Advertisement
Harga Pupuk Diprediksi Naik Tahun Depan, Ini Penyebabnya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Mulai tahun depan, harga pupuk berisiko naik seiring bakal berakhirnya kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) akhir tahun ini.
Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santosa mengatakan pupuk subsidi hanya menyumbang sekitar 3,8% dari total biaya produksi padi. Sedangkan pupuk nonsubsidi menyumbang sekitar 10% dari total biaya produksi padi di petani.
Advertisement
Meskipun peningkatan harga gas berisiko pada kenaikan harga pupuk, tetapi dia memandang harga pupuk bukan menjadi parameter dominan dalam menentukan produksi beras secara nasional.
Andreas membeberkan, ketiga parameter yang justru memberikan pengaruh signifikan pada produksi beras. Pertama, ihwal kesejahteraan petani. Menurutnya, saat pemerintah bisa menjamin harga gabah di tingkat petani tidak anjlok, kenaikan harga pupuk bukan jadi persoalan.
Pasalnya, pendapatan petani yang meningkat atas penjualan gabahnya memungkinkan mereka untuk tetap mengakses pupuk meskipun terjadi kenaikan harga. "Petani pasti akan beli pupuk berapa pun harganya asal tersedia. Produksi tidak akan anjlok selama petani dijamin harga gabahnya," ujar Andreas, Rabu (6/3).
Parameter kedua, yaitu anomali iklim. Menurut Andreas, penurunan produksi pada 2023 lebih disebabkan oleh adanya El Nino yang merupakan bagian dari anomali iklim. "Kalau La Nina biasanya naik [produksi], kalau El Nino biasanya turun [produksi beras]," tuturnya.
Lebih lanjut, dia berujar bahwa parameter lainnya yang menentukan produksi beras nasional adalah tingkat serangan hama dan penyakit padi.
Kendati begitu, Andreas menekankan bahwa pemerintah agar tetap bijak terhadap harga gas untuk produksi pupuk. Pasalnya, harga gas sebagai bahan baku utama bisa menyumbang 70% dari total biaya produksi pupuk berbasis nitrogen.
"Untuk itu kami minta pemerintah agar lebih bijak terkait dengan harga gas karena harga gas untuk industri pupuk di Indonesia itu tertinggi nomor 5 di dunia," kata Andreas.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengakui adanya kekhawatiran harga pupuk melonjak pada 2025 seiring kebijakan HGBT yang akan berakhir di akhir tahun ini.
BACA JUGA: Penebusan Pupuk Bersubsidi dengan KTP di Bantul Terus Disosialisasikan
Tanpa kebijakan HGBT, harga gas yang merupakan bahan baku pupuk nitrogen berisiko melonjak hingga menyebabkan terkereknya harga pupuk di pasaran. "Karena agro input itu sumber ya gas, nah gas ini kebijakan untuk pupuk itu hanya akan berakhir pada 2024 sehingga availability tetap ada, tapi affordability [keterjangkauan] menjadi pertanyaan," ujar Rahmad.
Kendati begitu, Rahmad belum bisa memastikan persentasi kenaikan harga pupuk saat kebijakan HGBT disetop.
Dia merujuk kejadian pada 2021-2022 saat harga gas melambung tinggi dan pemerintah tidak menetapkan HGBT secara otomatis membuat harga pupuk melonjak signifikan.
"Harga [pupuk] menjadi tidak pasti karena kan mengikuti pasar. Kami berharap kan tidak terjadi begitu, cuma memang harus diantisipasi," ucap Rahmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Rumah Bersubsidi Ukuran Mini Batal Direalisasikan, Ini Daftar dan Ukuran yang Berlaku
- Cara Cek BSU Lewat Aplikasi Pospay
- Ekonom Prediksi Bunga Utang RI Makin Membengkak
- Harga Pangan Hari Ini, Rabu 9 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Bagaimana Tugas Kementerian BUMN Setelah Danantara Beroperasi, Begini Penjelasan Erick Thohir
Advertisement

Diduga Diserang Anjing Liar, Sejumlah Hewan Ternak Milik Warga Nanggulan Mati di Kandang
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Berakhirnya Libur Sekolah, Harga Komoditas Pangan Mulai Turun
- Larangan Bus Wisata Masuk Jogja, Hunian Hotel Diperkirakan Turun
- Toyota Kuasai Pasar Mobil Tanah Air per Juni 2025, Kijang Innova Terjual 31.100 Unit
- Sinergi HPE, Equinix, dan AGIT Mendorong Ekosistem Digital dan Akselerasi AI di Indonesia
- Paket Hot Deals dengan Harga Terbaik di Grand Mercure Yogyakarta Adisucipto
- KAI Daop 6 Yogyakarta Umumkan Ketentuan Pesan Tiket Kereta Api di KAI Access Bisa Dilakukan 30 Menit Sebelum Berangkat
- Donald Trump Bakal Kenakan Tarif Impor 200 Persen untuk Produk Obat, Ini Kata Produsen Indonesia
Advertisement
Advertisement