Advertisement
Mitigasi Harga Beras Mahal, Bank Indonesia DIY: Jangan Buang-Buang Makanan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY merekomendasikan sejumlah langkah mitigasi terkait dampak masih tingginya harga beras di wilayah ini menjelang Ramadan.
"BI DIY merekomendasikan langkah mitigasi yang bersifat seasonal. Langkah pertama, dengan mengedukasi masyarakat untuk meminimalisir food waste (membuang-buang makanan) dan belanja bijak," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY Ibrahim dalam keterangan tertulis, Rabu (28/2/2024).
Advertisement
Berikutnya, menurut Ibrahim, diperlukan pula penguatan kerja sama antardaerah saat masa panen raya beras yang diperkirakan berlangsung pada Maret 2024.
Selain itu, pemantauan pasokan dan harga beras secara real time perlu dilakukan secara intensif dengan memanfaatkan sarana digital melalui website Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY.
"Kita juga bisa meningkatkan koordinasi dengan pelaku usaha terkait harga jual yang wajar dan pola distribusi yang lancar," ujar Ibrahim.
Sementara itu, guna menghadapi hari besar keagamaan nasional (HBKN) yakni Ramadan dan Idul Fitri 2024, menurut Ibrahim, BI DIY merekomendasikan upaya pengendalian inflasi yang bersifat seasonal atau musiman dan struktural.
BACA JUGA: Bukan Lagi Purnawirawan, Hari Ini Prabowo Bergelar Jenderal TNI Kehormatan Bintang Empat
Mitigasi seasonal, kata dia, bisa dilakukan dengan memperkuat data dan informasi terkait pasokan, serta optimalisasi pelaksanaan pantauan pasar, terutama pada H-7 dan H+7 HBKN.
"Untuk mitigasi struktural, rekomendasi kami adalah memfasilitasi penelitian dan pengembangan tanaman pangan, membangun ketahanan pangan masyarakat melalui pemanfaatan pekarangan atau lahan tidur, serta mengoptimalkan peran BUMD dalam distribusi komoditas pangan utama," kata dia.
Realisasi inflasi gabungan dua kota penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) di DIY pada awal 2024 terjaga pada rentang sasaran nasional sebesar 2,5±1 persen (year on year/yoy).
Menurut dia, hal itu menjadi sinyal positif dalam mengawal inflasi DIY ke depan, meski potensi risiko tetap perlu diwaspadai, salah satunya terkait mundurnya masa panen raya padi akibat dampak El Nino menjelang momen Ramadan dan Idul Fitri.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Herum Fajarwati menuturkan meski muncul sentimen terhadap kenaikan harga beras, data historis BPS menunjukkan jika kenaikan harga beras yang terjadi saat ini diiringi dengan peningkatan harga gabah kering giling (GKG) dan gabah kering panen (GKP) yang diterima petani sehingga diharapkan kesejahteraan petani masih terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Paruh Pertama 2025 Jumlah Penumpang Kereta Api Mencapai 240,9 Juta
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Menteri Tenaga Kerja Sebut Saat Ini Satu Juta Sarjana Jadi Pengangguran
- Astra Motor Yogyakarta Support MUKERNAS XIII Supra Indonesia di Banyumas
- Beragam Produk Emas di Galeri 24 Pegadaian Hari Ini Turun hingga Rp15.000 per Gram
- Jutaan Orang Telah Menerima BSU dari Pemerintah untuk Meningkatkan Daya Beli
- Sah, Anggaran Kementerian Transmigrasi Ditambah Rp1,7 Triliun
- Donald Trump Umumkan Daftar Tarif 14 Negara, Termasuk Indonesia Kena 32 Persen
- Indonesia Kena Tarif Trump 32 Persen, Ini Komentar BEI Soal Pasar Saham
Advertisement
Advertisement