Advertisement
Jumlah Usaha Pertanian DIY Susut 26,18 Persen dalam 10 Tahun

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023) yang digelar oleh Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat jumlah unit usaha pertanian selama sepuluh tahun terakhir di DIY turun 26,18% menjadi 431.705 unit dari posisi 2013 sebanyak 584.802 unit. Persentase penurunan ini jauh di atas nasional sebesar 7,42% dari 31,71 juta menjadi 29,36 juta.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan penurunan unit usaha pertanian ini salah satunya karena selama sepuluh tahun terakhir di DIY banyak terjadi alih fungsi lahan. Dia menyebut wilayah DIY relatif sempit tidak ada lahan tidur, berbeda dengan provinsi lain yang wilayahnya sangat luas. Sehingga untuk pertanian bisa buka lahan lagi.
BACA JUGA : Terbaru dari Sleman! Buka Peluang Usaha Tani Organik Berbasis Kawasan
Advertisement
"DIY turun 26,18% dan nasional hanya 7,42%. Memang dari data hasil Sensus Pertanian bahwa usaha pertanian ini turun karena memang banyak yang terjadi di DIY selama sepuluh tahun terakhir termasuk alih fungsi lahan. Jumlah usaha pertanian turun karena banyak faktor," ucapnya dalam konferensi pers di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center, Senin (4/12/2023).
Menurutnya alih fungsi lahan di DIY dalam sepuluh tahun terakhir cukup pesat. Di antaranya untuk pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA) yang memerlukan lahan sangat luas. Kemudian juga alih fungsi lahan untuk rumah sakit (RS), restoran, hotel, dan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).
Lebih lanjut dia menyampaikan berdasarkan data ST2023 usaha pertanian perorangan (UTP) sebanyak 431.113 unit turun 26,26%, dibandingkan 2013 yang mencapai 584.689 unit. Sementara jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum (UPB) mencapai 35 unit atau naik 66,67% dari 2013 sebanyak 21 unit.
"Jumlah usaha pertanian lainnya (UTL) 2023 sebanyak 537 unit, naik 483,70% dari 2013 yang sebanyak 92 unit," lanjutnya.
Kemudian komposisi petani berdasarkan umur terjadi peningkatan petani pengelola UTP yang umurnya lebih dari 55 tahun. Peningkatan ini sejalan dengan nasional. Petani dengan kelompok umur 55-64 tahun pada 2023 mencapai 29,35% naik dari 2013 lalu 23,65%. Untuk kelompok umur 15-24 tahun hanya 0,34% dari 2013 sebesar 0,27%.
"Petani milenial masih di bawah 10%, yang dominan petani dengan usia tua menurut kelompok umur 55-64 tahun kelompok paling tinggi," katanya.
BACA JUGA : Permudah Akses Pertanian, Pemkab Gunungkidul Bangun 4 Titik Jalan Usaha Tani
Statistisi Ahli Utama BPS DIY, Sentot Bangun Widoyono menyampaikan, berdasarkan data dari ATR/BPN pada 2018 di Kabupaten Kulonprogo terjadi alih fungsi lahan 696,89 hektar. Di Kabupaten Gunungkidul pada 2014 terjadi alih fungsi lahan 220,2 hektar dan pada 2019 sebesar 97,22 hektar.
Lalu di Kabupaten Sleman paling banyak terjadi alih fungsi lahan pada 2022 sebesar 264,40 hektar. Sementara cetak sawah baru terjadi di 2017 50-70 hektar di Kabupaten Kulonprogo saja.
"Kebanyakan untuk Kulonprogo untuk YIA, JJLS di Gunungkidul, sarana pendidikan, jalan tol di Sleman, dan juga perumahan. Ini bisa gambarkan alih fungsi lahan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
Advertisement

Akses Keluar Masuk Jalan Tol Jogja Solo Segmen Klaten-Prambanan, Jarak Tempuh Hanya 10 Menit
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ekonom UGM Dukung Pajak E-commerce, Ciptakan Keadilan Pengusaha Daring dan Luring
- Libur Panjang Tahun Baru Islam, PHRI DIY Sebut Hotel Ramai hingga 4 Hari
- TikTok Akan Dibeli Orang Kaya di AS, Begini Respons Pemerintah China
- Kelola Sampah Sepenuh Hati, Bisnis Hotel Semakin Berseri
- Semarakkan Liburan Sekolah, MORAZEN Yogyakarta dan Waterboom Jogja Gelar Lomba Mewarnai
- Update! Harga Bahan Pangan Selasa 1 Juli 2025
- Pakar Energi UGM Sebut Kenaikan Harga BBM Non Subsidi Sudah Tepat
Advertisement
Advertisement