Advertisement

Deflasi Lima Kali, Ini Saran Pakar UGM untuk Pemerintahan Baru

Anisatul Umah
Kamis, 03 Oktober 2024 - 10:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Deflasi Lima Kali, Ini Saran Pakar UGM untuk Pemerintahan Baru Ilustrasi inflasi - ekonomi / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Indonesia telah mengalami deflasi sebanyak lima kali sepanjang 2024. Senada dengan nasional, DIY juga mengalami deflasi lima kali sepanjang 2024, terakhir pada September 2024 DIY mengalami deflasi 0,10% secara bulanan (month-to-month/mtm).

Kaprodi S3 Ilmu Ekonomi FEB Universitas Gadjah Mada (UGM), Catur Sugiyanto mengatakan deflasi tahun ini cukup kompleks sumbernya. Mayoritas dari dalam negeri di mana beberapa harga bahan makanan turun disertai daya beli. Menurutnya ini mengkhawatirkan karena dari sisi pasokan dan permintaan turun bersamaan.

BACA JUGA: BPS: Inflasi Tahunan September 2024 di Angka 1,84 Persen

Pada tahun ini pemerintah menargetkan inflasi 2,5% plus minus 1%. Menurutnya pemerintahan yang baru perlu segera meningkatkan belanja dan optimisme masyarakat, sehingga akan mendorong permintaan dan pasokan. Ia berpandangan lebih baik inflasi rendah di kisaran 1-2%, sehingga bisa memberikan gairah bagi pengusaha untuk meningkatkan produksi daripada deflasi.

"Suku bunga acuan BI juga diturunkan untuk mendorong dunia usaha mengambil kredit dan melakukan perluasan usaha," ucapnya, Kamis (3/10/2024).

Lebih lanjut ia mengatakan untuk meningkatkan optimisme masyarakat yang perlu dilakukan oleh pemerintahan baru adalah segera mengambil langkah-langkah riil. Seperti mendorong pemerintah kabupaten (Pemkab) atau pemerintah provinsi (Pemprov) melakukan belanja dan mempermudah administrasi perizinan.

Advertisement

BACA JUGA: DIY Alami Deflasi Kelima Kali di 2024: Tercatat 0,10 Persen di September

Selain itu menurutnya pemerintah juga perlu mempercepat pelayanan yang selama ini tertunda karena Pemilu, Pilkada dan urusan politik lainnya. Pemerintah perlu segera meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam negeri dan luar negeri.

"Meningkatkan optimisme masyarakat perlu dilakukan Pak Prabowo segera," jelasnya.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan dibandingkan asumsi makro apabila inflasi (year-to-date/ytd) dibawah 1,5% akan sedikit mempengaruhi perkembangan perekonomian. Dikaitkan dengan ekspor impor saat ini juga sedang turun.

"Bisa dikatakan seperti itu [indikasi daya beli turun] karena dari sisi permintaan tidak sekencang yang menyebabkan harga jadi naik," ucapnya.

Herum menyebut kondisi musim tahun ini lebih baik dari tahun lalu, sehingga stok komoditas pangan melimpah. Seperti cabai, tomat yang akhir-akhir ini harganya rendah.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DIY, Timotius Apriyanto mengatakan lima kali deflasi sepanjang 2024 menunjukkan dua kemungkinan. Pertama adalah rantai pasok yang mengalami over supply bisa karena panen raya, dan potensi kedua karena terjadi penurunan kinerja ekonomi, termasuk penurunan daya beli masyarakat.

"Kalau dilihat kecenderungannya deflasi sampai lima kali ini menunjukkan daya beli masyarakat yang memang menurun," ungkapnya.

Ia berpandangan pemerintah perlu mengantisipasi dampak ekonomi ini dengan menunda semua kebijakan yang berdampak pada masalah konsumsi masyarakat. Seperti pengetatan subsidi BBM yang saat ini sudah ditunda, kemudian rencana kenaikan PPN menjadi 12%.

Menurutnya pemerintah juga harus fokus memberikan stimulus kebijakan untuk mendongkrak kelas menengah dengan berbagai kebijakan insentif. Di sisi lain tetap memberikan bantuan sosial bagi kelas bawah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

PHRI dan GIPI Dukung Aturan Miras Diperkuat untuk Mendukung Sektor Pariwisata DIY

Jogja
| Kamis, 03 Oktober 2024, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Ketinggian Puncak Gunung Everest Bertambah, Ini Penjelasannya

Wisata
| Selasa, 01 Oktober 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement