Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY menyebut pelemahan nilai tukar rupiah tidak serta merta mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke DIY. Ketua GIPI DIY, Bobby Ardianto mengatakan ini menjadi satu hal dilematis.
Menurutnya memang ada peluang Wisman berkunjung, namun di sisi lain konflik di Timur Tengah juga berpengaruh pada kunjungan Wisman. Apabila tidak segera terselesaikan akan berpengaruh pada kondisi ekonomi dunia.
Advertisement
Pelemahan rupiah, kata Bobby, juga akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Inflasi pasti akan terjadi, dan rentetan dampak pada ekonomi lainnya.
"Bicara Wisman tidak bisa dari satu sisi, tapi bagaimana kondisi ekonomi dunia, dan kondisi keamanan dunia jadi pengaruh," ucapnya, Kamis (18/04/2024).
Bobby menjelaskan, melemahnya rupiah bersamaan dengan konflik Iran-Israel. Apabila semakin meluas maka akan berdampak negatif pada kunjungan Wisman ke Indonesia. Sama halnya dengan konflik di Israel-Palestina, dan juga Rusia-Ukraina.
Ia menyebut kondisi seperti ini perlu jadi kesadaran bersama. Menurutnya ekonomi domestik perlu diselamatkan terlebih dahulu.
"Mengharapkan Wisman datang ke sini pun masih belum bisa dipastikan, dengan kondisi keamanan dan ekonomi dunia," jelasnya.
Rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) berdasarkan data terakhir Rabu (17/04/2024) sudah mencapai Rp16.240 per dolar AS. Melemah dari posisi terakhir Selasa (16/04/2024) Rp16.176 per dolar AS.
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat jumlah kunjungan Wisman pada Februari 2024 ke DIY sebanyak 9.811 kunjungan. Secara bulanan atau (month-to-month/mtm) naik 42,62% dari 6.879 kunjungan pada Januari 2024. Sementara secara tahunan atau (year-on-year/yoy) naik 102,75% dari posisi Februari 2023 sebanyak 4.839 kunjungan.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan secara kumulatif Januari-Februari 2024 mencapai 16.690 kunjungan Wisman. Hampir 2x lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 8.717 kunjungan.
BACA JUGA: Bus Terbakar di Ring Road Gamping, 10 Penumpang Berhasil Dievakuasi
Menurutnya, jika dibandingkan sebelum pandemi pada 2020 sebanyak 15.487 kunjungan, tahun 2024 ini sudah jauh lebih baik, meski masih lebih rendah dari 2019. "Artinya pemulihan pasca Covid-19 terlihat progresnya cukup menggembirakan," katanya.
Herum menjelaskan, jika dilihat secara kebangsaan paling tinggi adalah dari Malaysia, sebanyak 5.194 kunjungan dengan andil 52,94%. Wisman dari Malaysia naik 66,74% dibandingkan bulan sebelumnya.
Posisi kedua adalah Singapura sebanyak 1.134 kunjungan dengan andil 11,56%, naik 36,79% dibandingkan bulan sebelumnya. Kemudian posisi ketiga adalah Tiongkok sebanyak 547 kunjungan dengan andil 5,58% turun 33,78% dari bulan sebelumnya.
"Pertumbuhan secara yoy Wiman Malaysia, Singapura dan Tiongkok sama-sama naik, masing-masing 83,79%, 116,41% dan 912,96%," jelasnya. Dilihat secara kawasan Wisman ke DIY terbanyak dari Asean 74,13%, disusul Asia selain Asean 12,51%, ketiga Eropa 8,57%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Dinkes DIY Peringati HKN sekaligus Kampanyekan Pencegahan Stunting lewat Fun Run 5K
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ketimbang Kenaikan PPN, Ekonom Sarankan Pemerintah Bidik Kalangan Super Rich
- Mengenal Galeri 24, Anak Perusahaan Pegadaian untuk Investasi Emas
- Harga MinyaKita Melambung hingga Rp18.000, Kemendag Segera Panggil Distributor
- GATF Kembali Digelar di Jakarta, Hadirkan Lebih dari 500 Ribu Kursi dengan Harga Terjangkau
- Menko Bidang Pangan Sebut Ada Rencana Setop Impor Beras Tahun Depan
- OJK: KUR Tidak Termasuk Utang Macet yang Bisa Dihapus
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Capai 4,7 hingga 4,9 Persen di 2025
Advertisement
Advertisement