Advertisement
Masih Rasakan Dampak Covid-19, Induk AirAsia Malaysia Cari Dana Rp15,87 Triliun
Ilustrasi pesawat Airasia lepas landas. - Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Grup AirAsia mengevaluasi opsi penggalangan dana untuk rencana listing di Bursa AS setelah perusahaan tersebut terkena dampak pandemi Covid-19. Capital A Bhd., induk AsiaAsia di Malaysia pun berencana menggalang dana senilai US$1 miliar setara Rp15,87 triliun dari sumber utang dan penerbitan saham.
Perusahaan juga akan mencatatkan saham beberapa unit bisnisnya melalui jalur special purpose acquisition company (SPAC). Sumber Financial Times (FT) melaporkan CEO Capital A Tony Fernandes telah menyetujui kesepakatan dengan Aetherium Acquisition, sebuah perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC), dan berencana untuk mencatatkan saham perdana beberapa unit bisnis pada tahun depan. Unit bisnis yang akan berkolaborasi dengan SPAC itu termasuk bisnis baru yang bertujuan memperluas merek AirAsia ke perusahaan-perusahaan sebagai waralaba maskapai penerbangan di negara-negara berkembang.
Advertisement
Baca Juga: AirAsia Siapkan Taksi Online di Indonesia
Grup AirAsia sebelumnya telah mengevaluasi opsi penggalangan dana untuk rencana listing di Bursa AS setelah perusahaan tersebut terkena dampak pandemi pembatasan perjalanan di Asia, sehingga Bursa Malaysia Securities mengklasifikasikannya sebagai perusahaan PN17, atau mengalami tekanan finansial, pada tahun lalu.
Baca Juga: Kisah Hidup Tony Fernandes, Mantan Pelayan Restoran yang Jadi Bos AirAsia
“Adapun potensi penggalangan dana juga mencakup pinjaman US$150 juta dari Bangkok Bank bulan ini,” kata laporan FT, dilansir dari Reuters, Rabu (25/10/2023).
Baca Juga: Duh, Seluruh Barang Bagasi Ketinggalan, Penumpang Air Asia Lancarkan Protes
Grup AirAsia sebelumnya telah mengevaluasi opsi penggalangan dana untuk rencana listing di Bursa AS setelah perusahaan tersebut terkena dampak pandemi pembatasan perjalanan di Asia, sehingga Bursa Malaysia Securities mengklasifikasikannya sebagai perusahaan PN17, atau mengalami tekanan finansial, pada tahun lalu. “Adapun potensi penggalangan dana juga mencakup pinjaman US$150 juta dari Bangkok Bank bulan ini,” kata laporan FT, dilansir dari Reuters, Rabu (25/10/2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Promo Libur Nataru Pertamina: BBM, Bright Gas, dan Hotel Patra Jasa
- Modus Penipuan Siber Berkembang, Ini Jenisnya Kata OJK
- Harga Emas Hari Ini Naik, UBS dan Galeri24 Kompak Menguat
- Industri Buzzer Terorganisir Dinilai Ancam Etika Ruang Digital
Advertisement
Fasilitas Kesehatan Terdampak Bencana Mulai Pulih Bertahap
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Naik Lagi, Tembus Rp2,5 Juta per Gram
- PHRI Gerah, Akomodasi Ilegal Serap Hingga 30 Persen Pasar Hotel di DIY
- Harga Pangan Nasional: Cabai dan Telur Masih Tinggi
- Tips untuk Investor Pemula Bisa Investasi Perak secara Aman
- Bapanas Pastikan Stok Gula Aman Jelang Natal dan Tahun Baru
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
Advertisement
Advertisement




