Advertisement
Presiden Jokowi Curhat Sekarang Sulit Impor Beras
![Presiden Jokowi Curhat Sekarang Sulit Impor Beras](https://img.harianjogja.com/posts/2024/02/29/1166457/jokowi-presiden-antara2.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, BONTANG—Presiden Joko Widodo menyebut krisis pangan dunia membuat puluhan negara penghasil bahan pangan seperti beras dan gandum menahan ekspor mereka. Hal ini berdampak pada sulitnya Indonesia mencari negara produsen beras dan gandum untuk diimpor.
Dia pun mengungkap kesulitan mencari negara produsen beras dan gandum yang mau menjual produknya. Padahal, menurut Jokowi, dulu impor pangan sangat mudah.
Advertisement
"Sekarang ini semua negara 22 negara yang biasanya gampang kita beli beras sekarang ngerem semuanya, bahkan ada yang setop [ekspor] untuk bisa dibeli berasnya," kata Jokowi, Kamis (29/2/2024).
Menurut dia, bahan pangan ke depan akan menjadi sangat penting sekali bagi semua negara. Oleh karena itu, Indonesia perlu menggenjot produktivitas pangan dengan memenuhi kebutuhan pupuk.
Faktanya, komponen pupuk bahan baku pupuk RI juga masih impor sehingga kemandirian itu tidak dimiliki Indonesia. Oleh karena itu, Jokowi mengapresiasi upaya pembangunan industri amonium nitrat oleh perusahaan patungan PT Pupuk Kaltim dan PT Dahana, PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) di Bontang.
BACA JUGA: Kasus DBD di Gunungkidul Melonjak, Dua Anak Meninggal Dunia
"Saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai upaya keras pembangunan industri amonium nitrat ini, ini penting karena 21% amonium nitrat kita masih impor," tuturnya.
Pembangunan pabrik KAN ini akan menekan impor sebesar 8%. Namun, masih ada 13% yang masih harus diimpor.
Kapasitas produksi pabrik amonium nitrat ini mencapai 75.000 ton per tahun dan 60.000 untuk asam nitrat. Adapun, investasi yang digelontorkan perusahaaan patungan PT Pupuk Kaltim dan PT Dahana itu sebesar Rp1,2 triliun.
Selama ini, total kebutuhan amonium nitrat nasional sebanyak 580.000 ton, sedangkan produksi nasional baru sekitar 300.000 ton atau 79% dari total produksi.
"Kemandirian kita, produktivitas kita di bidang pangan menjadi lebih mandiri, lebih berdikari dan investasi yang telah ditanamkan sebesar Rp1,2 triliun itu tidak sia-sia, saya minta ekspansi ini diteruskan sehingga substitusi barang-barang impor itu bisa kita lakukan," terangnya. (Sumber: Bisnis.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kenaikan Tarif PPN 12 Persen, DPR Tunggu Keputusan Presiden Terpilih Prabowo Subianto
- Bukan Aoka, BPOM Perintahkan Roti Okko Ditarik dari Pasaran, Berikut Penjelasannya
- Gapmmi Belum Bisa Pastikan Kebenaran Kasus Roti Aoka
- BPBD DIY Bikin Program Hotel Tangguh Bencana, PHRI: Sudah Beberapa Kali Disimulasikan
- Harga Emas Antam Hari Ini Jumat (19/7), Turun Rp8.000 per Gram
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182760/klithih-kekerasan-jalanan-freepik.jpg)
Klitih Terjadi di Jalan Kretek-Siluk Bantul hingga Korban Patah Tulang, Ini Penjelasan Polisi
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Bantah Ada BBM Baru, Begini Penjelasan Luhut
- Bank BPD DIY Luncurkan QRIS Dinamis, Pengguna Tak Perlu Masukkan Nominal Pembayaran
- Ini Lima Negara Pemasok Utang Terbesar untuk Indonesia
- Pj Gubernur Jateng Dampingi Presiden Jokowi Lepas Ekspor 16 Ribu Pasang Sepatu Ke Amerika
- Indonesia Berada di Urutan Empat Produsen Kopi Terbesar di Dunia
- Kolaborasi Telin dan MEF Percepat Transformasi Digital di Indonesia
- Tingkatkan Peran Koperasi, Dinkop UKM DIY Gelar Simposium Nasional
Advertisement
Advertisement