Advertisement

Promo November

Naik Kelas, 500 UMKM Ikuti Launching SiBakul Financetopia

Media Digital
Rabu, 23 Oktober 2024 - 18:02 WIB
Maya Herawati
Naik Kelas, 500 UMKM Ikuti Launching SiBakul Financetopia Launching SiBakul Financetopia dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan (BIK) di Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel. / ist

Advertisement

JOGJA—Sebanyak 500 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) DIY mengikuti launching SiBakul Financetopia dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan (BIK) di Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel.

Ir. Srie Nurkyatsiwi, MMA Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY dalam sambutannya mengatakan kegiatan SiBakul Financetopia yang diikuti 500 UMKM dan 16 Lembaga Jasa Keuangan (LJK) ini dapat menjadi salah satu solusi untuk menaikkan kelas UMKM di DIY.

Advertisement

"Bagaimana  ekonomi di DIY tidak hanya sekedar pertumbuhan tapi juga pemerataan ekonomi. Karena keragaman UMKM kita sangat luar biasa bagaimana usia, usaha, jenis usaha, lokasi ini menjadi potret UMKM yang ada di DIY," katanya di Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel Rabu (23/20/2024).

Nurkyatsiwi mengatakan  Pemda DIY bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) didukung Bank Indonesia (BI) dan pendanaan dari Danais melakukan gebyar pesta pembiayaan SIBakul  Financetopia. Melalui kegiatan ini nantinya akan ada sinergi antara SiBakul dengan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP).

"Akan ada bisnis matching. Lalu, Pemda DIY juga punya banyak pekerjaan rumah di Malioboro, bagaimana kami branding tenant ada 2000 UMKM kita perlu membersamai tahun 2025 menjadi pijakan kita semua, semua PKL atau tenant di Malioboro sesuai kebijakan pak Gubernur untuk pindah di Teras Malioboro yang akan kita launching," katanya.

Nurkyatsiwi mengaku LJK di DIY sangat berkomitmen dalam 3 sukses yaitu sukses penyaluran, pemanfaatan dan pengembaliannya. 500 UMKM yang hadir dalam SIBakul Financetopia adalah sebagian kecil dari 344 ribu UMKM di DIY yang sudah bergabung di SIBakul.

"Ini (UMKM) belum semua, keragaman (UMKM) sangat luar biasa. Kami mohon dukungannya di LJK karena ini semua menjadi mitra dan ketugasan, komitmen bersama.  Komunkasi dan kolaborasi menjadi kunci pembinaan UMKM naik kelas," katanya.

Nurkyatsiwi mengatakan UMKM masih menghadapi beberapa tantangan dan masalah seperti akses digitalisasi hingga permodalan.  Ditambah saat ini akses UMKM terhadap perbankan masih terbatas sehingga penting agar LJK memberikan perhatian kepada UMKM agar dapat naik kelas.

"Masalah terkait dengan profil debitur UMKM yang kurang atau paham atau tidak sesuai teknis perbankan. UMKM adalah pilar penting ekonomi sudah sepantasnya LJK memberi perhatian lebih besar dan berharap UMKM dapat berkembang," katanya. 

Ia mengapresiasi Bank Indonesia DIY, OJK DIY dan Lembaga Jasa Keuangan yang hadir dalam SIBakul Financetopia. Selain itu ia berharap nantinya akan ada kesepakatan antara kedua belah pihak.

"Ini bukti nyata komitmen untuk UMKM lebih berkembang dan naik kelas," ujarnya.

Sementara itu Elvira Rosa Hadiningtyas Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan UMKM menghadapi tantangan salah satunya akses pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan. Padahal akses pendanaan menjadi kunci keberhasilan UMKM naik kelas.

"Hasil riset total kebutuhan pembiayaan UMKM tahun 2026  diproyeksikan mencapai Rp4.300 T. Kemampuan suplai Rp1.900 T artinya ada selisih  2.400 T total pembiayaan di sektor UMKM," katanya.

Rosa mengatakan UMKM juga menghadapi tantangan terkait pemahaman pembiayaan. Masih banyak UMKM yang masih belum memahami jenis pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan bagaimana cara mengaksesnya.

"Tanpa laporan yang baik dan terstruktur sangat sulit UMKM untuk menyakinkan lembga keuangan  bahwa mereka layak mendapatkan layanan pembiayaan," katanya.

Kementerian mengapresiasi Pemda DIY melalui Dinas Koperasi dan UKM DIY, BI, OJK dan LJK yang berkolaborasi dalam kegiatan penting seperti  SIBakul Financetopia. Menurutnya kegiatan ini menjadi jembatan penting bagi UMKM untuk mendapatkan pembiayaan dan mendapatkan pendanaan.

"Kehadiran 16 LJK  yang  turut partisipasi yang menyediakan produk unggulan pembiayaan dan acara ini mampu membuka peluang UMKM untuk mendapatkan modal untuk meningkatkan produktivitas bisnis," katanya.

