Advertisement

Promo November

BI DIY Optimis Kredit Masih Tumbuh Meski Suku Bunga Naik, Begini Penjelasannya..

Anisatul Umah
Jum'at, 17 Mei 2024 - 14:07 WIB
Abdul Hamied Razak
BI DIY Optimis Kredit Masih Tumbuh Meski Suku Bunga Naik, Begini Penjelasannya.. Ilustrasi bank. Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Bank Indonesia (BI) DIY menyebut kredit masih bisa tumbuh sesuai ekspektasi di 10-12% meski suku bunga naik.

Kepala Perwakilan BI DIY, Ibrahim menjelaskan variasi atau instrumen kebijakan BI saat ini sudah lebih variatif dan berkembang dibandingkan periode awal tahun 2000 sampai 2010 an.

Advertisement

Menurutnya dampak kenaikan suku bunga dulu diikuti oleh perbankan setelah 18 bulan. Ia menyebut ini adalah pola historis sebelum dikenal kebijakan makroprudensial.

BACA JUGA: Tol Jogja Solo di Atas Ring Road Dibangun Mulai Juni, Kendaraan Tetap Bisa Lewat

Ibrahim mengatakan BI mengalokasikan tambahan likuiditas sebesar Rp81 triliun kepada perbankan. Jika bank bisa memanfaatkan penyaluran kredit pada sektor tertentu mereka akan mendapatkan pengurangan giro wajib minimum (GWM).

"Kalau kami perhatikan sekarang kebijakan BI senjatanya bermacam-macam," paparnya, Jumat (17/5/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan dulu kenaikan suku bunga bertujuan untuk menaikkan likuiditas, saat ini kenaikan suku bunga bertujuan untuk menarik portofolio asing yang tadinya mau keluar. Sehingga bukan untuk menahan inflasi yang ujungnya menahan kredit.

Dia menjelaskan, jika BI tidak menaikkan suku bunga yang terjadi adalah nilai tukar akan semakin lemah. Jika nilai tukar semakin terdepresiasi bisa mendorong harga imported inflation tinggi dan akhirnya mendorong kenaikan inflasi.

"Suku bunga naik kemarin untuk addressed faktor eksternal," ucapnya.

Ia menyebut likuiditas domestik masih cukup besar, dan diharapkan perbankan tidak mentransmisikan kenaikan suku bunga ini. Sebab BI masih menawarkan likuiditas ke perbankan. Melalui kebijakan makroprudensial artinya perbankan masih berlomba menyalurkan kredit ke masyarakat, bukan menahan.

Ibrahim menyebut kenaikan suku bunga, kini ditujukan untuk membuat yield obligasi Indonesia tetap menarik bagi investor asing. "Suku bunga gak one on one kepada kenaikan suku bunga perbankan, yang berdampak pada penurunan kredit," jelasnya.

BACA JUGA: Syarat Siswa Luar DIY Daftar PBDB SMA, Link Pendaftaran dan Jadwal Pelaksanaan ASPD 2024

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Ilham Muhammad Nur mengatakan sampai saat ini kenaikan suku bunga BI belum berdampak pada KPR. Ia menyebut dampaknya tidak akan seketika.

"Bank juga belum seketika melakukan penyesuaian, [bank] juga melihat kondisi ya," tuturnya.

Sebelumnya, BI menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2024. Sementara suku bunga Deposit Facility naik 25 basis poin menjadi 5,5%, dan suku bunga Lending Facility naik 25 basis poin menjadi 7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Hiswana Migas DIY Dorong Pemilik 4 SPBU yang Ditutup agar Lakukan KSO untuk Kelancaran Distribusi BBM

Bantul
| Jum'at, 22 November 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement