Advertisement
Ini Langkah BI DIY dan TPID dalam Mengendalikan Inflasi Jelang Nataru

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY dan stakeholder terkait menggelar High Level Meeting dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Tekanan inflasi di akhir tahun cenderung meningkat didorong oleh meningkatnya permintaan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Ibrahim mengatakan dari sisi penawaran, pasokan komoditas tanaman pangan dan hortikultura cenderung berkurang seiring masa panen raya yang telah berlalu. Oleh karena itu setidaknya ada lima rekomendasi upaya pengendalian inflasi jangka pendek dari hulu, tengah, hingga hilir.
Advertisement
Ia mengatakan, rekomendasi pertama adalah mendorong petani untuk tetap berproduksi. Melalui kepastian penyerapan pasokan, pengelolaan ekspektasi produsen, pendampingan dan fasilitasi peningkatan produksi dan kualitas.
"Kedua, memperkuat data neraca pangan untuk memudahkan tracking komoditas pangan strategis yang mendukung Kerjasama Antar Daerah (KAD)," ucapnya dalam keterangan resminya, Selasa (26/11/2024).
Kemudian rekomendasi ketiga adalah penyerapan excess supply komoditas strategis melalui dukungan peran BUMD Taru Martani dan Bulog. Termasuk mengoptimalkan peran ASN yang disinergikan dengan gerakan sosial di masyarakat.
BACA JUGA: Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
Keempat, pengembangan inovasi sarana pertanian digital dan pengaturan pola tanam. Termasuk mendorong hilirisasi pangan berkelanjutan dengan didukung penguatan infrastruktur dan rantai pasok.
Dan terakhir melakukan komunikasi secara periodik kepada masyarakat terkait belanja bijak. Diharapkan juga terdapat koordinasi dan pengawasan berkala dan terstruktur untuk menjamin ketersediaan hingga distribusi BBM dan LPG di masyarakat.
"Secara umum kondisi pasokan di DIY stabil dan diharapkan dapat mencukupi kebutuhan pasokan Nataru," jelasnya.
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menyampaikan pentingnya peranan sinergi antar lembaga dan daerah dalam menjaga stabilitas inflasi sehingga mendukung kinerja ekonomi, keterjangkauan harga komoditas dan daya beli masyarakat.
Isu-isu strategis utamanya terkait pengelolaan sampah juga perlu mendapat perhatian serius dan menjadi tanggung jawab bersama untuk menjamin kenyamanan seluruh masyarakat. "Mengingat sektor pariwisata merupakan sektor penggerak ekonomi utama di DIY," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kebijakan WFA Buat Pergerakan Penumpang Kereta Lebih Merata
- Pemerintah Bakal Bangun Rumah Subsidi untuk Nakes, Guru, Nelayan, dan Wartawan
- Bendahara Negara Yakin Lebaran Berdampak ke Pertumbuhan Ekonomi
- Juli, 70.000 Koperasi Desa Merah Putih Terbentuk
- TIPS KELOLA UANG: Jurus Atur THR untuk Keuangan yang Sehat
Advertisement

Anggota Kepolisian Polda DIY Terlibat Laka Lantas hingga Meninggal di Jalan Baru Gading Gunungkidul
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kemenkes Bakal Bantu Nakes Peroleh Rumah Bersubsidi, Begini Syaratnya
- Lebaran Hari Kedua, Harga Berbagai Jenis Daging Naik
- Pengunjung Usaha Kuliner di Jogja Tak Sebanyak Lebaran Tahun Lalu
- Meski Perekonomian Sulit, Masih Banyak Warga Ngemal
- Anggota DPR: Mudik 2025 Bukti Situasi Ekonomi di Indonesia Terkendali
Advertisement
Advertisement