Advertisement

Johann Rupert Jadi Orang Terkaya di Afrika, Berikut Profilnya

Mutiara Nabila
Minggu, 01 September 2024 - 12:27 WIB
Ujang Hasanudin
Johann Rupert Jadi Orang Terkaya di Afrika, Berikut Profilnya Johann Rupert, orang terkaya di Afrika Selatan - richmont.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Johann Rupert menjadi orang terkaya di Afrika, menyalip Aliko Dangote dari Nigeria, yang sebelumnya memegang posisi teratas.

Dilansir BBC, Rupert yang merupakan pengendali perusahaan barang mewah terbesar di dunia Richemont, di belakang merek seperti Cartier dan Montblanc mengalami lonjakan kekayaan bersih US$1,9 miliar menjadi US$14,3 miliar, menempatkannya pada posisi ke-147 secara global, 12 peringkat di atas Dangote.

Advertisement

Sementara itu, Bloomberg melaporkan kekayaan taipan Nigeria tersebut justru turun sebesar US$1,7 miliar tahun ini, sehingga kekayaan bersihnya menjadi US$13,4 miliar

Peningkatan kekayaan bersih Rupert didorong oleh kinerja yang kuat di sektor barang mewah. Selain Richemont yang berbasis di Swiss, kepemilikannya yang lain termasuk Remgro, perusahaan investasi Afrika Selatan dengan saham di lebih dari 30 perusahaan juga mendorong kekayaannya.

Rupert mewarisi bisnis keluarga dari ayahnya, Anton Rupert, dan telah mengembangkannya dari yang sebagian besar bergerak di bidang tembakau menjadi usaha barang mewah bernilai miliaran dolar.

Selain menjadi pebisnis, Rupert juga aktif tentang isu politik dan lingkungan di Afrika Selatan dan berkampanye menentang kekuasaan minoritas kulit putih. Dia telah menerima beberapa penghargaan atas kegiatan bisnisnya.

BACA JUGA: Daftar 10 Orang Terkaya Indonesia Terbaru Versi Forbes, Prajogo Pangestu dan Budi Hartono Tetap Jawara

Miliarder itu tinggal di Cape Town, di mana dia memiliki rumah mewah, tetapi dia juga memiliki properti di Jenewa dan London.

Profil Johann Rupert

Pria kelahiran 1 Juni 1950 itu tumbuh besar di Stellenbosch, Afrika Selatan. Dia kemudian menempuh pendidikan tinggi di jurusan ekonomi dan hukum perusahaan di Paul Roos Gymnasium dan University of Stellenbosch.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, dia mulai mengejar karir di bidang bisnis, dan kemudian mendirikan Rand Merchant Bank pada 1979 ketika dia kembali ke Afrika Selatan setelah bekerja dan belajar di New York selama lima tahun. Di sana dia menjabat sebagai Chief Executive Officer dan kemudian menjadi Ketua Non-Eksekutif.

Pada 1985 dia kembali ke usaha keluarga, dia ditunjuk sebagai Direktur Eksekutif Rembrandt Group Ltd, perusahaan tembakau dan alkohol milik ayahnya yang didirikan sejak 1940.

Selanjutnya, pada 1988 dia melebarkan sayap bisnisnya dengan mendirikan Richemont, dan didapuk sebagai CEO Richemont SA dan Direktur Pelaksana Compagnie Financière Richemont AG.

Pada 2002 dia kemudian diangkat sebagai Ketua sekaligus CEO Compagnie Financière Richemont SA.

Selain memilki pengaruh besar di belakang Richemont, Rupert juga berperan penting di Vodacom, grup spesialis komunikasi seluler di Afrika. Dia juga berperan penting dalam mendirikan Tracker Network (Pty) Ltd, yang berspesialisasi dalam sistem pemulihan kendaraan curian.

Namun, pada 2005 Rupert menjual Vodacom ke Vodafone seharga 21 miliar rand Afrika, atau sekitar Rp19,17 triliun melalui restrukturisasi VenFin Limited.

Pada 2006 dia juga sempat diangkat sebagai Ketua Peace Parks Foundation dan juga dianugerahi gelar Doktor Kehormatan di bidang Perdagangan oleh Nelson Mandela Metropolitan University pada 2008.

Lalu pada awal 2009 dia diangkat sebagai “Officier” dari “Ordre National de la Légion d’Honneur” Prancis oleh Presiden Prancis. Dia lantas menjadi anggota Dewan Penasihat di Nelson Mandela Children's Fund sejak didirikan.

Sebagai anggota pendiri Small Business Development Corporation pada 1979, dia kini juga menjadi Ketua organisasi yang berganti nama menjadi Business Partners Ltd. dan pada 2009 dia terpilih sebagai Rektor University of Stellenbosch tempatnya dulu berkuliah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tenggelam Dalam Lautan Buku, Ini Rekomendasi Perpustakaan di Jogja

Jogja
| Minggu, 15 September 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement