Advertisement
Meraup Laba dari si Pemakan Sampah, Ekspor Sebulan Bisa Tembus 45 Ton

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Semua bagian belatung (maggot), termasuk kotorannya, memiliki manfaat dan nilai jual. Bahkan makanan maggot berupa sampah juga bisa mengurangi masalah di masyarakat. Potensi usaha ini yang memunculkan produk Ohmaggot.
Saat ini, dalam sebulan Bona bisa memproduksi 45 ton fresh maggot. Di samping menjual pada peternak lokal, dia juga sudah mengekspor ke Singapura dalam bentuk maggot kering.
Advertisement
Bulan terakhir, ekspor maggot kering mencapai 15 ton. Adapun 1 kg maggot kering berasal dari 3 kilo maggot fresh. Bona juga menjual maggot dalam bentuk tepung, minyak, sampai pupuk. Harga maggot fresh mulai dari Rp5.000—Rp10.000 per kg, maggot kering lokal Rp35.000—Rp45.000 per kg, maggot kering ekspor Rp25.000—Rp48.000 per kg, tepung maggot Rp45.000 per kg, dan minyak maggot Rp55.000 per liter.
Seiring dengan berkembangnya usaha, tantangan baru juga turut muncul. Produksi maggot yang meningkat, membuat pakan berupa sampah juga semakin tinggi. Dalam sebulan, setidaknya membutuhkan sampah organik sekitar 50 ton. Bona perlu membeli jenis sampah itu ke pengepul.
Apabila mengumpulkan sampah sendiri dari rumah ke rumah, waktunya akan lama, dan dapatnya juga tidak banyak.
Pada dasarnya, apabila pasar sudah terbentuk, jumlah produksi maggot berapapun bisa terserap di pasar. Apalagi kalau sudah bisa ekspor, kebutuhan di luar negeri cukup tinggi. “Ada perusahaan yang minta per tahun 2.400 ton maggot, ada juga dari Norwegia butuh 10 juta ton maggot per bulan. Ada prediksi pada 2030 akan luar biasa permintaannya, regulasi sedang dibahas, di beberapa negara maggot sudah dikonsumsi manusia, sebagai alternatif protein,” kata Bona.
BACA JUGA: Budi Daya Maggot Bisa Atasi Masalah Sampah
Belum lagi untuk memenuhi pasar di dalam negeri, atau dari pemerintahan yang ingin bekerja sama.
Barulah pada Oktober 2023 lalu, Bona mendapat kontrak kerja sama pengolahan sampah dengan DLH Gunungkidul. Pembangunan tempat pengolahan akan berlangsung akhir 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mau Ajukan KUR via BRI? Ini Syarat dan Cara Pengajuannya Per Juni 2025
- Harga Minyak Dunia Melambung karena Perang Iran-Israel, Pertamina Segera Koreksi Harga Pertamax
- Status Pengemudi Ojek Online Bakal Jadi UMKM
- Mengenal Hunian Dekat Pusat Transportasi Bernama TOD yang Kini Didorong Tumbuh oleh Pemerintah
- PLN UP3 Yogyakarta Mencatat Ada Penambahan Lima SPKLU Tahun Ini, Berikut Lokasinya
Advertisement

Update Kasus Mbah Tupon, Kapolda DIY: Tiga Tersangka Ditahan Hari Ini
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- 99,18% Penduduk Terdaftar JKN, Pemda DIY Perkuat Komitmen Pertahankan UHC
- Libur Sekolah, Pertamina Jamin Ketersediaan BBM dan Elpiji di DIY Tetap Aman
- Bikin Manufaktur RI Rentan, Pemerintah Waspadai Tensi Geopolitik Dunia
- Status Pengemudi Ojek Online Bakal Jadi UMKM
- Harga Minyak Dunia Melambung karena Perang Iran-Israel, Pertamina Segera Koreksi Harga Pertamax
- Menko AHY Lirik Rusia untuk Buka Peluang Kerja Sama Pembangunan Infrastruktur
- PT KAI Daop 6 Jogja Kenalkan Dunia Perkeretaapian pada Anak
Advertisement
Advertisement