Advertisement
Triwulan II 2024 Ekonomi DIY Tumbuh Melambat 4,95 Persen
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat triwulan II 2024 ekonomi DIY tumbuh 4,95% secara tahunan atau (year-on-year/yoy). Pada triwulan II 2024 ini ekonomi DIY tumbuh melambat dibandingkan triwulan I 2024 dan juga triwulan II 2023.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan secara qtq tumbuh 0,84% dan secara kumulatif pertumbuhan ekonomi DIY Semester I 2024 dibandingkan Semester I 2023 atau ctc tumbuh 5%. Besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY atas dasar harga berlaku triwulan II 2024 mencapai Rp48,5 triliun dan atas dasar harga konstan mencapai Rp30,94 triliun.
Advertisement
Herum menjelaskan pertumbuhan ekonomi secara qtq 0,84% melambat dibandingkan triwulan I 2024 mencapai 0,93% dan juga dibandingkan triwulan II 2023 mencapai 0,92%. Secara yoy mencapai 4,95% melambat dibandingkan triwulan I 2024 mencapai 5,04% begitu juga dibandingkan triwulan II 2023 mencapai 5,17%. Secara ctc pertumbuhan 5% juga melambat dibandingkan triwulan I 2024 mencapai 5,04% juga dengan triwulan II 2023 mencapai 5,24%.
"Pertumbuhan ekonomi DIY triwulan II 2024 tumbuh 4,95% memang sedikit lebih rendah dibandingkan nasional 5,05%," ucapnya dalam rilis pertumbuhan ekonomi di kantornya, Senin (5/8/2024).
Menurutnya pertumbuhan ekonomi triwulan II 2024 berdasarkan lapangan usaha semuanya tumbuh positif secara yoy. Pertumbuhan tertinggi pada lapangan kerja listrik dan gas sebesar 13,32%, kedua lapangan usaha jasa keuangan tumbuh 9,08%, dan ketiga konstruksi sebesar 8,5%.
BACA JUGA: Pilkada Jogja, Heroe Poerwadi dan Singgih Raharjo Mulai Gerilya ke Partai Politik
Sementara itu berdasarkan struktur perekonomian yang paling tinggi adalah lapangan kerja industri dengan andil 11,87%, pertanian 10,72%, akomodasi, makanan dan minuman 10,37%, keempat Infokom 9,68%, dan kelima konstruksi dengan andil 9,01%.
"Dari lima lapangan pekerjaan ini sudah menyumbang 51,65% terhadap perekonomian DIY, artinya lebih dari separuh ekonomi DIY ditopang lima sektor utama ini," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan kinerja sektor utama secara yoy untuk industri pengolahan tumbuh positif 2,14%, namun melambat dibandingkan triwulan I 2024 mencapai 4,71% dan triwulan II 2023 mencapai 3,86%.
Lapangan usaha pertanian 6,14% mengalami akselerasi yang menggembirakan dibandingkan triwulan I 2024 yang justru kontraksi 9,32%, begitu juga dibandingkan triwulan II 2023 yang hanya 4,38%.
"Fenomena El Nino menyebabkan pergeseran masa tanam padi yang menyebabkan panen raya padi biasanya pada triwulan I bergeser triwulan II 2024," kata Herum.
Secara regional Pulau Jawa pertumbuhan ekonomi triwulan II 2024 semuanya di bawah 5%. Tertinggi di Jawa Timur 4,98%, DIY menduduki peringkat kedua 4,95%, disusul Jawa Barat 4,95%, Jawa Tengah 4,92%, DKI Jakarta 4,9%, dan Banten 4,7%. "DIY lebih tinggi dari Jawa Barat karena di belakang koma lebih tinggi."
Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekda DIY, Yuna Pancawati mengatakan data BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi DIY sedikit mengalami perlambatan. Menurutnya ini sudah mencerminkan beberapa upaya dari semua komponen masyarakat dan Pemda DIY.
"Tapi juga menunjukkan potensi besar yang dimiliki DIY dari berbagai sektor ekonomi," tuturnya.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik (BPS) Moh. Edy Mahmud mengatakan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2024 atas dasar harga berlaku sebesar Rp5.536,5 triliun dan atas dasar harga konstan sebesar Rp3.231 triliun.
Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2024 dibandingkan triwulan II 2023 tumbuh 5,05%.
Ia menyebut jika dibandingkan dengan triwulan I 2024 atau qtq tumbuh sebesar 3,79% ditopang aktivitas ekonomi domestik yang tetap kuat. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil 5,08% semester I 2024," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Momen 5 Tahun Transformasi BUMN, PLN Lakukan Penyalaan Pertama Bantuan Pasang Baru Listrik di DIY
- Volkswagen Bakal Tutup Pabrik di Jerman, 15000 Karyawan Terancam PHK
- Rencana Pembatasan BBM Bersubsidi Bisa Berdampak, Ini Kata Indef
- Harga Emas Antam Akhir Pekan Ini Melonjak, Rp1.465 Juta per Gram
- Peringatan Gempa Megathrust, PHRI DIY: Picu Geliat Wisata Menurun
Advertisement
PSS Sleman vs Arema: Tim Super Elang Jawa Mewaspadai Kecepatan Singo Edan
Advertisement
Mie Kangkung Belacan Jadi Primadona Wisata Kuliner Medan
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam Hari Ini (18/9) Turun Tipis, Termurah Rp770.000
- Honda Auto Expo 2024 Digelar di Pakuwon Mall, Targetkan 150 Booking
- Pakar Pertanian UMY Ungkap Plus dan Minus Subsidi Pupuk Diganti Jadi BLT
- Tok! Per September 2024, BI Turunkan Suku Bunga jadi 6 Persen
- Omega Hotel Management Rayakan Anniversary ke-11, Mengusung Tema "A Decade Plus One - Redefining & Elevating Hospitality"
- Rayakan Ulang Tahun, Swiss-Belhotel Internasional Tawarkan Banyak Promo Menarik
- 8 Tahun Unisi Hotel Malioboro Jogja Utamakan Keramahan
Advertisement
Advertisement