Rosa mengaku launching SIBakul Financetopia integrasi dengan SIKP dirjen keuangan RI ini menjadi langkah inovatif pemerintah daerah dalam mempermudah UMKM mendapatkan program pendanaan. Ia menceritakan kementeriannya juga melakukan program yang sama dengan SIBakul yaitu Entrepreneur Financial Fiesta (EFF).

"EFF dirancang untuk platform pembiayaan wirausaha dan start up berbagai ekosistem yang tujuannya akselerasi dengan menghubungkan dengan lembaga keuangan. Tahun 2023 sudah membantu pencairan pembiayaan sebesar Rp 83,2 M kepada 254 wirausaha. Hingga September ini sudah membantu pencairan sebesar Rp111,9 M dari 388 wirausaha dari lembaga pembiayaan," katanya. 

Tulang Punggung

Ibrahim Kepala Perwakilan BI DIY mengatakan SIBakul Financetopia merupakan langkah konkret dalam mendukung UMKM sebagai tulang punggung ekonomi di DIY. Program ini terintegrasi dengan SIKP akan membuka potensi yang lebih luas terhadap kredit usaha rakyat.

"UMKM akan mendapatkan peluang lebih besar untuk mendapatkan akses yang mudah dan terjangkau dan kami sangat apresiasi dan mendukung penuh program ini," katanya.

Ibrahim menjelaskan dalam mendukung pengembangan UMKM di DIY pihaknya telah meluncurkan berbagai kebijakan. Pertama kebijakan makroprudensial yang mendukung penyaluran kredit perbankan ke sektor UMKM.

"Kami telah memberikan insentif kepada perbankan yang menyalurkan kredit UMKM dengan rasio tertentu. Kedua dengan digitalisasi dengan mendorong UMKM salah satunya dengan penggunaan QRIS menjadi pintu pembayaran hingga permodalan secara digital," katanya.

Ibrahim mengatakan sinergi Pemda, Kementerian, lembaga keuangan dan otoritas seperti  BI dan OJK menjadi kunci keberhasilan program SIBakul Financetopia ini. Oleh karena itu pihaknya bersinergi untuk memastikan program ini dapat berjalan dengan baik.

"Selamat atas peluncuran Sibakul semoga menjadi contoh sukses pengembangan UMKM di Indonesia khususnya di DIY," katanya.

 Eko Yunianto Kepala OJK DIY mengucapkan terima kasih atas sinergi dan kolaborasi antara Pemda DIY dengan BI atas terselenggaranya SIBakul Financetopia. Acara ini juga bagian dari rangkaian bulan inklusi keuangan DIY.

"Bersedia bersinergi demi terselenggara workshop dan expo produk layanan jasa keuangan di DIY," katanya.

Eko menjelaskan OJK telah menggelar survei nasional literasi dan inklusi keuangan yang menggunakan parameter pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap dan perilaku. Indeks inklusi keuangan menggunakan parameter menggunakan produk layanan keuangan.

"Berdasarkan survei tahun 2024 indeks literasi keuangan sebesar 65,43% dan indeks inklusi 75,02%. Ini ada gap sekitar 9,5% yang menandakan bahwa masyarakat yang sudah akses layanan jasa keuangan tapi belum memahami terkait manfaat dan risiko dari jasa keuangan yang digunakannya," katanya.

Eko mengatakan survei tersebut juga menyebutkan jika berdasarkan gender, indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi dibanding laki laki  yaitu 66,75% dan laki laki 64,14%. Sementara indeks inklusi keuangan perempuan lebih tinggi sebesar 76,08% sementara laki laki 73,97%.

"Tingkat inklusi keuangan ditargetkan mencapai 90% pada tahun 2024. Melihat hasilnya yang mencapai 75% maka tantangannya masih sangat besar, masih ada selisih 15% sampai dengan akhir 2024," katanya.

Eko mengatakan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan maka OJK menetapkan sasaran prioritas literasi dan inklusi keuangan tahun 2024. Pertama sasaran prioritas masyarakat daerah 3T, petani, nelayan, penyandang disabilitas dan pelajar atau santri. Sementara sasaran inklusi keuangan adalah pelaku UMKM, perempuan, masyarakat wilayah pedesaan, dan penyandang disabilitas serta pelajar.

"UMKM peran utama inklusi keuangan memberikan contoh nyata penggunaan produk keuangan, seperti perbankan digital atau asuransi menjadi contoh langsung masyarakat," katanya.

Dalam acara SIBakul Financetopia  dilaunching integrasi antara SIBakul dengan SIKP dan peluncuran Mas TeMo atau Maskot Teras Malioboro. Selain itu juga ada expo Layanan Jasa Keuangan di Royal Ambarrukmo Hotel ini. Terlihat beberapa UMKM mendatangi tenant expo LJK untuk mengetahui produk layanan keuangannya. (***)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial

Jogja
| Kamis, 21 November 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement