikkan suku bunga dengan segala konsekuensinya. “Tindak lanjut bank ini tidak bisa dipukul rata, tapi lebih ke respons individual bank,” ujarnya pada Bisnis.com, Jumat (20/10/2023)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Aliansi Muda Muhammadiyah Janji Menangkan Kustini-Sukamto di Pilkada Sleman
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Bea Cukai DIY Sebut Hampir Semua Stakeholder Sepakti Penerapan Cukai Minuman Berpemanis
- Road to Hakordia, Stan Inspektorat DIY Hadir di Jogja Ekraf Week 2024
- Tarif Pelayanan Penumpang Dipangkas 50% selama Libur Natal dan Tahun Baru
- Indonesia Segera Realisasikan Investasi US$8,5 dari 10 Perusahaan di Inggris
- Harga Emas Antam Naik Rp21.000 Hari Ini, Sabtu 23 November 2024, Pergram Dibanderol Rp1.541.000
Advertisement
Advertisement