Advertisement
BI DIY Optimis Kredit Masih Tumbuh Meski Suku Bunga Naik, Begini Penjelasannya..

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bank Indonesia (BI) DIY menyebut kredit masih bisa tumbuh sesuai ekspektasi di 10-12% meski suku bunga naik.
Kepala Perwakilan BI DIY, Ibrahim menjelaskan variasi atau instrumen kebijakan BI saat ini sudah lebih variatif dan berkembang dibandingkan periode awal tahun 2000 sampai 2010 an.
Advertisement
Menurutnya dampak kenaikan suku bunga dulu diikuti oleh perbankan setelah 18 bulan. Ia menyebut ini adalah pola historis sebelum dikenal kebijakan makroprudensial.
BACA JUGA: Tol Jogja Solo di Atas Ring Road Dibangun Mulai Juni, Kendaraan Tetap Bisa Lewat
Ibrahim mengatakan BI mengalokasikan tambahan likuiditas sebesar Rp81 triliun kepada perbankan. Jika bank bisa memanfaatkan penyaluran kredit pada sektor tertentu mereka akan mendapatkan pengurangan giro wajib minimum (GWM).
"Kalau kami perhatikan sekarang kebijakan BI senjatanya bermacam-macam," paparnya, Jumat (17/5/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan dulu kenaikan suku bunga bertujuan untuk menaikkan likuiditas, saat ini kenaikan suku bunga bertujuan untuk menarik portofolio asing yang tadinya mau keluar. Sehingga bukan untuk menahan inflasi yang ujungnya menahan kredit.
Dia menjelaskan, jika BI tidak menaikkan suku bunga yang terjadi adalah nilai tukar akan semakin lemah. Jika nilai tukar semakin terdepresiasi bisa mendorong harga imported inflation tinggi dan akhirnya mendorong kenaikan inflasi.
"Suku bunga naik kemarin untuk addressed faktor eksternal," ucapnya.
Ia menyebut likuiditas domestik masih cukup besar, dan diharapkan perbankan tidak mentransmisikan kenaikan suku bunga ini. Sebab BI masih menawarkan likuiditas ke perbankan. Melalui kebijakan makroprudensial artinya perbankan masih berlomba menyalurkan kredit ke masyarakat, bukan menahan.
Ibrahim menyebut kenaikan suku bunga, kini ditujukan untuk membuat yield obligasi Indonesia tetap menarik bagi investor asing. "Suku bunga gak one on one kepada kenaikan suku bunga perbankan, yang berdampak pada penurunan kredit," jelasnya.
BACA JUGA: Syarat Siswa Luar DIY Daftar PBDB SMA, Link Pendaftaran dan Jadwal Pelaksanaan ASPD 2024
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Ilham Muhammad Nur mengatakan sampai saat ini kenaikan suku bunga BI belum berdampak pada KPR. Ia menyebut dampaknya tidak akan seketika.
"Bank juga belum seketika melakukan penyesuaian, [bank] juga melihat kondisi ya," tuturnya.
Sebelumnya, BI menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2024. Sementara suku bunga Deposit Facility naik 25 basis poin menjadi 5,5%, dan suku bunga Lending Facility naik 25 basis poin menjadi 7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kebijakan WFA Buat Pergerakan Penumpang Kereta Lebih Merata
- Pemerintah Bakal Bangun Rumah Subsidi untuk Nakes, Guru, Nelayan, dan Wartawan
- Bendahara Negara Yakin Lebaran Berdampak ke Pertumbuhan Ekonomi
- Juli, 70.000 Koperasi Desa Merah Putih Terbentuk
- TIPS KELOLA UANG: Jurus Atur THR untuk Keuangan yang Sehat
Advertisement

Lebaran 2025, Ada 1.321 Warga Binaan Permasyarakatan DIY Terima Remisi Hari Raya Idulfitri, 10 Orang Langsung Bebas
Advertisement

Taman Wisata Candi Siapkan Atraksi Menarik Selama Liburan Lebaran 2025, Catat Tanggalnya
Advertisement
Berita Populer
- Erick Thohir Ungkapkan Alasan Fahri Hamzah dkk Jabat Komisaris di Bank BUMN
- Harga Pangan Terkendali Selama Libur Lebaran
- Zulhas Jamin Harga-Harga Normal Sepekan Setelah Lebaran
- 157.231 Penumpang Masih Lakukan Perjalanan di Hari H Idulfitri
- TIPS KELOLA UANG: Jurus Atur THR untuk Keuangan yang Sehat
- Juli, 70.000 Koperasi Desa Merah Putih Terbentuk
- Bendahara Negara Yakin Lebaran Berdampak ke Pertumbuhan Ekonomi
Advertisement
Advertisement