Advertisement
Presiden Jokowi Curhat Sekarang Sulit Impor Beras
Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) TNI dan Polri Tahun 2024 di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (28/2/2024). Antara - Bayu Pratama
Advertisement
Harianjogja.com, BONTANG—Presiden Joko Widodo menyebut krisis pangan dunia membuat puluhan negara penghasil bahan pangan seperti beras dan gandum menahan ekspor mereka. Hal ini berdampak pada sulitnya Indonesia mencari negara produsen beras dan gandum untuk diimpor.
Dia pun mengungkap kesulitan mencari negara produsen beras dan gandum yang mau menjual produknya. Padahal, menurut Jokowi, dulu impor pangan sangat mudah.
Advertisement
"Sekarang ini semua negara 22 negara yang biasanya gampang kita beli beras sekarang ngerem semuanya, bahkan ada yang setop [ekspor] untuk bisa dibeli berasnya," kata Jokowi, Kamis (29/2/2024).
Menurut dia, bahan pangan ke depan akan menjadi sangat penting sekali bagi semua negara. Oleh karena itu, Indonesia perlu menggenjot produktivitas pangan dengan memenuhi kebutuhan pupuk.
Faktanya, komponen pupuk bahan baku pupuk RI juga masih impor sehingga kemandirian itu tidak dimiliki Indonesia. Oleh karena itu, Jokowi mengapresiasi upaya pembangunan industri amonium nitrat oleh perusahaan patungan PT Pupuk Kaltim dan PT Dahana, PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) di Bontang.
BACA JUGA: Kasus DBD di Gunungkidul Melonjak, Dua Anak Meninggal Dunia
"Saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai upaya keras pembangunan industri amonium nitrat ini, ini penting karena 21% amonium nitrat kita masih impor," tuturnya.
Pembangunan pabrik KAN ini akan menekan impor sebesar 8%. Namun, masih ada 13% yang masih harus diimpor.
Kapasitas produksi pabrik amonium nitrat ini mencapai 75.000 ton per tahun dan 60.000 untuk asam nitrat. Adapun, investasi yang digelontorkan perusahaaan patungan PT Pupuk Kaltim dan PT Dahana itu sebesar Rp1,2 triliun.
Selama ini, total kebutuhan amonium nitrat nasional sebanyak 580.000 ton, sedangkan produksi nasional baru sekitar 300.000 ton atau 79% dari total produksi.
"Kemandirian kita, produktivitas kita di bidang pangan menjadi lebih mandiri, lebih berdikari dan investasi yang telah ditanamkan sebesar Rp1,2 triliun itu tidak sia-sia, saya minta ekspansi ini diteruskan sehingga substitusi barang-barang impor itu bisa kita lakukan," terangnya. (Sumber: Bisnis.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Siapkan Regulasi Perkuat Koperasi Masjid
- Mendagri dan Menkeu Satu Suara, Dana Daerah Harus Segera Dibelanjakan
- Pertamina Diminta Jadikan SPBU Lebih Nyaman dan Ramah Konsumen
- Harga Kopi Dunia Melonjak, Kekeringan di Brasil Tekan Pasokan Global
- Komisi XI DPR Soroti Dana Kas Daerah Mengendap Rp234 Triliun
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Turun Tipis
- Dana Asing Rp4,23 Triliun Guyur Pasar Saham RI
Advertisement
Advertisement




