Advertisement
BI DIY Optimistis Inflasi Sesuai Target Sasaran

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY memperkirakan ke depan inflasi DIY akan terus berada di kisaran targetnya. Kepala Perwakilan BI DIY, Ibrahim mengatakan kondisi ini didukung oleh upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY dalam menjaga pasokan dan kestabilan harga.
Melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), seperti operasi pasar dan pasar murah yang telah dilakukan sebanyak 360 kali, serta implementasi Strategi Pengendalian Harga Pangan (SPHP) oleh Bulog. Juga dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli.
Upaya lainnya dengan penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik antar provinsi maupun intra provinsi. Serta terus memantau risiko El Nino secara periodik, salah satunya melalui pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan inflasi DIY akan terus berada pada kisaran targetnya," ucapnya, Kamis (2/11/2023).
Inflasi DIY pada Oktober 2023 tercatat dalam kisaran sasaran 3 plus minus 1%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,25% (month-to-month/mtm) pada Oktober 2023. Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy) inflasi DIY tercatat sebesar 3,44%, dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) sebesar 2,44%.
"Terjaganya inflasi dimaksud merupakan hasil koordinasi yang erat dan serangkaian implementasi kebijakan stabilisasi harga dan pemenuhan pasokan dari TPID DIY," ucapnya.
Dia menjelaskan tekanan inflasi disumbang dari kelompok pendidikan, makanan, minuman dan tembakau, serta kelompok Bahan Bakar Minyak (BBM). Andil biaya pendidikan terjadi seiring penyesuaian biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang berlaku sejak 2013.
"Kondisi tersebut berdampak terhadap inflasi DIY, terlebih terdapat 128 perguruan tinggi di DIY. Pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau inflasi dipengaruhi oleh kenaikan harga beras dan cabai rawit serta rokok putih," jelasnya.
BACA JUGA: Inflasi DIY Oktober 2023 3,44%, Biaya Pendidikan dan Beras Jadi Pemicu Utama
Advertisement
Menurutnya, kenaikan harga beras disebabkan oleh berkurangnya pasokan akibat El Nino. Harga cabai rawit juga meningkat akibat kekeringan yang memicu penurunan produktivitas cabai sehingga berdampak pada pasokan yang terbatas.
Inflasi Oktober 2023 tertahan akibat penurunan harga sejumlah komoditas, seperti telur ayam ras, daging ayam ras, dan bahan bakar rumah tangga. Pasokan yang terjaga menjadi sebab turunnya harga telur ayam ras dan daging ayam ras.
"Terjaga karena produksi telur yang memadai. Penurunan lebih lanjut dipicu oleh penyesuaian harga bahan bakar rumah tangga yang dilakukan oleh pelaku usaha."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Popularitas Mobil LCGC Merosot, Tak Lagi Terjangkau Kelas Bawah
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
Advertisement

88 Kopdes Merah Putih Kulonprogo Siap Beroperasi, Lini Usahanya Meliputi Pertanian hingga Wisata
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Cabai Rawit Rp67.171/Kg, Bawang Merah Rp40.943/Kg
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Selama Libur Sekolah 1,2 Juta Penumpang Gunakan KA Jarak Jauh di Daop 6 Yogyakarta
- Penjualan LCGC Turun Drastis hingga 50 Persen, Pakar: Akibat Regulasi dan Harga yang Semakin Tinggi
- Popularitas Mobil LCGC Merosot, Tak Lagi Terjangkau Kelas Bawah
Advertisement
Advertisement